G20 Indonesia
B20 dorong swasta dan lembaga keuangan inisiasi dekarbonisasi industri
6 Oktober 2022 17:17 WIB
Tangkapan virtual Chair of B20 Indonesia Shinta Kamdani dalam kick-off AKSI (Akselerasi Bisnis) Perempuan yang diadakan Stellar Women dan Tjufoo, Jakarta, Kamis (22/9/2022). ANTARA/M. Baqir Idrus Alatas
Jakarta (ANTARA) - B20 Indonesia Energy, Sustainability and Climate Task Force (ESCTF) mendorong kolaborasi sektor swasta dan lembaga keuangan untuk merumuskan inisiatif dekarbonisasi sektor industri.
Chair of B20 Indonesia Shinta Kamdani dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Kamis, menilai kolaborasi dan inisiatif dalam penurunan emisi karbon sangatlah penting, sehingga perusahaan harus melakukan kerja sama global yang akan menghasilkan aksi bisnis yang berkontribusi terhadap target transisi energi.
Transisi energi harus memberikan manfaat, bukan menjadi suatu beban sehingga harus dipersiapkan dengan matang, termasuk dalam melakukan mitigasi risiko terkait pembiayaan yang dibutuhkan dimana diperlukan upaya kolaborasi sektor swasta dan sektor keuangan untuk mengatasi masalah pembiayaan.
“Transisi energi tentunya membutuhkan dukungan pendanaan yang besar. Negara-negara G20 yang berkontribusi terhadap 80 persen perekonomian dunia dan perusahaan-perusahaan dunia diharapkan dapat memberikan dukungan terhadap proses transisi ini. Ada beberapa prioritas utama yang mesti dikedepankan dalam transisi energi seperti aksesibilitas, teknologi, dan pendanaan,” ujar Shinta.
B20 Indonesia mendorong empat legacy yang dirancang B20 tidak hanya sebagai one-time initiative, namun sebagai inisiatif yang berkelanjutan serta diharapkan tidak hanya berakhir setelah Presidensi G20 Indonesia usai diselenggarakan.
Terkait isu transisi energi, lanjut dia, terdapat legacy program yang disiapkan untuk mengatasi isu transisi energi dan pembiayaan, yakni Carbon Center of Excellence yang akan menjadi platform untuk panduan dunia usaha dalam mendapatkan pemahaman terkait isu perdagangan karbon melalui hub-knowledge serta practice sharing center.
Sementara itu, Deputy Chair B20 ESC TF dan Managing Director Jababeka Infrastruktur Agung Wicaksono menambahkan, dekarbonisasi sangat memerlukan peran sektor industri. Dengan demikian menuju kawasan industri nol bersih adalah sebuah visi yang hendak dicapai oleh perusahaan pengelola kawasan industri.
“Momentumnya adalah saat Indonesia memimpin G20 tahun ini untuk mendeklarasikan komitmen ini dan kerja sama dengan perusahaan teknologi dan pembiayaan sangat diperlukan untuk mencapainya," tutur Agung.
Baca juga: B20: Manfaatkan keuangan campuran untuk pembangunan berkelanjutan
Baca juga: B20 Task Force: Keuangan campuran tutup celah pendanaan infrastruktur
Baca juga: Indonesia tegaskan komitmennya perangi kejahatan ekonomi
Chair of B20 Indonesia Shinta Kamdani dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Kamis, menilai kolaborasi dan inisiatif dalam penurunan emisi karbon sangatlah penting, sehingga perusahaan harus melakukan kerja sama global yang akan menghasilkan aksi bisnis yang berkontribusi terhadap target transisi energi.
Transisi energi harus memberikan manfaat, bukan menjadi suatu beban sehingga harus dipersiapkan dengan matang, termasuk dalam melakukan mitigasi risiko terkait pembiayaan yang dibutuhkan dimana diperlukan upaya kolaborasi sektor swasta dan sektor keuangan untuk mengatasi masalah pembiayaan.
“Transisi energi tentunya membutuhkan dukungan pendanaan yang besar. Negara-negara G20 yang berkontribusi terhadap 80 persen perekonomian dunia dan perusahaan-perusahaan dunia diharapkan dapat memberikan dukungan terhadap proses transisi ini. Ada beberapa prioritas utama yang mesti dikedepankan dalam transisi energi seperti aksesibilitas, teknologi, dan pendanaan,” ujar Shinta.
B20 Indonesia mendorong empat legacy yang dirancang B20 tidak hanya sebagai one-time initiative, namun sebagai inisiatif yang berkelanjutan serta diharapkan tidak hanya berakhir setelah Presidensi G20 Indonesia usai diselenggarakan.
Terkait isu transisi energi, lanjut dia, terdapat legacy program yang disiapkan untuk mengatasi isu transisi energi dan pembiayaan, yakni Carbon Center of Excellence yang akan menjadi platform untuk panduan dunia usaha dalam mendapatkan pemahaman terkait isu perdagangan karbon melalui hub-knowledge serta practice sharing center.
Sementara itu, Deputy Chair B20 ESC TF dan Managing Director Jababeka Infrastruktur Agung Wicaksono menambahkan, dekarbonisasi sangat memerlukan peran sektor industri. Dengan demikian menuju kawasan industri nol bersih adalah sebuah visi yang hendak dicapai oleh perusahaan pengelola kawasan industri.
“Momentumnya adalah saat Indonesia memimpin G20 tahun ini untuk mendeklarasikan komitmen ini dan kerja sama dengan perusahaan teknologi dan pembiayaan sangat diperlukan untuk mencapainya," tutur Agung.
Baca juga: B20: Manfaatkan keuangan campuran untuk pembangunan berkelanjutan
Baca juga: B20 Task Force: Keuangan campuran tutup celah pendanaan infrastruktur
Baca juga: Indonesia tegaskan komitmennya perangi kejahatan ekonomi
Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022
Tags: