"Antisipasi genangan pada musim hujan seperti yang kita lakukan secara rutin dan kebetulan kita ini memiliki sarana dan prasarana yang cukup sehingga dapat melakukan pengerukan," kata Kepala Suku Dinas (Sudin) Sumber Daya Air (SDA) Jakarta Pusat, Mustajab saat diwawancarai di Jakarta, Kamis.
Mustajab mengatakan, Jakarta Pusat dilalui sistem aliran tengah Kali Ciliwung dan Kali Krukut. Dari dua kali tersebut di dalamnya terdapat Kali Cideng dan Kali Abdul Muis yang diantisipasi dengan melakukan pengerukan menggunakan alat berat karena daerah tersebut lebar dan cukup luas.
Selain itu jarak kanan-kiri pun terdapat jalan inspeksi untuk pengendaliannya. Untuk di Kecamatan Gambir dibuatkan drainase dengan cara manual yang terintegrasi.
"Drainase Jati Baru, Jalan Kesehatan, Gambir, drainase Petojo, itu semua dilakukan dengan cara manual dan harus terintegrasi jika tidak tersambung artinya genangan pasti akan terjadi," katanya.
Drainase merupakan saluran yang digunakan untuk menyalurkan massa air yang berlebih sehingga saluran ini memiliki peranan penting untuk menghindari terjadinya genangan.
Baca juga: SDA DKI keruk sungai di 10 lokasi di Jakarta Pusat Baca juga: DKI gandeng pemerintah pusat dan daerah tetangga untuk atasi banjir
"Sebelum terjadinya genangan atau sebelum terjadinya hujan kita siapkan sarana prasarana seperti PJLP alat-alat yang digunakan untuk pengerukan dan membersihkan saluran induk maupun saluran mikro," katanya.
Hal itu sebagai mitigasi atau persiapan yang dilakukan selain adanya pompa-pompa secara mobile sudah disiapkan.
Mustajab mengungkapkan, terdapat 860 personel yang tersebar di delapan kecamatan serta suku dinas untuk bertugas mengantisipasi dan menangani banjir di Jakarta Pusat.
"Kita kerahkan 860 personel untuk lakukan antisipasi adanya genangan atau banjir ini di wilayah Jakarta Pusat," katanya.