FKPT maksimalkan pencegahan radikalisme melalui pendekatan lunak
6 Oktober 2022 17:57 WIB
Ketua FKPT Sulawesi Tengah, Dr Muh Nur Sangadji (kiri), menyampaikan arahan pada monitoring pelibatan masyarakat dalam pencegahan radikalisme dan terorisme, di Palu, Kamis (6/10/2022). ANTARA/Muhammad Hajiji
Palu (ANTARA) - Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Sulawesi Tengah memaksimalkan pencegahan radikalisme dan terorisme melalui pendekatan lunak, bertujuan untuk melindungi masyarakat dari baya faham tersebut.
Ketua FKPT Sulawesi Tengah, Muhd Nur Sangadji, di Palu, Kamis, mengemukakan, pendekatan lunak (soft) digencarkan oleh FKPT Sulteng melalui berbagai kegiatan yang menempatkan berbagai komponen masyarakat dan pemerintah sebagai tujuan/sasaran.
Baca juga: BNPT terapkan instrumen khusus cegah pegawai terpapar radikalisme
"Langkah - langkah pencegahan melalui program kegiatan peningkatan kapasitas, pemberdayaan dan sosialisasi terus kami gencarkan di masyarakat," kata Nur Sangadji.
Ilmuwan dari Universitas Tadulako Palu ini menyatakan, FKPT Sulawesi Tengah telah menyosialisasikan bahaya dan ciri radikalisme dan terorisme kepada guru tingkat sekolah dasar, SMP dan SMA di Sulteng.
Pengenalan bahaya dan ciri radikalisme dan terorisme dilakukan melalui bidang keagamaan yang melibatkan 100 guru. Lewat bidang itu, ujar dia, para guru juga dibekali dengan pemahaman moderasi beragama, yang diharapkan dapat diintegrasikan dalam proses pembelajaran di sekolah.
Baca juga: BNPT dan FKDM DKI perkuat kearifan Betawi guna cegah radikalisme
Kemudian, kata dia, FKPT Sulawesi Tengah juga menempatkan komponen pemuda dan pelajar sebagai sasaran sosialisasi dan peningkatan kapasitas melalui kegiatan bidang kepemudaan.
Kegiatan kepemudaan, sebut dia, terkonsentrasi di Kabupaten Sigi yang melibatkan pemuda dari berbagai organisasi kepemudaan dan keagamaan serta pelajar di Palu dan Kabupaten Sigi.
"Ada 100 pemuda dan pelajar yang kami tingkatkan kapasitasnya, pemuda-pemuda ini diharapkan menjadi agen penangkal radikalisme," sebutnya.
Di samping itu, ujar dia, FKPT Sulawesi Tengah juga melakukan upaya pencegahan radikalisme dan terorisme lewat musik. Di mana, para pegiat musik, pecinta musik tradisional ataupun modern, diarahkan untuk membuat lagu bernuansa perdamaian, kerukunan, keindonesiaan. "Kegiatan ini kami laksanakan lewat media melibatkan 100 peserta," katanya.
Baca juga: BNPT: Kerja sama dengan perguruan tinggi strategis cegah terorisme
"Komponen perempuan juga menjadi sasaran kami, yang akan kami bina dan tingkatkan kapasitasnya dalam konteks pencegahan radikalisme dan terorisme," sebutnya.
Saat ini, sebut dia, FKPT Sulteng didukung oleh BNPT sedang melakukan riset terkait dengan radikalisme dan terorisme, yang selanjutnya menjadi acuan untuk optimalisasi berbagai kegiatan.
Ketua FKPT Sulawesi Tengah, Muhd Nur Sangadji, di Palu, Kamis, mengemukakan, pendekatan lunak (soft) digencarkan oleh FKPT Sulteng melalui berbagai kegiatan yang menempatkan berbagai komponen masyarakat dan pemerintah sebagai tujuan/sasaran.
Baca juga: BNPT terapkan instrumen khusus cegah pegawai terpapar radikalisme
"Langkah - langkah pencegahan melalui program kegiatan peningkatan kapasitas, pemberdayaan dan sosialisasi terus kami gencarkan di masyarakat," kata Nur Sangadji.
Ilmuwan dari Universitas Tadulako Palu ini menyatakan, FKPT Sulawesi Tengah telah menyosialisasikan bahaya dan ciri radikalisme dan terorisme kepada guru tingkat sekolah dasar, SMP dan SMA di Sulteng.
Pengenalan bahaya dan ciri radikalisme dan terorisme dilakukan melalui bidang keagamaan yang melibatkan 100 guru. Lewat bidang itu, ujar dia, para guru juga dibekali dengan pemahaman moderasi beragama, yang diharapkan dapat diintegrasikan dalam proses pembelajaran di sekolah.
Baca juga: BNPT dan FKDM DKI perkuat kearifan Betawi guna cegah radikalisme
Kemudian, kata dia, FKPT Sulawesi Tengah juga menempatkan komponen pemuda dan pelajar sebagai sasaran sosialisasi dan peningkatan kapasitas melalui kegiatan bidang kepemudaan.
Kegiatan kepemudaan, sebut dia, terkonsentrasi di Kabupaten Sigi yang melibatkan pemuda dari berbagai organisasi kepemudaan dan keagamaan serta pelajar di Palu dan Kabupaten Sigi.
"Ada 100 pemuda dan pelajar yang kami tingkatkan kapasitasnya, pemuda-pemuda ini diharapkan menjadi agen penangkal radikalisme," sebutnya.
Di samping itu, ujar dia, FKPT Sulawesi Tengah juga melakukan upaya pencegahan radikalisme dan terorisme lewat musik. Di mana, para pegiat musik, pecinta musik tradisional ataupun modern, diarahkan untuk membuat lagu bernuansa perdamaian, kerukunan, keindonesiaan. "Kegiatan ini kami laksanakan lewat media melibatkan 100 peserta," katanya.
Baca juga: BNPT: Kerja sama dengan perguruan tinggi strategis cegah terorisme
"Komponen perempuan juga menjadi sasaran kami, yang akan kami bina dan tingkatkan kapasitasnya dalam konteks pencegahan radikalisme dan terorisme," sebutnya.
Saat ini, sebut dia, FKPT Sulteng didukung oleh BNPT sedang melakukan riset terkait dengan radikalisme dan terorisme, yang selanjutnya menjadi acuan untuk optimalisasi berbagai kegiatan.
Pewarta: Muhammad Hajiji
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2022
Tags: