Jakarta (ANTARA) - Museum Kebangkitan Nasional Jakarta (Muskitnas) menggelar pameran virtual bertajuk Pendar Cahaya (API) sebagai upaya untuk mengajak masyarakat lebih mencermati pentingnya kesehatan jiwa lewat sejarah tokoh perjuangan alumni STOVIA (Sekolah Kedokteran Bumiputra).

“Pameran ini bertujuan untuk mengangkat kiprah para alumnus STOVIA yang bergerak di bidang kesehatan jiwa, sekaligus memberikan apresiasi dan inspirasi terhadap para tenaga kesehatan yang bergelut di bidang kesehatan jiwa,” kata Ketua Kegiatan Pameran Virtual Pendar Cahaya Museum Kebangkitan Nasional Swa Setyawan Adinegoro di Jakarta, Senin.

Saat ditemui dalam Pameran Virtual Museum Kebangkitan Nasional 2022, Swa menuturkan pameran virtual diadakan melalui laman pendarcahaya.com mulai tanggal 10 Oktober-30 November 2022.

Pameran tersebut juga digelar dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Jiwa Internasional 2022 dan terbuka untuk masyarakat dari berbagai lapisan serta usia.

Pameran Pendar Cahaya akan menyajikan informasi terkurasi mengenai sejarah penanganan kesehatan jiwa di Indonesia yang dimulai sejak zaman Hindia Belanda. Pameran juga menampilkan tokoh-tokoh alumnus STOVIA yang berkiprah di bidang kedokteran jiwa.

Baca juga: Muskitnas rayakan Hari Kebangkitan Nasional lewat "Ma(s)sa Bangkit"

Baca juga: Pengelola museum kemas peringatan Harkitnas semenarik mungkin


Di mana tiap-tiap materi yang disajikan terkait kisah dari para alumnus STOVIA yang berkecimpung di dunia kesehatan jiwa oleh Museum Kebangkitan Nasional, didapat dari hasil kolaborasi dengan Museum Kesehatan Jiwa Lawang yang berada di bawah asuhan Rumah Sakit Jiwa Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang dan Komunitas Kesehatan Mental Social Connect.

Swa menjelaskan Pendar Cahaya tidak hanya mengajak masyarakat mempelajari sejarah, pada laman pameran pun masyarakat diajak menikmati sajian interaktif berupa permainan sejarah yang dituangkan dalam bentuk puzzle, pop quiz dan photobooth yang bisa dibagikan secara aktif ke berbagai sosial media.

Ia menambahkan bahwa tema bertajuk Pendar Cahaya menyiratkan peran para ahli kejiwaan dalam “menerangi” kondisi mental dari mereka yang menderita penyakit jiwa. Cahaya tersebut berpendar, karena penyakit jiwa sendiri bukanlah penyakit yang dapat dilihat melalui indera fisik, namun dirasakan.

Sementara “API” atau singkatan dari “Alumnus STOVIA Pionir Kedokteran Jiwa Indonesia”, menyimbolkan para dokter jiwa sebagai sumber cahaya.

Tema yang diangkat menurutnya sangat relevan dengan bangkitnya kesadaran generasi muda yang saat ini menunjukkan antusiasme mereka terhadap isu-isu yang berkaitan dengan kesehatan mental.

“Diharapkan agar materi yang disampaikan melalui pameran ini, dapat menjadi data dukung yang turut berkontribusi dalam kebangkitan kesadaran bangsa Indonesia terkait pentingnya kesehatan mental,” katanya.

Baca juga: Edukator museum harapkan anak muda di Indonesia tetap kunjungi museum

Baca juga: Sultan terpilih sebagai tokoh nasional peduli museum