"Komunitas Belajar menjadi salah satu workstream yang menjadi strategi yang mendukung implementasi kurikulum merdeka. Tujuannya untuk meningkatkan kompetensi guru, tenaga kependidikan, dan pendidik lainnya," papar Nissa dalam Kuliah Umum Pembelajaran Berbasis TIK (PembaTIK) Level 4 2022 yang digelar daring diikuti di Jakarta, Selasa.
Ia menjelaskan, komunitas belajar adalah sekelompok guru, tenaga kependidikan, dan pendidik lainnya (GTKPL) yang belajar bersama-sama dan berkolaborasi secara terus menerus untuk meningkatkan kualitas pembelajaran sehingga berdampak baik pada hasil belajar peserta didik.
Selain memfasilitasi belajar bersama, Nissa mengatakan komunitas belajar juga memfasilitasi kolaborasi untuk pengembangan perangkat ajar.
"Komunitas belajar juga akan menumbuhkan kepercayaan diri bagi anggota untuk berpartisipasi aktif di dalam komunitas. Anggota pun dapat menerapkan hasil belajar yang diperoleh dari komunitas pada pekerjaan sehari-hari," katanya.
Baca juga: Komunitas Merdeka Belajar berperan dalam transformasi pendidikan
Untuk memenuhi kebutuhan anggota, Nissa menjelaskan siklus belajar di dalam komunitas diawali dengan mengidentifikasi kebutuhan belajar atau permasalahan yang sedang dihadapi oleh anggotanya
"Lalu setelah diidentifikasi, ciptakan sebuah zona aman sehingga setiap anggotanya bisa berbagi masalah dan mengembangkan proses untuk mencari solusi. Tidak ada yang dominan, jadi kita maju bersama," tambah Nissa.
Selanjutnya, ia mengatakan setiap anggota dapat saling berbagi pengalaman menjalankan praktik baik dalam belajar dan mengajar. Setelah itu, semua anggota berdiskusi untuk merefleksikan kegiatan yang telah dilakukan.
"Diskusikan yang bagus apa, yang kurang apa, dan yang harus dilakukan selanjutnya apa. Terakhir, kegiatannya didokumentasikan. Untuk apa? Agar hasil diskusi ini bisa jadi bahan belajar di komunitasnya. Begitu seterusnya," lanjut dia.
Baca juga: Program Merdeka Belajar mewujudkan pendidikan berkualitas
Untuk bergabung ke dalam komunitas belajar, guru cukup melakukan pendaftaran di fitur komunitas pada platform Merdeka Mengajar. Namun, Nissa mengatakan ada beberapa kriteria komunitas belajar dan penggerak komunitas belajar yang harus dipenuhi.
Kriteria komunitas belajar adalah harus memiliki penggerak atau pengurus aktif, memiliki pertemuan rutin baik secara offline maupun online, dan memiliki anggota yang sudah atau akan menerapkan kurikulum merdeka.
Sedangkan kriteria penggerak komunitas belajar adalah aktif menjadi bagian dari komunitas, memiliki akun belajar.id atau madrasah.kemenag.go.id, aktif mengelola komunitas belajar, sudah menggunakan platform Merdeka Mengajar, berkomitmen memfasilitasi proses belajar rekan sejawat, dan memiliki komitmen menggerakkan komunitas.
Baca juga: Kurikulum baru tekankan belajar sampai bisa bukan sekadar tahu