Shenyang (ANTARA) - Berkemah menjadi aktivitas populer di seluruh penjuru China selama liburan Hari Nasional yang baru saja berakhir.

Sebuah padang rumput di Shenyang, ibu kota Provinsi Liaoning, China, dipadati para wisatawan saat liburan yang berlangsung selama tujuh hari itu. Berbagai jenis tenda memenuhi tempat itu.

Liu Hao, seorang warga Shenyang, mengatakan bahwa lokasi-lokasi berkemah di luar ruangan (outdoor) sangat populer saat musim liburan dan harus dipesan beberapa hari sebelumnya.

"Bagi saya, berkemah merupakan cara yang tepat untuk bersantai, terutama dengan pemandangan yang begitu memukau," kata Liu.

Pasar berkemah China berkembang pesat seiring banyaknya orang beralih ke wisata berkemah jarak dekat selama pandemi COVID-19.

Menurut lembaga riset iiMedia Research, skala pasar inti ekonomi berkemah China mencapai 74,75 miliar yuan (1 yuan = Rp2.142) pada 2021, atau naik 62,5 persen secara tahunan (year on year). Lebih lanjut, lembaga riset itu memprediksi pasar tersebut akan tumbuh hingga 248,3 miliar yuan pada 2025.

Lebih banyak pemain yang peka terhadap pasar pun memasuki industri tersebut. Di 2021, lebih dari 20.000 perusahaan baru, yang bisnisnya berkaitan dengan aktivitas berkemah, didirikan di China. Selain itu, lebih dari 5.000 perusahaan serupa juga didirikan tahun ini, menurut lembaga penyedia informasi perusahaan Tianyancha.


Perusahaan peralatan berkemah Mobi Garden juga terus mencatat peningkatan pendapatan yang signifikan sejak 2020. Laba bersih perusahaan itu pada paruh pertama tahun 2022 meningkat lebih dari dua kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun 2021.

Huzhou, daerah tujuan wisata populer di Provinsi Zhejiang, China timur, menjadi tuan rumah Konferensi Berkemah pertama di Delta Sungai Yangtze pada Juni. Kota itu menjadi salah satu kota pertama yang secara resmi mengatur standar konstruksi dan pengawasan keamanan lokasi berkemah.

Beijing dan Nanjing di Provinsi Jiangsu juga memperkenalkan kebijakan-kebijakan terkait agar industri tersebut berkembang secara sehat.

"Dengan peningkatan pendapatan disposable (siap dibelanjakan) per kapita di China, permintaan konsumen untuk kegiatan rekreasi outdoor terus melonjak dalam beberapa tahun terakhir. Saya yakin lebih banyak orang akan ikut serta dalam aktivitas berkemah dan kegiatan outdoor lainnya ke depannya," kata Wakil Presiden Akademi Ilmu Sosial Liaoning Liang Qidong.