Sandiaga: Jamu merupakan bagian dari identitas Indonesia
12 Oktober 2022 11:09 WIB
Arsip foto - Tangkapan layar - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno dalam The Weekly Brief with Sandi Uno, Jakarta, Senin (10/10/2022). ANTARA/M. Baqir Idrus Alatas./pri.
Jakarta (ANTARA) - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno menyatakan jamu secara turun-temurun telah dipercaya masyarakat Indonesia sebagai ramuan tradisional untuk kesehatan sehingga minuman herbal tersebut sudah menjadi identitas Indonesia.
Karena itu, ia mengapresiasi "Festival, Pameran Arsip dan Sarasehan Jamu" yang digelar pada 11 Oktober - 11 November 2022 di Gedung ANRI Jakarta mengingat telah menjadi ajang promosi sekaligus melestarikan rempah-rempah Indonesia terutama jamu.
"Ini sejalan dengan arah kebijakan yang dicanangkan Presiden Joko Widodo pada November 2021 mengenai Indonesia Spice Up the World agar produk bumbu atau pangan olahan dan rempah Indonesia semakin mendunia,” katanya lewat keterangan resmi, Jakarta, Rabu.
Menurut dia, jamu Indonesia nan kaya rempah patut dilestarikan, salah satunya dengan mengadakan kegiatan yang dapat menyebarluaskan pengetahuan tentang jamu melalui rekaman atau catatan arsip.
Festival tersebut dinilai menjadi upaya membantu diseminasi nilai budaya lokal dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) untuk pemasaran jamu di tingkat nasional maupun internasional.
“Tentunya berpotensi menambah lapangan kerja untuk masyarakat," ujar dia.
Kepala ARSIP Nasional RI (ANRI), Imam Gunarto menerangkan bahwa festival itu diinisiasi oleh pihaknya dan didukung Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi DKI Jakarta, PT. Putri Nilam Puspitasari, dan Gabungan Pengusaha Jamu Indonesia.
Dalam pameran arsip jamu dan tanaman obat nusantara tersebut, ditampilkan 32 arsip foto serta 10 foto dan tulisan dari surat kabar pada masa Kolonial Hindia Belanda.
“Pameran ini menjadi salah satu upaya pemanfaatan arsip dalam mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pembelajaran terhadap nilai-nilai budaya lokal di Indonesia, serta meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat terhadap warisan budaya dan rempah nusantara," ucap Imam.
Bagi masyarakat yang hendak menyemarakkan acara Festival, Pameran Arsip dan Sarasehan Jamu, dapat dikunjungi secara gratis dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.
Baca juga: Akademisi UNS: Perlu edukasi terkait penggunaan obat tradisional
Baca juga: Mengenal wisata jamu tradisional di Sukoharjo
Baca juga: Setpres kembalikan naskah asli teks proklamasi ke ANRI
Karena itu, ia mengapresiasi "Festival, Pameran Arsip dan Sarasehan Jamu" yang digelar pada 11 Oktober - 11 November 2022 di Gedung ANRI Jakarta mengingat telah menjadi ajang promosi sekaligus melestarikan rempah-rempah Indonesia terutama jamu.
"Ini sejalan dengan arah kebijakan yang dicanangkan Presiden Joko Widodo pada November 2021 mengenai Indonesia Spice Up the World agar produk bumbu atau pangan olahan dan rempah Indonesia semakin mendunia,” katanya lewat keterangan resmi, Jakarta, Rabu.
Menurut dia, jamu Indonesia nan kaya rempah patut dilestarikan, salah satunya dengan mengadakan kegiatan yang dapat menyebarluaskan pengetahuan tentang jamu melalui rekaman atau catatan arsip.
Festival tersebut dinilai menjadi upaya membantu diseminasi nilai budaya lokal dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) untuk pemasaran jamu di tingkat nasional maupun internasional.
“Tentunya berpotensi menambah lapangan kerja untuk masyarakat," ujar dia.
Kepala ARSIP Nasional RI (ANRI), Imam Gunarto menerangkan bahwa festival itu diinisiasi oleh pihaknya dan didukung Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi DKI Jakarta, PT. Putri Nilam Puspitasari, dan Gabungan Pengusaha Jamu Indonesia.
Dalam pameran arsip jamu dan tanaman obat nusantara tersebut, ditampilkan 32 arsip foto serta 10 foto dan tulisan dari surat kabar pada masa Kolonial Hindia Belanda.
“Pameran ini menjadi salah satu upaya pemanfaatan arsip dalam mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pembelajaran terhadap nilai-nilai budaya lokal di Indonesia, serta meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat terhadap warisan budaya dan rempah nusantara," ucap Imam.
Bagi masyarakat yang hendak menyemarakkan acara Festival, Pameran Arsip dan Sarasehan Jamu, dapat dikunjungi secara gratis dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.
Baca juga: Akademisi UNS: Perlu edukasi terkait penggunaan obat tradisional
Baca juga: Mengenal wisata jamu tradisional di Sukoharjo
Baca juga: Setpres kembalikan naskah asli teks proklamasi ke ANRI
Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2022
Tags: