Hexagon-PIDI jalin kerja sama pelatihan 1.000 insinyur industri 4.0
11 Oktober 2022 18:19 WIB
Hexagon Manufacturing Intelligence (Hexagon) bersama Pusat Inovasi Digital Industri (PIDI 4.0) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menandatangani nota kesepahaman (MoU) terkait dengan pemajuan pelatihan Industri 4.0 di Indonesia. ANTARA/HO-Hexagon
Jakarta (ANTARA) - Hexagon Manufacturing Intelligence (Hexagon) bersama Pusat Inovasi Digital Industri (PIDI 4.0) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menandatangani nota kesepahaman (MoU) terkait kerja sama pelatihan industri 4.0 di Indonesia.
Kerja sama ini bertujuan mempercepat transformasi industri 4.0 di Indonesia, dengan ruang lingkup kerja sama meliputi pengembangan pendidikan, kurikulum pelatihan dan program pelatihan, penggunaan mesin Hexagon CNC lima aksis virtual di area pusat pameran PIDI, dan pertukaran tenaga ahli pengembangan industri 4.0.
"Kerja sama ini akan membuka kesempatan kolaborasi dan pertumbuhan bisnis yang lebih luas bagi Hexagon di kawasan Indonesia," kata General Manager for ASEAN and Pacific Hexagon Terence Lim dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Selasa.
Ia memperkirakan terdapat 500 hingga 1.000 insinyur per tahun yang akan menyertai pelatihan dan peningkatan ketrampilan ini.
Hexagon juga akan terus mengembangkan solusi manufaktur cerdas dalam pelatihan tersebut, tidak terbatas pada solusi computer aided manufacturing (CAM).
Adapun hal unik dari pelatihan dan kurikulum yang akan diberikan adalah penggunaan simulator CNC untuk melatih teknisi mesin. Seiring berjalannya waktu, perluasan materi pelatihan juga akan dilakukan dengan solusi lengkap dari Hexagon.
Hexagon pun yakin dapat membantu banyak pelaku industri di berbagai sektor, mulai dari otomotif, migas, dan antariksa, agar terakselerasi menerapkan industri 4.0 melalui pelatihan tersebut.
Sementara itu, Kemenperin mencatat saat ini PIDI 4.0 memiliki 30 mitra kerja, yang terdiri dari 26 perusahaan dan 4 universitas untuk pengembangan sumber daya manusia, industri, dan transformasi industri 4.0.
Direktur PIDI 4.0 Tirta Wisnu Permana menilai kerja sama dengan Hexagon memenuhi objektif PIDI 4.0 di beberapa bidang.
Kerja sama ini berlaku selama tiga tahun dan bisa diperpanjang hingga dua tahun kemudian, sehingga PIDI 4.0 akan meningkatkan standar dan praktik terbaik.
PIDI pada dasarnya menawarkan one-stop solution bagi akselerasi transformasi menuju industri 4.0, dengan menyediakan pelatihan dan program peningkatan ketrampilan untuk para operator, insinyur, dan pekerja lokal yang membutuhkan peningkatan keterampilan. PIDI juga menjadi platform showcase inovasi berbagai proyek proof-of-concept.
Adapun kerja sama ini sejalan dengan isu prioritas G20 yakni transformasi digital, terutama untuk meningkatkan kapabilitas digital dan mewujudkan Making Indonesia 4.0, yang mana Kemenperin telah menetapkan tujuh sektor prioritas, yang terdiri atas makanan dan minuman, otomotif, kimia, tekstil dan produk tekstil, elektronik, dan alat kesehatan.
Ketujuh sektor ini dipilih karena dapat menyumbang 70 persen dari total produk domestik bruto (PDB) manufaktur, 65 persen ekspor manufaktur, dan 60 persen pekerja industri.
Proporsi pekerja di tujuh sektor prioritas dalam lima tahun terakhir telah menunjukkan tren yang meningkat, yaitu sebanyak 5,02 persen pada 2015 dan 5,7 persen pada 2020.
Baca juga: Kemenperin dukung pengembangan "Silicon Valley" Indonesia
Baca juga: Kemenperin : PIDI 4.0 percepat transformasi digital sektor industri
Baca juga: Kemenperin hadirkan digital forum percepat tranformasi Industri 4.0
Kerja sama ini bertujuan mempercepat transformasi industri 4.0 di Indonesia, dengan ruang lingkup kerja sama meliputi pengembangan pendidikan, kurikulum pelatihan dan program pelatihan, penggunaan mesin Hexagon CNC lima aksis virtual di area pusat pameran PIDI, dan pertukaran tenaga ahli pengembangan industri 4.0.
"Kerja sama ini akan membuka kesempatan kolaborasi dan pertumbuhan bisnis yang lebih luas bagi Hexagon di kawasan Indonesia," kata General Manager for ASEAN and Pacific Hexagon Terence Lim dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Selasa.
Ia memperkirakan terdapat 500 hingga 1.000 insinyur per tahun yang akan menyertai pelatihan dan peningkatan ketrampilan ini.
Hexagon juga akan terus mengembangkan solusi manufaktur cerdas dalam pelatihan tersebut, tidak terbatas pada solusi computer aided manufacturing (CAM).
Adapun hal unik dari pelatihan dan kurikulum yang akan diberikan adalah penggunaan simulator CNC untuk melatih teknisi mesin. Seiring berjalannya waktu, perluasan materi pelatihan juga akan dilakukan dengan solusi lengkap dari Hexagon.
Hexagon pun yakin dapat membantu banyak pelaku industri di berbagai sektor, mulai dari otomotif, migas, dan antariksa, agar terakselerasi menerapkan industri 4.0 melalui pelatihan tersebut.
Sementara itu, Kemenperin mencatat saat ini PIDI 4.0 memiliki 30 mitra kerja, yang terdiri dari 26 perusahaan dan 4 universitas untuk pengembangan sumber daya manusia, industri, dan transformasi industri 4.0.
Direktur PIDI 4.0 Tirta Wisnu Permana menilai kerja sama dengan Hexagon memenuhi objektif PIDI 4.0 di beberapa bidang.
Kerja sama ini berlaku selama tiga tahun dan bisa diperpanjang hingga dua tahun kemudian, sehingga PIDI 4.0 akan meningkatkan standar dan praktik terbaik.
PIDI pada dasarnya menawarkan one-stop solution bagi akselerasi transformasi menuju industri 4.0, dengan menyediakan pelatihan dan program peningkatan ketrampilan untuk para operator, insinyur, dan pekerja lokal yang membutuhkan peningkatan keterampilan. PIDI juga menjadi platform showcase inovasi berbagai proyek proof-of-concept.
Adapun kerja sama ini sejalan dengan isu prioritas G20 yakni transformasi digital, terutama untuk meningkatkan kapabilitas digital dan mewujudkan Making Indonesia 4.0, yang mana Kemenperin telah menetapkan tujuh sektor prioritas, yang terdiri atas makanan dan minuman, otomotif, kimia, tekstil dan produk tekstil, elektronik, dan alat kesehatan.
Ketujuh sektor ini dipilih karena dapat menyumbang 70 persen dari total produk domestik bruto (PDB) manufaktur, 65 persen ekspor manufaktur, dan 60 persen pekerja industri.
Proporsi pekerja di tujuh sektor prioritas dalam lima tahun terakhir telah menunjukkan tren yang meningkat, yaitu sebanyak 5,02 persen pada 2015 dan 5,7 persen pada 2020.
Baca juga: Kemenperin dukung pengembangan "Silicon Valley" Indonesia
Baca juga: Kemenperin : PIDI 4.0 percepat transformasi digital sektor industri
Baca juga: Kemenperin hadirkan digital forum percepat tranformasi Industri 4.0
Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2022
Tags: