Paris (ANTARA) - Aksi mogok kerja di sejumlah kilang minyak utama di Prancis berlanjut pada Senin (10/10) dan memicu kepanikan terkait bahan bakar minyak (BBM) di negara tersebut.

Aksi mogok kerja di kilang minyak TotalEnergies dan ExxonMobil akan berlanjut hingga Selasa (11/10), kata serikat buruh Prancis, Confederation Generale du Travail (CGT).

Menurut Kementerian Transisi Energi Prancis, sebanyak 29,4 persen stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di negara tersebut mengalami kesulitan dengan setidaknya satu produk pada Senin, dibandingkan dengan 19 persen yang tercatat pada Jumat (7/10).
Perdana Menteri Prancis Elisabeth Borne mengadakan rapat krisis darurat pada Senin (10/10)malam. Menurut media Prancis, pemerintah akan melarang pengisian BBM ke jeriken di seluruh negara tersebut. Pada akhir pekan lalu, TotalEnergies dan CGT sepakat untuk memulai negosiasi namun gagal mencapai kesepakatan.


Aksi mogok kerja mengakibatkan pengiriman BBM berkurang, sehingga menimbulkan kekhawatiran dan antrean panjang. Transportasi bus sekolah turut terdampak oleh aksi mogok tersebut.

"Warga Prancis seharusnya tidak menjadi korban dari konflik sosial yang tidak menyangkut mereka ini," kata Menteri Transisi Energi Prancis Agnes Pannier-Runacher pada Senin.

Selain aksi mogok kerja, harga BBM mengalami kenaikan dalam tujuh hari terakhir.

Untuk mengatasi kelangkaan bahan bakar, pemerintah Prancis telah mengeluarkan volume BBM yang signifikan dari stok strategisnya dan mengintensifkan impor BBM dari Belgia.
Pada akhir pekan lalu, TotalEnergies dan CGT sepakat untuk memulai negosiasi namun gagal mencapai kesepakatan


Para peserta aksi mogok kerja menuntut kenaikan gaji sebagai kompensasi atas inflasi tinggi yang sedang dialami Prancis.