Jakarta (ANTARA) - Kepala Perpustakaan Nasional Muhammad Syarif Bando meminta pustakawan di seluruh Indonesia bersama-sama membantu meningkatkan kualitas literasi serta harkat dan martabat hidup masyarakat.

"Pustakawan yang eksistensinya telah diakui oleh pemerintah dituntut untuk mampu meningkatkan kualitas serta harkat dan martabat hidup masyarakat," ujar Syarif dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa.

Pernyataan itu disampaikan Syarif saat memberikan sambutan pada kegiatan Orasi Ilmiah Pustakawan Ahli Utama yang berlangsung secara hibrida di Perpusnas, Selasa.

Syarif mengatakan pustakawan dewasa ini harus mampu lebih fokus untuk meyakinkan seluruh pemangku kepentingan akan keberadaan perpustakaan dalam kehidupan mereka.

Baca juga: Setiap tahun, Perpusnas hadirkan 500 perpustakaan desa

Pasalnya, adanya perbedaan yang cukup signifikan antara implementasi dengan ilmu yang didapat oleh masyarakat saat mengenyam pendidikan formal.

Menurutnya, program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial yang digaungkan oleh Perpusnas sangat berperan untuk mengubah hidup masyarakat menjadi lebih baik.

Dia menegaskan perpustakaan secara nyata berkontribusi dalam meningkatkan perekonomian nasional melalui pembekalan kemampuan untuk membangun usaha kepada masyarakat.

"Yang paling penting adalah bagaimana cara kita bisa merubah bangsa kita menjadi bangsa yang besar dengan mangimplementasikan 70 persen transfer knowledge kepada masyarakat," kata dia.

Baca juga: Perpusnas Dorong Gemar Membaca untuk Karakter Bangsa

Pada kegiatan orasi ilmiah ini, Kepala Perpusnas mengukuhkan lima Pustakawan Ahli Utama yakni Kamaludin dari Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN), Hartono dari Perpusnas, Luh Putu Haryani dari Sekretariat Daerah Bali, Supratomo dari Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Provinsi Jawa Timur (Dispusip Jawa Timur), dan Mariana Ginting dari Perpusnas.

Pustakawan Ahli Utama Perpusnas Mariana Ginting dalam orasi ilmiahnya mengatakan penetrasi teknologi digital membuat timbulnya pergeseran kebiasaan membaca buku. Saat ini, para pembaca dimudahkan untuk mendapatkan informasi melalui gawai yang mereka miliki.

Seiring dengan penetrasi teknologi digital, penerbit juga dihadapkan dengan tuntutan baru untuk dapat beralih menggunakan platform digital dalam upaya meningkatkan penjualan bukunya.

Baca juga: Perpusnas tekankan pentingnya membaca untuk SDM unggul

"Tidak hanya buku tercetak, penerbit harus mampu menjual buku berformat digital," kata dia.