Tragedi Kanjuruhan
Ribuan Aremania gelar doa bersama di Stadion Kanjuruhan
7 Oktober 2022 22:21 WIB
Suasana di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Jumat malam (7/10/2022) usai ribuan Aremania melakukan doa bersama untuk korban tragedi yang menewaskan 131 orang tersebut. (ANTARA/Azfar Muhammad)
Malang, Jawa Timur (ANTARA) - Ribuan pendukung Arema FC yang biasa dikenal dengan sebutan Aremania menggelar doa bersama untuk memperingati tujuh hari kematian 131 orang dalam tragedi pascapertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya.
Aremania mulai mendatangi kawasan Stadion Kanjuruhan, di Kabupaten Malang, Jawa Timur pada Jumat sore kurang lebih pukul 16.30 WIB. Ribuan Aremania tersebut akan menyampaikan doa bersama untuk rekan-rekannya yang meninggal dunia pada 1 Oktober 2022.
Ribuan Aremania beserta Manajemen, Ofisial dan tim Arema FC memanjatkan doa di depan banner raksasa yang bertuliskan nama-nama korban meninggal dunia dalam tragedi di Stadion Kanjuruhan tersebut, dibarengi dengan cahaya lilin.
Presiden Arema FC Gilang Widya Pramana usai doa bersama mengatakan bahwa tragedi tersebut betul-betul peristiwa yang memilukan. Ia meminta seluruh Aremania untuk memberikan doa yang tulus kepada 131 korban meninggal dunia tersebut.
"Saya sedih sekali. Ini benar-benar tragedi yang sangat memilukan. Malang berduka, Arema berduka, Aremania berduka, Indonesia berduka. Malam hari ini kita bersama-sama panjatkan doa yang tulus, kepada para korban yang meninggal dunia," kata Gilang, Jumat malam.
Gilang menambahkan, ia mendoakan para korban meninggal dunia dalam tragedi di Stadion Kanjuruhan pada Sabtu (1/10) tersebut bisa mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya dan diterima amal serta ibadah mereka.
Tragedi tersebut, lanjutnya, juga sebagai pengingat untuk seluruh masyarakat melakukan introspeksi diri. Seluruh elemen harus memperbaiki diri agar tidak ada lagi kejadian serupa di kemudian hari.
"Sepak bola itu hanya 90 menit di lapangan, sisanya kita semua bersaudara. Mau itu Surabaya, Bandung, kota mana aja. Kita semua bersaudara, kita semua satu Indonesia," ujarnya.
Dalam doa bersama yang digelar di depan Masjid Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, diikuti oleh ribuan suporter, bukan hanya dari Aremania, namun juga dari sejumlah klub lain yang menyempatkan diri untuk datang.
Selain itu, doa bersama tersebut juga diikuti oleh seluruh pemain Arema FC dan ofisial. Para Aremania dan suporter juga memanjatkan doa di Pintu 13 yang merupakan lokasi dimana banyak korban meninggal dunia pada titik tersebut.
Dalam tragedi tersebut, menyebabkan sebanyak 131 orang, sementara 440 orang mengalami luka ringan dan 29 orang luka berat. Korban yang meninggal dunia tersebut banyak yang mengalami patah tulang, trauma di kepala dan leher serta asfiksia.
Baca juga: Ratusan personel Polres Sukabumi dan suporter bola gelar doa bersama
Baca juga: KPPPA: Korban anak yang meninggal di tragedi Kanjuruhan jadi 35
Aremania mulai mendatangi kawasan Stadion Kanjuruhan, di Kabupaten Malang, Jawa Timur pada Jumat sore kurang lebih pukul 16.30 WIB. Ribuan Aremania tersebut akan menyampaikan doa bersama untuk rekan-rekannya yang meninggal dunia pada 1 Oktober 2022.
Ribuan Aremania beserta Manajemen, Ofisial dan tim Arema FC memanjatkan doa di depan banner raksasa yang bertuliskan nama-nama korban meninggal dunia dalam tragedi di Stadion Kanjuruhan tersebut, dibarengi dengan cahaya lilin.
Presiden Arema FC Gilang Widya Pramana usai doa bersama mengatakan bahwa tragedi tersebut betul-betul peristiwa yang memilukan. Ia meminta seluruh Aremania untuk memberikan doa yang tulus kepada 131 korban meninggal dunia tersebut.
"Saya sedih sekali. Ini benar-benar tragedi yang sangat memilukan. Malang berduka, Arema berduka, Aremania berduka, Indonesia berduka. Malam hari ini kita bersama-sama panjatkan doa yang tulus, kepada para korban yang meninggal dunia," kata Gilang, Jumat malam.
Gilang menambahkan, ia mendoakan para korban meninggal dunia dalam tragedi di Stadion Kanjuruhan pada Sabtu (1/10) tersebut bisa mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya dan diterima amal serta ibadah mereka.
Tragedi tersebut, lanjutnya, juga sebagai pengingat untuk seluruh masyarakat melakukan introspeksi diri. Seluruh elemen harus memperbaiki diri agar tidak ada lagi kejadian serupa di kemudian hari.
"Sepak bola itu hanya 90 menit di lapangan, sisanya kita semua bersaudara. Mau itu Surabaya, Bandung, kota mana aja. Kita semua bersaudara, kita semua satu Indonesia," ujarnya.
Dalam doa bersama yang digelar di depan Masjid Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, diikuti oleh ribuan suporter, bukan hanya dari Aremania, namun juga dari sejumlah klub lain yang menyempatkan diri untuk datang.
Selain itu, doa bersama tersebut juga diikuti oleh seluruh pemain Arema FC dan ofisial. Para Aremania dan suporter juga memanjatkan doa di Pintu 13 yang merupakan lokasi dimana banyak korban meninggal dunia pada titik tersebut.
Dalam tragedi tersebut, menyebabkan sebanyak 131 orang, sementara 440 orang mengalami luka ringan dan 29 orang luka berat. Korban yang meninggal dunia tersebut banyak yang mengalami patah tulang, trauma di kepala dan leher serta asfiksia.
Baca juga: Ratusan personel Polres Sukabumi dan suporter bola gelar doa bersama
Baca juga: KPPPA: Korban anak yang meninggal di tragedi Kanjuruhan jadi 35
Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2022
Tags: