"Elektabilitas Ganjar-Airlangga lebih tinggi dibandingkan Prabowo-Puan, Prabowo-Muhaimin Iskandar, Anies-AHY, Anies-Khofifah, Puan-Ganjar, ataupun Ganjar- Puan," kata Peneliti LSI Denny JA Adjie Alfaraby dalam keterangannya di Jakarta, Senin,
Dalam tiga simulasi yang dilakukannya, duet Ganjar-Airlangga tetap berada di urutan teratas.
Pada simulasi pertama, koresponden lebih menyukai duet Ganjar-Airlangga yang berada di angka 24,9 persen
"Sementara pemilih yang menyukai pasangan Prabowo-Anies berada di angka 14,8 persen, dan pemilih yang menyukai pasangan Anies-AHY di angka 13,4 persen," kata Adjie.
Simulasi kedua, pihaknya menanyakan pilihan terhadap tiga pasang capres-cawapres (Ganjar-AH, Prabowo-Muhaimin, Anies-Puan).
Ganjar-Airlangga mendapatkan elektabilitas tertinggi di angka 31,1 persen. Kemudian, Prabowo-Muhaimin di angka 29,6 persen, dan posisi Anies-Puan di angka 14,1 persen.
"Yang menyatakan tidak tahu/tidak menjawab/rahasia di angka 25,2 persen," tuturnya.
Simulasi ketiga, menanyakan pilihan terhadap tiga pasang capres-cawapres dengan komposisi berikut (Ganjar-Airlangga, Prabowo-Puan, Anies-AHY).
Pasangan Ganjar-Airlangga kembali menempati posisi pertama dengan elektabilitas di angka 30 persen.
Posisi Kedua Prabowo-Puan di angka 23,9 persen, dan posisi ketiga Anies-AHY di angka 22,8 persen. Yang menyatakan tidak tahu/tidak jawab/rahasia berada di angka 23,3 persen.
Adjie berpendapat pasangan Ganjar-Airlangga dimungkinkan jika terjadi koalisi antara PDIP dan KIB (Golkar, PAN dan PPP).
"Koalisi ini juga potensial membentuk pemerintahan yang kuat," ujarnya.
PDIP dan Golkar bukan saja mewakili dua partai terbesar hasil pemilu terakhir 2019. Tapi koalisi ini juga mewakili dua segmen pemilih terbesar: nasionalis (PDIP, Golkar) dan Islam (PAN, PPP).
"Restu Megawati dan Puan Maharani memainkan peran penting yang memungkinkan terwujudnya pasangan ini," paparnya.
Survei nasional yang dilakukan pada 11 - 20 September 2022 melalui riset kualitatif dengan jumlah responden 1200 orang di 34 Provinsi di Indonesia. Wawancara dilaksanakan secara tatap muka (face to face interview).
Margin of error (Moe) survei ini adalah sebesar +/- 2.9 persen. Riset kualitatif dilakukan dengan analis media, Focus Group Discussion (FGD), dan indepth interview.