Teten optimis Indonesia mampu jadi pemain utama industri halal dunia
7 Oktober 2022 16:16 WIB
Tangkapan layar - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, dalam 9th Indonesia Islamic Economic Forum di Jakarta, Jumat (7/10/2022). ANTARA/Astrid Faidlatul Habibah/pri.
Jakarta (ANTARA) - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki optimistis Indonesia akan mampu menjadi pemain utama industri halal dunia, mengingat banyak prestasi yang telah diraih dan potensi besar yang bisa optimalkan.
“Kapabilitas Indonesia dalam menggarap pasar halal mulai dari sektor makanan, fesyen muslim, hingga keuangan syariah, semakin mempertegas bahwa Indonesia bisa menjadi pemain utama industri halal dunia," kata Teten Masduki dalam 9th Indonesia Islamic Economic Forum di Jakarta, Jumat.
Teten menuturkan visi Tanah Air menjadi kiblat ekonomi syariah dunia bukan tanpa dasar, melainkan banyak faktor pendukungnya.
Faktor pendukung itu diantaranya karena Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada 2020 merupakan terbesar dibanding negara-negara yang tergabung dalam Organisasi Kerja sama Islam (OKI). Selain itu Indonesia juga dinilai paling kompetitif dalam menarik investasi asing langsung dibanding negara OKI lain.
Sementara itu sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia, lanjutnya, Indonesia merupakan pasar besar ekonomi dan keuangan syariah global.
Baca juga: BPJPH: ISEF 2022 momentum bangkitkan industri halal di Indonesia
Pengembangan ekonomi syariah di Tanah Air pun menunjukkan hasil positif yang jika dilihat dari data State of The Global Islamic Economy (SGIE) Report yang menunjukkan dalam tiga tahun terakhir peringkat Indonesia terus membaik dari 11 pada 2017-2018 menjadi empat pada 2021-2022.
“Ikhtiar ini kita lakukan bersama untuk menjadikan ekonomi dan keuangan syariah sebagai arus baru perekonomian nasional. Ini telah mendapat pengakuan internasional dan perhatian pemangku kepentingan domestik,” kata Teten Masduki.
Tak hanya itu, beberapa tahun terakhir Indonesia turut berhasil mencatatkan kemajuan dan prestasi di berbagai sektor unggulan. Bahkan kontribusi rantai ekonomi halal terhadap PDB terus membaik seiring dengan tumbuhnya penduduk muslim dan tren gaya hidup halal.
Baca juga: Menkop UKM optimistis Indonesia bisa jadi pusat fesyen "modest"
Berdasarkan Indonesia Halal Market Report Tahun 2021-2022 pertumbuhan ekspor produk halal, investasi asing langsung, dan substitusi impor, berpotensi mendorong peningkatan PDB Indonesia hingga 5,1 miliar dolar AS.
Dari sisi keuangan, Indonesia merupakan salah satu negara dengan presensi industri keuangan syariah yang kuat yaitu ditandai dengan peringkat keuangan syariah Indonesia di posisi 10 teratas dunia dalam hal total aset.
Total aset keuangan syariah Indonesia, tidak termasuk saham syariah, mencapai lebih dari Rp2.000 triliun atau 143 miliar dolar AS per Desember 2021 dengan asumsi kurs Rp14.200.
Kemudian di tahun kedua pandemi COVID-19 aset keuangan syariah Indonesia mampu tumbuh 13,82 persen (yoy) menjadi Rp2.050,44 triliun atau meningkat dari tahun sebelumnya Rp1.801,4 triliun.
Baca juga: KNEKS: Indeks literasi ekonomi syariah Indonesia 23,3 persen di 2022
Sedangkan pasar modal syariah yang memiliki porsi sebesar aset keuangan syariah sekitar 60,27 persen mengalami pertumbuhan tertinggi diantara sektor lainnya dengan laju 14,83 persen (yoy). Perbankan syariah dengan pangsa pasar 33,83 persen dari keuangan syariah tumbuh sebesar 13,94 persen (yoy).
Selanjutnya Industri Keuangan Non Bank (IKNB) syariah yang memiliki porsi sebesar 5,90 persen dari total aset keuangan syariah juga tumbuh sebesar 3,90 persen (yoy).
Secara kumulatif, keuangan syariah Indonesia masih mencatatkan prestasi yang baik di masa pandemi dengan mempertahankan peringkat kedua dalam Islamic Finance Development Indicator pada 2021.
Baca juga: BI: Sektor unggulan ekonomi syariah RI tumbuh 3,9 persen di triwulan I
“Kapabilitas Indonesia dalam menggarap pasar halal mulai dari sektor makanan, fesyen muslim, hingga keuangan syariah, semakin mempertegas bahwa Indonesia bisa menjadi pemain utama industri halal dunia," kata Teten Masduki dalam 9th Indonesia Islamic Economic Forum di Jakarta, Jumat.
Teten menuturkan visi Tanah Air menjadi kiblat ekonomi syariah dunia bukan tanpa dasar, melainkan banyak faktor pendukungnya.
Faktor pendukung itu diantaranya karena Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada 2020 merupakan terbesar dibanding negara-negara yang tergabung dalam Organisasi Kerja sama Islam (OKI). Selain itu Indonesia juga dinilai paling kompetitif dalam menarik investasi asing langsung dibanding negara OKI lain.
Sementara itu sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia, lanjutnya, Indonesia merupakan pasar besar ekonomi dan keuangan syariah global.
Baca juga: BPJPH: ISEF 2022 momentum bangkitkan industri halal di Indonesia
Pengembangan ekonomi syariah di Tanah Air pun menunjukkan hasil positif yang jika dilihat dari data State of The Global Islamic Economy (SGIE) Report yang menunjukkan dalam tiga tahun terakhir peringkat Indonesia terus membaik dari 11 pada 2017-2018 menjadi empat pada 2021-2022.
“Ikhtiar ini kita lakukan bersama untuk menjadikan ekonomi dan keuangan syariah sebagai arus baru perekonomian nasional. Ini telah mendapat pengakuan internasional dan perhatian pemangku kepentingan domestik,” kata Teten Masduki.
Tak hanya itu, beberapa tahun terakhir Indonesia turut berhasil mencatatkan kemajuan dan prestasi di berbagai sektor unggulan. Bahkan kontribusi rantai ekonomi halal terhadap PDB terus membaik seiring dengan tumbuhnya penduduk muslim dan tren gaya hidup halal.
Baca juga: Menkop UKM optimistis Indonesia bisa jadi pusat fesyen "modest"
Berdasarkan Indonesia Halal Market Report Tahun 2021-2022 pertumbuhan ekspor produk halal, investasi asing langsung, dan substitusi impor, berpotensi mendorong peningkatan PDB Indonesia hingga 5,1 miliar dolar AS.
Dari sisi keuangan, Indonesia merupakan salah satu negara dengan presensi industri keuangan syariah yang kuat yaitu ditandai dengan peringkat keuangan syariah Indonesia di posisi 10 teratas dunia dalam hal total aset.
Total aset keuangan syariah Indonesia, tidak termasuk saham syariah, mencapai lebih dari Rp2.000 triliun atau 143 miliar dolar AS per Desember 2021 dengan asumsi kurs Rp14.200.
Kemudian di tahun kedua pandemi COVID-19 aset keuangan syariah Indonesia mampu tumbuh 13,82 persen (yoy) menjadi Rp2.050,44 triliun atau meningkat dari tahun sebelumnya Rp1.801,4 triliun.
Baca juga: KNEKS: Indeks literasi ekonomi syariah Indonesia 23,3 persen di 2022
Sedangkan pasar modal syariah yang memiliki porsi sebesar aset keuangan syariah sekitar 60,27 persen mengalami pertumbuhan tertinggi diantara sektor lainnya dengan laju 14,83 persen (yoy). Perbankan syariah dengan pangsa pasar 33,83 persen dari keuangan syariah tumbuh sebesar 13,94 persen (yoy).
Selanjutnya Industri Keuangan Non Bank (IKNB) syariah yang memiliki porsi sebesar 5,90 persen dari total aset keuangan syariah juga tumbuh sebesar 3,90 persen (yoy).
Secara kumulatif, keuangan syariah Indonesia masih mencatatkan prestasi yang baik di masa pandemi dengan mempertahankan peringkat kedua dalam Islamic Finance Development Indicator pada 2021.
Baca juga: BI: Sektor unggulan ekonomi syariah RI tumbuh 3,9 persen di triwulan I
Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022
Tags: