Mataram (ANTARA) - Dinas Pendidikan Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, mengimbau kepada semua kepala sekolah (Kasek) di kota itu untuk memastikan kondisi dan kesiapan bangunan gedung sekolah terhadap dampak bencana di musim penghujan.

"Kepala sekolah harus aktif mengawasi dan memantau potensi bencana di lingkungan sekolah, untuk menjamin proses belajar mengajar berjalan dengan aman dan lancar," kata Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Mataram Yusuf Zain di Mataram, Minggu.

Pernyataan itu disampaikan menanggapi pengawasan bangunan sekolah menyikapi perubahan cuaca. Apalagi lagi hampir satu minggu ini Kota Mataram diguyur hujan deras dengan intensitas sedang hingga lebat.

Menurutnya, untuk memastikan kepala sekolah melakukan pengawasan kesiapan bangunan gedung sekolah terhadap potensi bencana, telah dikeluarkan imbauan ke semua tingkat sekolah baik SD maupun SMP/sederajat.

"Kami juga aktif mengingatkan kepala sekolah melalui 'WhatsApp" grup," katanya.

Dikatakan, jika ada sekolah yang mengalami kerusakan atau rusak ringan misalnya bocor, kepala sekolah harus segera mengambil tindakan untuk melakukan perbaikan.

Begitu juga apabila sekolah berpotensi terjadi genangan akibat adanya saluran yang tersumbat, pihak sekolah segera mengambil langkah penanganan.

"Jika tidak bisa ditangani, Kasek bisa berkoordinasi dengan dinas/instansi terkait misalnya Dinas PUPR, atau Dinas Lingkungan Hidup agar ditangani segera," katanya.

Akan tetapi, lanjutnya, apabila upaya penanganan membutuhkan anggaran besar, Kasek dapat mengambil gambar bangunan sekolah yang dinilai rusak, kemudian mengirim ke data pokok pendidikan (Dapodik) agar dapat ditindaklanjuti.

"Kalau kerusakan gedung sekolah yang berpotensi berdampak bencana bisa ditanggulangi dengan dana bantuan operasional sekolah (BOS), silakan diselesaikan. Jika tidak kirim data-data ke dapodik," ujarnya.

Lebih jauh Yusuf mengatakan, berdasarkan hasil pengawasan sementara kondisi bangunan sekolah terhadap dampak bencana di Kota Mataram sejauh ini masih relatif aman dan belum ada laporan.

Tapi dari hasil evaluasi pengawasan, terdapat satu sekolah yang dinilai perlu penanganan secara masif yakni di SDN 48 Ampenan.

"Setelah kami turun ke sana, kondisinya memang harus bangun baru. Ini sisa bencana gempa bumi 2018, menyebabkan lantainya turun," katanya.

Terkait dengan hal itu, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Bappeda untuk perbaikan secara menyeluruh, dan konstruksi harus disesuaikan dengan kondisi lahan yang informasi-nya lahan itu merupakan bekas tempat pembuangan sementara (TPS) sampah.

"Jadi untuk pembangunan baru nanti, kita akan koordinasikan dengan Dinas PUPR agar konstruksi yang akan dibangun sesuai dengan kondisi di lapangan," katanya menambahkan.
Baca juga: Tim Aksi UI gagas sekolah dan kampung siaga bencana Lombok
Baca juga: UI gagas kampung dan sekolah siaga bencana di Banten
Baca juga: Kemensos rintis Gerakan Siswa Siaga Bencana