Kemenko PMK tekankan pentingnya peringatan dini dalam mitigasi bencana
12 Oktober 2022 17:37 WIB
Deputi Bidang Koordinasi Pemerataan Pembangunan Wilayah dan Penanggulangan Bencana Kemenko PMK Letjen TNI (Purn) Sudirman saat wawancara virtual bersama ANTARA. ANTARA/Wuryanti Puspitasari.
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) menekankan pentingnya kesiapan sistem peringatan dini dalam rangka mendukung mitigasi bencana.
"Salah satu aspek penting dalam mitigasi bencana adalah sistem peringatan dini yang dapat memberikan informasi secara cepat," kata Deputi Bidang Koordinasi Pemerataan Pembangunan Wilayah dan Penanggulangan Bencana Kemenko PMK Letjen TNI (Purn) Sudirman dihubungi di Jakarta, Rabu.
Dia menjelaskan kementerian/lembaga terkait perlu memastikan kesiapan sistem peringatan dini dalam rangka melakukan diseminasi informasi yang dapat diterima masyarakat dalam waktu singkat.
"Keberadaan sistem peringatan dini sangat penting guna mendukung upaya pengurangan risiko bencana karena dapat mendorong kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana," katanya.
Kemenko PMK juga menekankan perlunya sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat agar dapat memahami informasi peringatan yang disampaikan.
"Kementerian/lembaga terkait perlu memberikan pembelajaran kepada masyarakat agar dapat memahami informasi peringatan yang disampaikan agar dapat mengambil tindakan yang diperlukan sesaat setelah menerima informasi tersebut," katanya.
Baca juga: Kemenko PMK perkuat koordinasi lintas sektor terkait mitigasi bencana
Dia juga mengingatkan mengenai perlunya penyediaan informasi iklim dan cuaca yang aktual.
"Informasi iklim dan cuaca yang aktual sangat dibutuhkan masyarakat, terutama mendekati puncak musim hujan tahun 2022 ini," katanya.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan bahwa puncak musim hujan di sebagian wilayah Indonesia terjadi pada bulan Desember 2022 hingga Januari 2023.
"Masyarakat juga diimbau untuk terus memantau informasi cuaca maupun peringatan dini yang dikeluarkan oleh instansi terkait," katanya.
Masyarakat, kata dia, juga perlu terus meningkatkan kewaspadaan serta mengambil langkah-langkah yang diperlukan apabila terjadi bencana.
"Misalkan melakukan evakuasi mandiri ke titik aman terdekat, membantu kelompok rentan seperti anak-anak, ibu hamil, lansia, penyandang disabilitas. Selain itu menyiapkan perlengkapan siaga bencana seperti P3K, kecukupan logistik, dan lampu senter untuk penerangan," katanya.
Baca juga: UI edukasi remaja Banten mitigasi bencana
Baca juga: BPBD Kabupaten Madiun lakukan mitigasi bencana hidrometeorologi
Baca juga: BMKG Jabar rekomendasikan pemda lakukan mitigasi area rentan bencana
"Salah satu aspek penting dalam mitigasi bencana adalah sistem peringatan dini yang dapat memberikan informasi secara cepat," kata Deputi Bidang Koordinasi Pemerataan Pembangunan Wilayah dan Penanggulangan Bencana Kemenko PMK Letjen TNI (Purn) Sudirman dihubungi di Jakarta, Rabu.
Dia menjelaskan kementerian/lembaga terkait perlu memastikan kesiapan sistem peringatan dini dalam rangka melakukan diseminasi informasi yang dapat diterima masyarakat dalam waktu singkat.
"Keberadaan sistem peringatan dini sangat penting guna mendukung upaya pengurangan risiko bencana karena dapat mendorong kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana," katanya.
Kemenko PMK juga menekankan perlunya sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat agar dapat memahami informasi peringatan yang disampaikan.
"Kementerian/lembaga terkait perlu memberikan pembelajaran kepada masyarakat agar dapat memahami informasi peringatan yang disampaikan agar dapat mengambil tindakan yang diperlukan sesaat setelah menerima informasi tersebut," katanya.
Baca juga: Kemenko PMK perkuat koordinasi lintas sektor terkait mitigasi bencana
Dia juga mengingatkan mengenai perlunya penyediaan informasi iklim dan cuaca yang aktual.
"Informasi iklim dan cuaca yang aktual sangat dibutuhkan masyarakat, terutama mendekati puncak musim hujan tahun 2022 ini," katanya.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan bahwa puncak musim hujan di sebagian wilayah Indonesia terjadi pada bulan Desember 2022 hingga Januari 2023.
"Masyarakat juga diimbau untuk terus memantau informasi cuaca maupun peringatan dini yang dikeluarkan oleh instansi terkait," katanya.
Masyarakat, kata dia, juga perlu terus meningkatkan kewaspadaan serta mengambil langkah-langkah yang diperlukan apabila terjadi bencana.
"Misalkan melakukan evakuasi mandiri ke titik aman terdekat, membantu kelompok rentan seperti anak-anak, ibu hamil, lansia, penyandang disabilitas. Selain itu menyiapkan perlengkapan siaga bencana seperti P3K, kecukupan logistik, dan lampu senter untuk penerangan," katanya.
Baca juga: UI edukasi remaja Banten mitigasi bencana
Baca juga: BPBD Kabupaten Madiun lakukan mitigasi bencana hidrometeorologi
Baca juga: BMKG Jabar rekomendasikan pemda lakukan mitigasi area rentan bencana
Pewarta: Wuryanti Puspitasari
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2022
Tags: