Laporan dari Jepang
BRIN kantongi kerja sama penelitian dengan sejumlah institusi Jepang
7 Oktober 2022 15:39 WIB
Pertemuan Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Tri Handoko didampingi Dubes RI untuk Jepang Heri Akhmadi dengan Senior Vice President AIST Murayama Norimitsu. (KBRI Tokyo)
Tokyo (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengantongi berbagai kerja sama penelitian dengan sejumlah universitas dan lembaga riset di Jepang.
“Alhamdulillah, dari pertemuan yang singkat itu menghasilkan kesepakatan positif. Hal ini penting dilakukan untuk kerja sama konkret bidang riset dan penelitian Indonesia Jepang ke depannya,” kata Kepala BRIN Tri Handoko di Tokyo, Jepang, Jumat.
Sejumlah kerja sama tersebut, di antaranya dengan Tsukuba University, Chiba University, Advanced Industrial Science and Technology (AIST) dan New Energi and Industrial Technology Development (NEDO).
Dengan NEDO, BRIN membuka pola kerja sama yang melibatkan mitra lainnya, seperti universitas dan industri di Jepang dalam bidang penelitian dan pengembangan (R&D).
NEDO merupakan organisasi manajemen publik terbesar di Jepang yang bertugas mempromosikan penelitian dan pengembangan serta penyebaran teknologi industri, energi dan lingkungan.
Baca juga: BRIN: Teknologi "coating" perpanjang umur simpan produk hortikultura
Baca juga: Peneliti sarankan konsumsi makanan sehat untuk jaga kesehatan jantung
Dalam pertemuan dengan Executive Vice President Chiba University Makato Watanabe tercapai kesepakatan kerja sama riset bidang remote sensing.
Ke depannya juga ada program kunjungan profesor ahli dari Chiba University ke BRIN di Jakarta.
Sementara itu, saat bertemu dengan Senior Vice President AIST Murayama Norimitsu, BRIN dan AIST menyepakati kerja sama riset dan inovasi khususnya upaya percepatan penguatan dan peningkatan kapabilitas SDM periset.
AIST juga telah menjalin kerja sama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).
AIST merupakan lembaga penelitian Jepang yang dikelola untuk mengintegrasikan pengetahuan ilmiah dan teknologi sosial-ekonomi.
Dengan Tsukuba University, BRIN menyepakati kerja sama melalui program BRIN-Tsukuba Core Program. Selain dengan Tsukuba University, program ini juga terbuka bagi universitas lain yang ingin terlibat.
Duta Besar RI untuk Jepang Heri Akhmadi yang turut serta dalam kunjungan tersebut memastikan dukungan penuh KBRI Tokyo dalam upaya BRIN menjalin kerja sama dengan lembaga penelitian dan riset Jepang.
“KBRI Tokyo selama ini telah membuka ruang kerja sama dengan sejumlah lembaga riset Jepang termasuk di antaranya kerja sama antar perguruan tinggi kedua negara. Diharapkan kerja sama ini ke depannya dapat membuahkan inovasi bidang teknologi. Selain itu tentunya kerja sama riset yang lebih komprehensif dan memberi manfaat bagi Indonesia,” ujarnya.
Kepala BRIN juga menghadiri pertemuan 11th Global Summit of Research Institute Leaders di Kyoto yang diikuti oleh kepala institusi penelitian berbagai negara seperti Jepang, Indonesia, Kanada, Singapura, Thailand, Amerika Serikat, Korea Selatan, Hungaria dan delegasi Uni Eropa.
Dalam pertemuan dengan tema “Funding Biodiversity” itu, setiap peserta menyepakati pentingnya kerja sama global dalam pembiayaan penelitian, penguatan kerja sama dengan industri dan pentingnya partisipasi publik dalam pembiayaan penelitian.
Baca juga: Peneliti: Perlu eksplorasi sumber air di daerah rentan kekeringan
Baca juga: BRIN : Bansos berdampak positif pada PDB, meski sangat kecil
“Alhamdulillah, dari pertemuan yang singkat itu menghasilkan kesepakatan positif. Hal ini penting dilakukan untuk kerja sama konkret bidang riset dan penelitian Indonesia Jepang ke depannya,” kata Kepala BRIN Tri Handoko di Tokyo, Jepang, Jumat.
Sejumlah kerja sama tersebut, di antaranya dengan Tsukuba University, Chiba University, Advanced Industrial Science and Technology (AIST) dan New Energi and Industrial Technology Development (NEDO).
Dengan NEDO, BRIN membuka pola kerja sama yang melibatkan mitra lainnya, seperti universitas dan industri di Jepang dalam bidang penelitian dan pengembangan (R&D).
NEDO merupakan organisasi manajemen publik terbesar di Jepang yang bertugas mempromosikan penelitian dan pengembangan serta penyebaran teknologi industri, energi dan lingkungan.
Baca juga: BRIN: Teknologi "coating" perpanjang umur simpan produk hortikultura
Baca juga: Peneliti sarankan konsumsi makanan sehat untuk jaga kesehatan jantung
Dalam pertemuan dengan Executive Vice President Chiba University Makato Watanabe tercapai kesepakatan kerja sama riset bidang remote sensing.
Ke depannya juga ada program kunjungan profesor ahli dari Chiba University ke BRIN di Jakarta.
Sementara itu, saat bertemu dengan Senior Vice President AIST Murayama Norimitsu, BRIN dan AIST menyepakati kerja sama riset dan inovasi khususnya upaya percepatan penguatan dan peningkatan kapabilitas SDM periset.
AIST juga telah menjalin kerja sama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).
AIST merupakan lembaga penelitian Jepang yang dikelola untuk mengintegrasikan pengetahuan ilmiah dan teknologi sosial-ekonomi.
Dengan Tsukuba University, BRIN menyepakati kerja sama melalui program BRIN-Tsukuba Core Program. Selain dengan Tsukuba University, program ini juga terbuka bagi universitas lain yang ingin terlibat.
Duta Besar RI untuk Jepang Heri Akhmadi yang turut serta dalam kunjungan tersebut memastikan dukungan penuh KBRI Tokyo dalam upaya BRIN menjalin kerja sama dengan lembaga penelitian dan riset Jepang.
“KBRI Tokyo selama ini telah membuka ruang kerja sama dengan sejumlah lembaga riset Jepang termasuk di antaranya kerja sama antar perguruan tinggi kedua negara. Diharapkan kerja sama ini ke depannya dapat membuahkan inovasi bidang teknologi. Selain itu tentunya kerja sama riset yang lebih komprehensif dan memberi manfaat bagi Indonesia,” ujarnya.
Kepala BRIN juga menghadiri pertemuan 11th Global Summit of Research Institute Leaders di Kyoto yang diikuti oleh kepala institusi penelitian berbagai negara seperti Jepang, Indonesia, Kanada, Singapura, Thailand, Amerika Serikat, Korea Selatan, Hungaria dan delegasi Uni Eropa.
Dalam pertemuan dengan tema “Funding Biodiversity” itu, setiap peserta menyepakati pentingnya kerja sama global dalam pembiayaan penelitian, penguatan kerja sama dengan industri dan pentingnya partisipasi publik dalam pembiayaan penelitian.
Baca juga: Peneliti: Perlu eksplorasi sumber air di daerah rentan kekeringan
Baca juga: BRIN : Bansos berdampak positif pada PDB, meski sangat kecil
Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2022
Tags: