Tragedi Kanjuruhan
Semua elemen sepak bola harus dapat penyegaran setiap laga
9 Oktober 2022 00:23 WIB
Doni Monardo berjalan di pinggir lapangan saat memimpin Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) melakukan investigasi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Jumat (7/10/2022). ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/foc (ARI BOWO SUCIPTO/ARI BOWO SUCIPTO)
Jakarta (ANTARA) - Pengamat sepak bola Yusuf Kurniawan mengatakan semua elemen dalam olahraga sepak bola harus mendapat penyegaran setiap kali pertandingan bergulir.
Bahkan sebelum kompetisi dimulai, kata pria yang akrab disapa Bung Yuke itu, harus ada sosialisasi regulasi baru atau lama kepada seluruh pemangku kepentingan, termasuk panitia pelaksana dan suporter.
"Setiap musim mau mulai, kampanyenya itu harus menyeluruh dan terintegrasi. Jangan ketika pertandingan hanya refreshment untuk wasit saja," kata Yuke kepada ANTARA di Jakarta, Sabtu.
"Pengenalan regulasi baru dan lain-lain juga harus disampaikan kepada semua pihak dengan membuat kamp termasuk untuk panitia pelaksana, suporter," sambung dia.
Selain itu, peningkatan sumber daya manusia (SDM) perlu dilakukan mulai dari match commissioner, general coordinator, sampai security officer.
"Semuanya harus jujur dan terbuka. Lalu juga ada divisi yang mengontrol atau melakukan cek semuanya. Fungsi pengawasan harus diperbaiki dan jalani SOP-nya," kata Yuke.
Dari kaca mata Yuke, Tragedi Kanjuruhan pascalaga Arema FC versus Persebaya Surabaya pada 1 Oktober lalu yang menewaskan lebih dari seratus orang tersebut lantaran kurang koordinasi antara security officer, panpel, dan polisi.
Padahal, lanjut Yuke, penyelenggaraan pertandingan sepak bola ada regulasi yang teeinci dalam FIFA Stadium Safety and Security Regulations.
"Tetapi penegakannya kurang begitu maksimal. Tidak ada yang mengontrol dan mengawasi. Jadi implementasi dan SDM menjadi kunci agar Tragedi Kanjuruhan tak terulang," kata Yuke.
Baca juga: Jokowi: RI tidak dikenai sanksi FIFA terkait tragedi Kanjuruhan
Baca juga: PSS Sleman tetap jalani latihan rutin dan uji tanding
Bahkan sebelum kompetisi dimulai, kata pria yang akrab disapa Bung Yuke itu, harus ada sosialisasi regulasi baru atau lama kepada seluruh pemangku kepentingan, termasuk panitia pelaksana dan suporter.
"Setiap musim mau mulai, kampanyenya itu harus menyeluruh dan terintegrasi. Jangan ketika pertandingan hanya refreshment untuk wasit saja," kata Yuke kepada ANTARA di Jakarta, Sabtu.
"Pengenalan regulasi baru dan lain-lain juga harus disampaikan kepada semua pihak dengan membuat kamp termasuk untuk panitia pelaksana, suporter," sambung dia.
Selain itu, peningkatan sumber daya manusia (SDM) perlu dilakukan mulai dari match commissioner, general coordinator, sampai security officer.
"Semuanya harus jujur dan terbuka. Lalu juga ada divisi yang mengontrol atau melakukan cek semuanya. Fungsi pengawasan harus diperbaiki dan jalani SOP-nya," kata Yuke.
Dari kaca mata Yuke, Tragedi Kanjuruhan pascalaga Arema FC versus Persebaya Surabaya pada 1 Oktober lalu yang menewaskan lebih dari seratus orang tersebut lantaran kurang koordinasi antara security officer, panpel, dan polisi.
Padahal, lanjut Yuke, penyelenggaraan pertandingan sepak bola ada regulasi yang teeinci dalam FIFA Stadium Safety and Security Regulations.
"Tetapi penegakannya kurang begitu maksimal. Tidak ada yang mengontrol dan mengawasi. Jadi implementasi dan SDM menjadi kunci agar Tragedi Kanjuruhan tak terulang," kata Yuke.
Baca juga: Jokowi: RI tidak dikenai sanksi FIFA terkait tragedi Kanjuruhan
Baca juga: PSS Sleman tetap jalani latihan rutin dan uji tanding
Pewarta: Muhammad Ramdan
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2022
Tags: