Terapkan perilaku "mindfulness" untuk jaga kesehatan mental
10 Oktober 2022 22:03 WIB
Praktisi kesehatan mental Adjie Santosoputro saat menjadi pembicara dalam acara Healthy Way to Do with Failure Allianz Life Indonesia di Jakarta, Senin (10/10/2022) (ANTARA/HO-Allianz Indonesia)
Jakarta (ANTARA) - Praktisi kesehatan mental Adjie Santosoputro mengingatkan masyarakat untuk menerapkan perilaku mindfulness untuk menjaga kesehatan mental terutama pada kondisi yang semakin menantang usai era pandemi COVID-19.
“Biasanya, banyak orang yang mengabaikan konsep mindfulness ini karena takut akan kegagalan yang mungkin terjadi. Sehingga berfokus untuk selalu mengejar target secara ambisius,” kata Adjie seperti dikutip dalam keterangan resmi PT Asuransi Allianz Life Indonesia saat menjadi pembicara dalam acara Healthy Way to Do with Failure di Jakarta, Senin.
Adjie menuturkan bahwa kesehatan mental menjadi isu yang hangat akhir-akhir ini dan sering menjadi pembahasan pada lintas platform media sosial setiap harinya. Tidak dipungkiri, hal tersebut terjadi akibat semakin menantangnya kondisi yang dialami masyarakat, sehingga beban kehidupan semakin terasa berat baik secara fisik maupun mental. Di samping itu, kesadaran Gen-Z dan Millennial, generasi yang menjadi populasi terbanyak, akan kesehatan mental sudah cukup tinggi seiring dengan terbukanya masyarakat terhadap isu tersebut.
Menurutnya, ada empat akibat yang mungkin timbul apabila tidak menerapkan konsep mindfulness dalam berkehidupan sehari-hari. Pertama, mengganggu relasi karena seseorang akan selalu merasa seperti dalam sebuah tekanan yang sebenarnya diciptakan oleh diri sendiri. Dampaknya, tanpa disadari, emosi akan cepat tersulut dan lebih mudah marah.
Kedua, sulit mendapatkan kebahagiaan karena menurut Adjie, kebahagiaan itu adanya pada present moment, yaitu masa sekarang yang sedang dijalankan. Seperti pada saat membaca artikel ini.
“Kebahagiaan akan sulit tercapai jika kita terlalu sibuk untuk memusingkan segala hal pada waktu yang bersamaan secara berlebihan. Seperti, kejadian di masa lalu, atau segala tuntutan yang mungkin akan datang,” tutur dia.
Selanjutnya akibat ketiga jika tidak menerapkan konsep mindfulness adalah terjebak pada toxic productivity. Mindfulness mengajarkan untuk produktif secara tepat, bukan secara cepat. Ingat, santai bukan berarti lambat, penting untuk mengusung kualitas di atas kuantitas. Sedangkan akibat keempat adalah terganggunya kesehatan mental dan fisik karena melakukan hal secara berlebihan bahkan terburu-buru dan lupa untuk menikmati momen dalam hidup.
Lebih lanjut, Adjie juga mengingatkan untuk jangan terlalu menakuti kegagalan, karena biasanya dari kegagalan tersebut seseorang bisa lebih mengerti bagaimana caranya untuk sukses. Untuk dapat membantu mengenali secara dini, apakah seseorang membutuhkan pertolongan atau tidak adalah dengan mengecek Kreasi (produktivitas), Relasi (hubungan dengan keluarga, teman dan tim), dan Rekreasi (kesenangan dalam hidup).
“Jika salah satu dari ketiga hal tersebut sudah terganggu, ada baiknya segera memeriksakan kondisi kesehatan mental,” ujarnya.
Adapun Allianz Indonesia secara rutin melakukan survei kepuasan karyawan sebagai dasar acuan untuk mendengar serta mengukur tingkat kebahagiaan karyawan selai juga menyediakan Employee Assistance Program, di mana karyawan bisa melakukan konsultasi kesehatan mental secara gratis dengan psikolog profesional.
Praktisi kesehatan mental Adjie Santosoputro saat menjadi pembicara dalam acara Healthy Way to Do with Failure Allianz Life Indonesia di Jakarta, Senin (10/10/2022) (ANTARA/HO-Allianz Indonesia).
Baca juga: Polri dukung kegiatan bangun kesehatan mental masyarakat
Baca juga: Psikiater: Orang tua wajib hadir fisik dan emosional di kehidupan anak
“Biasanya, banyak orang yang mengabaikan konsep mindfulness ini karena takut akan kegagalan yang mungkin terjadi. Sehingga berfokus untuk selalu mengejar target secara ambisius,” kata Adjie seperti dikutip dalam keterangan resmi PT Asuransi Allianz Life Indonesia saat menjadi pembicara dalam acara Healthy Way to Do with Failure di Jakarta, Senin.
Adjie menuturkan bahwa kesehatan mental menjadi isu yang hangat akhir-akhir ini dan sering menjadi pembahasan pada lintas platform media sosial setiap harinya. Tidak dipungkiri, hal tersebut terjadi akibat semakin menantangnya kondisi yang dialami masyarakat, sehingga beban kehidupan semakin terasa berat baik secara fisik maupun mental. Di samping itu, kesadaran Gen-Z dan Millennial, generasi yang menjadi populasi terbanyak, akan kesehatan mental sudah cukup tinggi seiring dengan terbukanya masyarakat terhadap isu tersebut.
Menurutnya, ada empat akibat yang mungkin timbul apabila tidak menerapkan konsep mindfulness dalam berkehidupan sehari-hari. Pertama, mengganggu relasi karena seseorang akan selalu merasa seperti dalam sebuah tekanan yang sebenarnya diciptakan oleh diri sendiri. Dampaknya, tanpa disadari, emosi akan cepat tersulut dan lebih mudah marah.
Kedua, sulit mendapatkan kebahagiaan karena menurut Adjie, kebahagiaan itu adanya pada present moment, yaitu masa sekarang yang sedang dijalankan. Seperti pada saat membaca artikel ini.
“Kebahagiaan akan sulit tercapai jika kita terlalu sibuk untuk memusingkan segala hal pada waktu yang bersamaan secara berlebihan. Seperti, kejadian di masa lalu, atau segala tuntutan yang mungkin akan datang,” tutur dia.
Selanjutnya akibat ketiga jika tidak menerapkan konsep mindfulness adalah terjebak pada toxic productivity. Mindfulness mengajarkan untuk produktif secara tepat, bukan secara cepat. Ingat, santai bukan berarti lambat, penting untuk mengusung kualitas di atas kuantitas. Sedangkan akibat keempat adalah terganggunya kesehatan mental dan fisik karena melakukan hal secara berlebihan bahkan terburu-buru dan lupa untuk menikmati momen dalam hidup.
Lebih lanjut, Adjie juga mengingatkan untuk jangan terlalu menakuti kegagalan, karena biasanya dari kegagalan tersebut seseorang bisa lebih mengerti bagaimana caranya untuk sukses. Untuk dapat membantu mengenali secara dini, apakah seseorang membutuhkan pertolongan atau tidak adalah dengan mengecek Kreasi (produktivitas), Relasi (hubungan dengan keluarga, teman dan tim), dan Rekreasi (kesenangan dalam hidup).
“Jika salah satu dari ketiga hal tersebut sudah terganggu, ada baiknya segera memeriksakan kondisi kesehatan mental,” ujarnya.
Adapun Allianz Indonesia secara rutin melakukan survei kepuasan karyawan sebagai dasar acuan untuk mendengar serta mengukur tingkat kebahagiaan karyawan selai juga menyediakan Employee Assistance Program, di mana karyawan bisa melakukan konsultasi kesehatan mental secara gratis dengan psikolog profesional.
Praktisi kesehatan mental Adjie Santosoputro saat menjadi pembicara dalam acara Healthy Way to Do with Failure Allianz Life Indonesia di Jakarta, Senin (10/10/2022) (ANTARA/HO-Allianz Indonesia).
Baca juga: Polri dukung kegiatan bangun kesehatan mental masyarakat
Baca juga: Psikiater: Orang tua wajib hadir fisik dan emosional di kehidupan anak
Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2022
Tags: