Jakarta (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) telah memberi pelatihan kepada 400 ribu petugas yang direkrut untuk mengambil data Registrasi Sosial Ekonomi (Regsosek), kata Kepala BPS Margo Yuwono

“Dalam persiapan Regsosek, BPS merekrut kurang lebih 400 ribu petugas dan sudah kami beri pelatihan secara profesional oleh instruktur yang juga profesional di seluruh Indonesia,” kata Margo Yuwono dalam Bincang-Bincang Regsosek yang dipantau di Jakarta, Senin.

Dengan pelatihan yang terstruktur tersebut, ia berharap setiap petugas mengambil data dan menggali informasi dengan cara yang sama di seluruh Indonesia.

Pengambilan data Regsosek akan mulai dilakukan pada 15 Oktober sampai 14 November 2022 melalui door to door sensus menggunakan Paper and Pencil Interviewing (PAPI) yang dilengkapi dengan geotag dan foto khusus untuk keluarga miskin.

Adapun informasi yang akan dikumpulkan antara lain terkait kependudukan dan ketenagakerjaan, kondisi perumahan, kesehatan dan disabilitas, perlindungan sosial, dan pemberdayaan ekonomi.

“Jadi kalau dilihat dari cakupan variabel yang dikumpulkan, ini mengindikasikan pemanfaatan data begitu luas. Data Regsosek tidak hanya untuk satu kementerian, tapi bisa dibagipakaikan oleh beberapa kementerian terkait,” ucapnya.

Keluaran yang diharapkan dari pengumpulan data Regsosek berupa penggolongan masyarakat ke dalam kelompok miskin ekstrem sampai kelompok menengah ke atas.

Data yang terkumpul dari program Regsosek kemudian akan diintegrasikan dengan data dari Direktorat Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri, serta data dari kementerian dan lembaga lain.

Data Regsosek juga diharapkan bisa dimanfaatkan secara optimal sesuai dengan perencanaan yang telah dilakukan.

“Kita juga perlu mulai memikirkan bagaimana kita berkolaborasi untuk melakukan pemutakhiran data yang nantinya perlu dilakukan bersama-sama secara berkala,” katanya.

Baca juga: Regsosek menuju satu data untuk membangun negeri

Baca juga: Menghapus kemiskinan di Jayawijaya dengan dukungan data akurat

Baca juga: Pengamat: Data jadi masalah klasik yang harus segera diselesaikan