Rukla, Lithuania (ANTARA) - Menteri Pertahanan Jerman Christine Lambrecht mendesak Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) berbuat lebih banyak untuk berlindung dari Rusia dan Presiden Vladimir Putin, yang disebutnya memiliki delusi keagungan.

"Satu hal yang pasti, situasi saat ini berarti kita perlu berbuat lebih banyak bersama-sama," kata Lambrecht saat mengunjungi pasukan Jerman yang dikerahkan di Lithuania, Sabtu.

"Perang agresi Rusia yang brutal di Ukraina semakin brutal dan tidak bermoral... Ancaman senjata nuklir Rusia menunjukkan bahwa pihak berwenang Rusia tidak ragu (untuk menggunakannya)."

Amerika Serikat telah berulang kali mengatakan bahwa mereka tidak melihat indikasi Rusia sedang bersiap untuk menggunakan senjata nuklir, meskipun Putin seringkali menyampaikan ancaman nuklir.

Baca juga: NATO undang Swedia dan Finlandia untuk bergabung

Jerman mengerahkan pasukan pertamanya ke anggota NATO Lithuania, di perbatasan Rusia, pada 2017 setelah Rusia mencaplok semenanjung Krimea milik Ukraina.

Jerman setuju untuk meningkatkan misi secara signifikan pada Juni, sebagai tanggapan atas invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari 2022.

Lambrecht meresmikan pusat komando permanen Jerman di Lituania pada Jumat (7/10), yang disebutnya akan membantu memindahkan satu brigade pasukan dari Jerman ke Lithuania dalam 10 hari jika diperlukan.

Satu brigade NATO terdiri dari 3.000-5.000 tentara, dan Lambrecht mengatakan latihan yang sering dilakukan di Lithuania akan membantu memindahkan pasukan dengan cepat jika diperlukan untuk bergabung dengan 1.000 tentara yang disiagakan secara permanen di Lithuania.

"Kami mendukung sekutu kami. Kami telah mendengar ancaman Rusia ke Lithuania yang menerapkan sanksi Eropa di perbatasan dengan Kaliningrad. Ini bukan ancaman pertama dan kami harus menanggapinya dengan serius dan bersiap-siap," ujar Lambrecht .

Sumber: Reuters

Baca juga: Rusia tidak akan hentikan perang meski Ukraina tidak masuk NATO
Baca juga: Putin: Negosiasi damai Rusia, Ukraina semakin sulit seiring waktu