Moskow (ANTARA) - Rubel melemah pada awal perdagangan Senin, meluncur ke 63 terhadap dolar untuk pertama kalinya dalam lebih dari tiga bulan, sementara saham Rusia menukik lebih rendah di tengah meningkatnya risiko geopolitik dan penurunan tajam pada saham Gazprom saat memulai perdagangan ex -dividen.

Risiko geopolitik dan sanksi telah menghantam pasar Rusia dalam beberapa pekan terakhir sejak Presiden Vladimir Putin bergerak untuk mencaplok empat wilayah Ukraina setelah Moskow mengadakan apa yang disebutnya referendum - pemungutan suara yang dikecam oleh Kyiv dan pemerintah Barat sebagai ilegal dan memaksa.

Ledakan mengguncang Kyiv pada Senin, dua hari setelah ledakan kuat pada akhir pekan merusak jembatan yang menghubungkan Rusia dan semenanjung Krimea yang dicaplok Moskow pada 2014.

Pada puiul 08.01 GMT, rubel melemah 2,4 persen terhadap dolar pada 62,44, sebelumnya mencapai 63 untuk pertama kalinya sejak 7 Juli.

Rubel telah kehilangan 1,7 persen menjadi diperdagangkan pada 60,91 terhadap euro dan telah merosot 2,1 persen terhadap yuan China menjadi 8,68, menembus level terendah hampir tiga minggu.

"Pelemahan (Rubel) mungkin telah difasilitasi oleh konversi pembayaran obligasi menjadi mata uang asing dan berita geopolitik," kata Dmitry Polevoy, kepala investasi di Locko Invest.

Pasar saham Rusia juga dibuka pada level terendah dalam beberapa bulan, terseret lebih rendah oleh penurunan lebih dari 20 persen pada saham Gazprom, yang mendorong Bursa Moskow untuk melakukan lelang terpisah dari saham raksasa energi itu.

Indeks MOEX Rusia berbasis rubel tergelincir 3,3 persen menjadi diperdagangkan di 1.881,7 poin, sebelumnya mencapai level terlemah sejak 24 Februari, hari ketika Moskow mengirim pasukan ke Ukraina sebesar 1.775,04 poin.

Indeks RTS dalam denominasi dolar anjlok 5,5 persen menjadi diperdagangkan di 949,0 poin, sebelumnya menembus titik terendah sejak 19 April.

Analis Veles Capital mengatakan faktor geopolitik dan pemotongan dividen oleh Gazprom serta perusahaan minyak Tatneft akan melihat tekanan ke bawah pada saham Rusia tetap ada.

Setelah lelang, saham Gazprom diperdagangkan sekitar 18,1 persen lebih rendah pada hari itu.

Minyak mentah Brent, patokan global untuk ekspor utama Rusia, turun 0,7 persen diperdagangkan pada 97,2 dolar AS per barel, setelah sebelumnya menyentuh level tertinggi lebih dari satu bulan.

Baca juga: Rubel jatuh ke terendah terhadap euro jelang pertemuan OPEC+

Baca juga: Rubel Rusia menguat terhadap dolar, jatuh tajam kembali terhadap euro