Sukabumi, Jabar (ANTARA) - Kepala Pusat Pengembangan Perpustakaan Sekolah dan Perguruan Tinggi Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Nurcahyono mengatakan literasi harus dikenalkan kepada anak sejak usia dini melalui berbagai rangsangan salah satunya dengan pola bermain dan belajar.

"Pengenalan literasi kepada anak usia dini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi dan sebagai fondasi pembelajaran untuk menentukan pendidikan anak ke jenjang selanjutnya," kata Nurcahyo di Sukabumi, Selasa.

Ia mengatakan, agar program pengenalan sekaligus penerapan literasi kepada anak usia dini sesuai target pihaknya pun menggandeng seluruh elemen mulai dari pemerintah daerah, legislatif maupun akademisi.

Baca juga: Perpusnas lakukan transformasi dengan lahirkan 3 juta pembuat konten

Menurut Nurcahyo literasi dini adalah kemampuan anak usia dini untuk membaca, menulis, dan berhitung (calistung) yang di mana pembelajarannya bisa didapat anak baik di rumah maupun lingkungan sosialnya.

Bunda Literasi Kota Sukabumi Fitri Hayati mengatakan metode calistung belum optimal diterapkan di lembaga pendidikan anak usia dini (PAUD). Oleh karena itu, pihaknya terus mendorong lembaga PAUD yang di Kota Sukabumi agar menerapkan metode calistung untuk mengembangkan kemampuan anak.

“Kurikulum di PAUD tidak mewajibkan metode calistung. Banyak terjadi keengganan ketika orang tua yang ingin mendaftarkan anaknya belajar melalui PAUD. Akibatnya, tumbuh menjamur lembaga kursus di luar PAUD yang lebih diapresiasi oleh para orang tua karena mengajarkan calistung,” katanya pada kegiatan Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat (PILM) Kota Sukabumi yang bertemakan "Budaya Literasi Digital dan Pentingnya Literasi Sejak Dini".

Baca juga: Perpusnas sebut perpustakaan digital untuk perluasan akses bacaan

Bunda Literasi yang ada di tingkat kecamatan hingga kelurahan dituntut untuk menggenjot literasi anak sejak dini. Untuk itu kolaborasi dan sinergi lintas sektor harus dilakukan seperti dengan posyandu. Fitri menambahkan, untuk Kota Sukabumi program Bunda Literasi sudah diintegrasikan di dalam unit layanan posyandu.

Di tempat yang sama, anggota Komisi X DPR RI Desy Ratnasari mengatakan agar program literasi untuk anak usia dini berjalan perlu adanya rencana, disiplin, komitmen, dan konsistensi bersama.

Menurut dia, pengasuh anak adalah tanggung jawab besar dan tidak mudah, apalagi di usia emas anak sedang banyak ingin tahu, kreatif, namun tidak sabaran. Seharusnya di usia ini, anak mulai dikenalkan dengan literasi yang sesuai dengan umurnya.

Baca juga: Komisi X DPR dorong Perpusnas perkuat tata kelola perpustakaan daerah

"Tenaga pengajar maupun orang tua alangkah baiknya sering-sering mengajak anak ke perpustakaan dan memanfaatkan perpustakaan sebagai tempat rekreasi," katanya.

Selain itu, pengenalan literasi untuk anak usia dini bisa dimulai dengan membiasakan anak membacakan buku cerita atau dongeng secara rutin oleh orangtua di rumah. Meski terkesan sederhana, membacakan buku pada anak adalah tahap awal mengenalkan mereka pada dunia literasi.