1.000 keluarga miskin Afghanistan terima bantuan pangan di Kabul
10 Oktober 2022 14:45 WIB
Sebanyak 1.000 keluarga miskin, termasuk anak-anak yatim piatu dan penyandang disabilitas, menerima sumbangan dari sebuah badan amal setempat di Kabul, ibu kota Afghanistan, dengan setiap keluarga diberikan 50 kilogram paket bantuan pangan.
Kabul (ANTARA) - KABUL, 10 Oktober (Xinhua) -- Total 1.000 keluarga miskin Afghanistan, yang sebagian besar di antaranya merupakan anak yatim piatu dan penyandang disabilitas, menerima bantuan pangan yang disumbangkan oleh badan amal setempat, Bunyad-e-Qaria, di Kabul, ibu kota Afghanistan, pada Minggu (9/10).
"Paket bantuan kami hari ini meliputi satu karung berbobot 50 kg yang berisi tepung, gula, kacang polong, beras, minyak goreng, kurma, dan garam, dan kami akan membagikannya kepada setiap keluarga yang berkumpul di sini," ujar Mujib Rahman Mahmoudi, pejabat dari organisasi amal itu, kepada Xinhua.
Menurut laporan sejumlah lembaga bantuan, lebih dari 22 juta dari sekitar 35 juta penduduk di Afghanistan mengalami krisis pangan akut dan krisis kemanusiaan
"Keluarga saya adalah keluarga pengungsi internal dan tidak memiliki tempat tinggal. Saya datang ke sini untuk menerima bantuan," ujar Bahram Khan (45).
Afghanistan yang dilanda perang sedang mengalami krisis ekonomi terburuknya, di saat sistem perbankan tidak beroperasi secara normal setelah penarikan pasukan Amerika Serikat (AS) pada Agustus tahun lalu dan pemblokiran aset bank sentral Afghanistan senilai 9,5 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp15.246) oleh AS.
"Paket bantuan kami hari ini meliputi satu karung berbobot 50 kg yang berisi tepung, gula, kacang polong, beras, minyak goreng, kurma, dan garam, dan kami akan membagikannya kepada setiap keluarga yang berkumpul di sini," ujar Mujib Rahman Mahmoudi, pejabat dari organisasi amal itu, kepada Xinhua.
Menurut laporan sejumlah lembaga bantuan, lebih dari 22 juta dari sekitar 35 juta penduduk di Afghanistan mengalami krisis pangan akut dan krisis kemanusiaan
"Keluarga saya adalah keluarga pengungsi internal dan tidak memiliki tempat tinggal. Saya datang ke sini untuk menerima bantuan," ujar Bahram Khan (45).
Afghanistan yang dilanda perang sedang mengalami krisis ekonomi terburuknya, di saat sistem perbankan tidak beroperasi secara normal setelah penarikan pasukan Amerika Serikat (AS) pada Agustus tahun lalu dan pemblokiran aset bank sentral Afghanistan senilai 9,5 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp15.246) oleh AS.
Pewarta: Xinhua
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022
Tags: