Jakarta (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengembangkan sistem tanam mangrove terintegrasi yang menggunakan pesawat nirawak (drone) yang dikenal sebagai integrated mangrove sowing system untuk mempermudah penanaman mangrove di lokasi-lokasi yang sulit dijangkau.

"Teknologi yang sedang dikembangkan itu kita menggunakan teknologi drone. Jadi kita bangun drone yang ukuran bentangnya itu sekitar dua meter," kata peneliti ahli madya di Pusat Riset Oseanografi BRIN Yaya Ihya Ulumuddin saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Selasa.

Baca juga: Indonesia dorong inisiatif untuk rehabilitasi mangrove di forum G20

Yaya menuturkan drone tersebut mampu mengangkat beban hingga 15 kilogram atau sekitar 1.300 biji bibit mangrove. Teknologi tersebut ditujukan untuk mempercepat rehabilitasi mangrove terutama di lokasi yang sulit dijangkau.

Biji mangrove disiapkan dalam bentuk bola dengan dilapisi tanah, arang, sekam, dan diberi nutrisi dan formula bakteri untuk memudahkan biji tersebut tumbuh pada saat sampai ke tanah.

"Bijinya dibawa sama drone, kemudian ditembakkan istilahnya ke area yang akan direhabilitasi," tuturnya.

Baca juga: KLHK: Beberapa negara tertarik kolaborasi untuk rehabilitasi mangrove

Sistem tanam mangrove dengan menggunakan drone tersebut diujicoba pada November 2021 di Subang, Jawa Barat, dan Desember 2021 di Bali. Sekitar 70 persen dari jumlah bibit yang "ditembakkan" menggunakan drone ke area tanam dapat tumbuh.

Sebelum melakukan penanaman bibit mangrove, Yaya mengatakan pihaknya mengidentifikasi dan menentukan lokasi tanam berdasarkan kriteria tertentu termasuk kondisi area tanam yang harus sesuai dengan jenis mangrove yang akan ditanam.

Pada uji coba teknologi tersebut di lapangan, tim peneliti menggunakan mangrove jenis Avicennia marina yang biasanya tumbuh pada area dengan substrat lumpur dan kondisi pasang surut tertentu, yakni tidak boleh terlalu lama tergenang dan kering.

Baca juga: BRGM: Indonesia perlihatkan komitmen besar untuk rehabilitasi mangrove

Ia berharap pemanfaatan sistem tanam mangrove berbasis pesawat nirawak tersebut dapat diperluas untuk mempercepat proses penanaman mangrove di area yang sulit dijangkau seperti lumpur.