Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat mengapresiasi film horor "Pamali" karya sineas Bobby Prasetyo lantaran cerita dan pesannya mengangkat budaya dan pariwisata Jawa Barat.
Ada banyak cara dan media yang bisa digunakan untuk mengenalkan budaya serta pariwisata Jawa Barat, salah satunya melalui film ini, kata Kepala Bidang Pemasaran Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jabar Chandrawulan dalam talkshow Film "Pamali" di Gedung Sate, Kota Bandung, Minggu.
Film "Pamali" menceritakan tentang "pamali" atau tabu yang sudah ada di masyarakat Sunda sejak lama. Pamali merupakan aturan tidak tertulis yang tidak boleh dilanggar. Jika dilanggar maka akan ada petaka atau kesialan yang terjadi.
Baca juga: Impian Taskya Namya jadi hantu terwujud dalam "Pamali"
Pada masyarakat Sunda tempo dulu pamali kerap dipakai sebagai benteng untuk menyelamatkan alam, nilai- nilai, atau tatatan sosial, namun pada masyarakat modern saat ini pamali kerap diabaikan.
"Diharapkan lewat film ini masyarakat bisa lebih mengenal (budaya) dan keindahan alam Jawa Barat," kata Chandrawulan.
Chandrawulan mengatakan, untuk lebih mengenalkan filmnya dan budaya Sunda, film "Pamali" bisa dipromosikan melalui komunitas-komunitas sehingga semakin terbesar luas.
"Salah satunya lewat komunitas-komunitas yang ada agar cepat tersosialisasikan ke berbagai kalangan. Lewat film ini, giliran Kabupaten Garut yang kita promosikan karena setting ceritanya di Garut, dalam kesempatan lain tentu daerah lain juga," katanya.
Sementara itu dalam kesempatan yang sama, sutradara film "Pamali" Bobby Prasetyo mengungkapkan ketertarikannya mengangkat film yang diadaptasi dari game dengan judul yang sama itu karena muatan budayanya.
Baca juga: Diangkat dari game, film horor "Pamali" rilis 6 Oktober
"Terutama karena muatan budaya pamali itu yang sudah mulai pudar dipahami oleh masyarakat Sunda sendiri terutama kalangan milenial. Untuk itu saya merasa perlu menyampaikannya kembali melalui media film," katanya.
Film "Pamali" bercerita tentang pasangan suami istri muda yang kembali ke kampung halaman dan menjual aset rumah peninggalan orang tuanya. Banyak 'kepamalian' yang dilanggar yang akhirnya membawa petaka.
Film "Pamali" dibintangi aktor Marthino Lio, Putri Ayudya, Taskya Namya, Unique Priscilla, dan Rukman Rosadi.
Ada banyak cara dan media yang bisa digunakan untuk mengenalkan budaya serta pariwisata Jawa Barat, salah satunya melalui film ini, kata Kepala Bidang Pemasaran Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jabar Chandrawulan dalam talkshow Film "Pamali" di Gedung Sate, Kota Bandung, Minggu.
Film "Pamali" menceritakan tentang "pamali" atau tabu yang sudah ada di masyarakat Sunda sejak lama. Pamali merupakan aturan tidak tertulis yang tidak boleh dilanggar. Jika dilanggar maka akan ada petaka atau kesialan yang terjadi.
Baca juga: Impian Taskya Namya jadi hantu terwujud dalam "Pamali"
Pada masyarakat Sunda tempo dulu pamali kerap dipakai sebagai benteng untuk menyelamatkan alam, nilai- nilai, atau tatatan sosial, namun pada masyarakat modern saat ini pamali kerap diabaikan.
"Diharapkan lewat film ini masyarakat bisa lebih mengenal (budaya) dan keindahan alam Jawa Barat," kata Chandrawulan.
Chandrawulan mengatakan, untuk lebih mengenalkan filmnya dan budaya Sunda, film "Pamali" bisa dipromosikan melalui komunitas-komunitas sehingga semakin terbesar luas.
"Salah satunya lewat komunitas-komunitas yang ada agar cepat tersosialisasikan ke berbagai kalangan. Lewat film ini, giliran Kabupaten Garut yang kita promosikan karena setting ceritanya di Garut, dalam kesempatan lain tentu daerah lain juga," katanya.
Sementara itu dalam kesempatan yang sama, sutradara film "Pamali" Bobby Prasetyo mengungkapkan ketertarikannya mengangkat film yang diadaptasi dari game dengan judul yang sama itu karena muatan budayanya.
Baca juga: Diangkat dari game, film horor "Pamali" rilis 6 Oktober
"Terutama karena muatan budaya pamali itu yang sudah mulai pudar dipahami oleh masyarakat Sunda sendiri terutama kalangan milenial. Untuk itu saya merasa perlu menyampaikannya kembali melalui media film," katanya.
Film "Pamali" bercerita tentang pasangan suami istri muda yang kembali ke kampung halaman dan menjual aset rumah peninggalan orang tuanya. Banyak 'kepamalian' yang dilanggar yang akhirnya membawa petaka.
Film "Pamali" dibintangi aktor Marthino Lio, Putri Ayudya, Taskya Namya, Unique Priscilla, dan Rukman Rosadi.
Talkshow Film "Pamali" merupakan bagian dari gelaran Road To West Java Festival yang akan dilangsungkan 2023.
Baca juga: "Pamali", film horor kolaborasi dengan game
Baca juga: Putri Ayudya lakukan adegan berbahaya tanpa stuntman
Baca juga: "Pamali", film horor kolaborasi dengan game
Baca juga: Putri Ayudya lakukan adegan berbahaya tanpa stuntman