"Yang jelas kita terus melakukan pendampingan karena masih ada korban. Pendampingan mulai dari rumah sakit kemudian seperti pemandian, pengkafanan hingga pemakaman terus kita dampingi," kata Gozali saat ditemui di MTsN 19, Jakarta Selatan, Sabtu.
Baca juga: Puslabfor amankan puing tembok usai olah TKP di MTsN 19 Jaksel
Gozali menjelaskan pihak sekolah terus melakukan berbagai pendampingan termasuk kegiatan bersama untuk memulihkan emosi korban hingga keluarga korban yang ditinggalkan.
Menurut dia, penting untuk memperhatikan emosi semua pihak agar rasa trauma bisa segera hilang dan terobati sehingga bisa beraktivitas seperti sedia kala.
"Kita juga hadir di rumah korban ketika kegiatan keagamaan tersebut. Kita pantau terus dan berkomunikasi dengan pihak keluarga," tutur Gozali.
Terlebih, pihak sekolah juga memberikan penyembuhan trauma (trauma healing) kepada siswa dan guru agar saat pembelajaran mereka merasa aman dan kondusif.
Baca juga: DKI sepekan, Batik Palbatu hingga tragedi MTSN 19
"Mulai Senin kita sudah lakukan kegiatan seperti trauma healing kepada siswa dan guru, kemudian juga melakukan sosialisasi di tempat yang baru untuk pembelajaran ke depan itu yang kita lakukan," ujar Gozali.
Hujan deras yang berlangsung pada Kamis siang tersebut menyebabkan air masuk ke lapangan MTsN 19 Jakarta Selatan.
Tembok pembatas roboh sekolah menimpa tembok panggung tempat anak bermain. Akibatnya, tiga siswa wafat dan dua siswa dirawat.
Baca juga: KPAI dorong BPBD waspada bencana saat musim hujan