Menag nilai pelibatan penyuluh dalam penurunan stunting sudah tepat
6 Oktober 2022 15:39 WIB
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas saat konferensi pers Halaqah Nasional Pelibatan Penyuluh Agama, Dai, dan Daiyah untuk mendukung percepatan penurunan stunting di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Kamis (6/10/2022). ANTARA/Desca Lidya Natalia.
Jakarta (ANTARA) - Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menilai pelibatan penyuluh agama dalam program nasional percepatan penurunan stunting, isu ketahanan keluarga, dan kesehatan merupakan langkah yang sudah tepat.
"Penyuluh agama dan dai-daiyah dapat mengambil peran menyiapkan materi stunting dalam setiap khutbah, ceramah, dan tausiyah sehingga masyarakat mempunyai pemahaman tentang isu-isu kesehatan, khususnya stunting," ujar Menag di Jakarta, Kamis.
Hal ini disampaikan Yaqut dalam Halaqah Nasional Pelibatan Penyuluh Agama, Dai, dan Daiyah untuk mendukung percepatan penurunan stunting sekaligus peluncuran aplikasi penyuluh agama elektronik berbasis website di Istana Wakil Presiden RI.
Baca juga: Wapres: Stunting sumber malapetaka yang harus dicegah dan diatasi
Menag mengatakan agama memerintahkan agar tidak mewariskan generasi yang lemah dan harus menyiapkan generasi terbaik, yaitu generasi unggul.
"Karena itulah, kegiatan ini merupakan variabel tak terpisahkan dari persiapan masa depan calon pemimpin negeri," kata Menag.
Menurut dia, narasi yang dibangun untuk menyadarkan pentingnya pencegahan stunting adalah narasi yang disabdakan langsung oleh Rasulullah SAW, yaitu mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah SWT daripada mukmin yang lemah.
Salah satu upaya untuk menjadi mukmin yang dicintai oleh Allah, kata dia, yakni dengan cara tumbuh dengan optimal, baik secara fisik maupun mental.
"Membangun narasi tersebut tidaklah mudah, diperlukan insan-insan yang tulus, ikhlas mengabdi untuk agama juga kemanusiaan, butuh kreativitas juga pengorbanan. Saya kira mentalitas tersebut terdapat dalam diri para penyuluh, dai, dan daiyah sekalian," ujarnya.
Baca juga: Wapres minta stunting jadi materi dakwah para dai
Menurut Yaqut, halaqah nasional ini sejalan dengan program kerja Kementerian Agama yang akan terus memperkuat peran penyuluh agama di tengah masyarakat.
Kemenag juga terus meningkatkan kualitas bimbingan masyarakat bersama dai dan daiyah. Bersama penyuluh agama dan para dai, Kementerian Agama berusaha mewujudkan masyarakat yang sehat dan sejahtera lahir dan batin.
"Penyuluh, dai, dan daiyah ada di setiap lapisan masyarakat. Suaranya didengar dan dapat mempengaruhi pemahaman bagaimana masyarakat bersikap. Memberikan pemahaman terkait stunting melalui bahasa agama tentu menjadi kekuatan yang harus diambil perannya oleh dai dan daiyah," kata dia .
Sementara itu, Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan stunting dan pencegahannya dapat menjadi salah satu materi ceramah para dai dan daiyah.
Baca juga: Pakar: Pola pengasuhan yang baik bantu atasi permasalahan stunting
"Peran dai, daiyah, dan penyuluh agama saya kira sangat vital, sebab mereka hadir langsung di tengah komunitas. Khutbah, ceramah, dan tausyiah dapat menjadi media pendidikan yang efektif untuk meneruskan pesan-pesan kebaikan kepada umat, termasuk edukasi bahaya stunting dan cara mencegahnya," kata Wapres.
"Penyuluh agama dan dai-daiyah dapat mengambil peran menyiapkan materi stunting dalam setiap khutbah, ceramah, dan tausiyah sehingga masyarakat mempunyai pemahaman tentang isu-isu kesehatan, khususnya stunting," ujar Menag di Jakarta, Kamis.
Hal ini disampaikan Yaqut dalam Halaqah Nasional Pelibatan Penyuluh Agama, Dai, dan Daiyah untuk mendukung percepatan penurunan stunting sekaligus peluncuran aplikasi penyuluh agama elektronik berbasis website di Istana Wakil Presiden RI.
Baca juga: Wapres: Stunting sumber malapetaka yang harus dicegah dan diatasi
Menag mengatakan agama memerintahkan agar tidak mewariskan generasi yang lemah dan harus menyiapkan generasi terbaik, yaitu generasi unggul.
"Karena itulah, kegiatan ini merupakan variabel tak terpisahkan dari persiapan masa depan calon pemimpin negeri," kata Menag.
Menurut dia, narasi yang dibangun untuk menyadarkan pentingnya pencegahan stunting adalah narasi yang disabdakan langsung oleh Rasulullah SAW, yaitu mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah SWT daripada mukmin yang lemah.
Salah satu upaya untuk menjadi mukmin yang dicintai oleh Allah, kata dia, yakni dengan cara tumbuh dengan optimal, baik secara fisik maupun mental.
"Membangun narasi tersebut tidaklah mudah, diperlukan insan-insan yang tulus, ikhlas mengabdi untuk agama juga kemanusiaan, butuh kreativitas juga pengorbanan. Saya kira mentalitas tersebut terdapat dalam diri para penyuluh, dai, dan daiyah sekalian," ujarnya.
Baca juga: Wapres minta stunting jadi materi dakwah para dai
Menurut Yaqut, halaqah nasional ini sejalan dengan program kerja Kementerian Agama yang akan terus memperkuat peran penyuluh agama di tengah masyarakat.
Kemenag juga terus meningkatkan kualitas bimbingan masyarakat bersama dai dan daiyah. Bersama penyuluh agama dan para dai, Kementerian Agama berusaha mewujudkan masyarakat yang sehat dan sejahtera lahir dan batin.
"Penyuluh, dai, dan daiyah ada di setiap lapisan masyarakat. Suaranya didengar dan dapat mempengaruhi pemahaman bagaimana masyarakat bersikap. Memberikan pemahaman terkait stunting melalui bahasa agama tentu menjadi kekuatan yang harus diambil perannya oleh dai dan daiyah," kata dia .
Sementara itu, Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan stunting dan pencegahannya dapat menjadi salah satu materi ceramah para dai dan daiyah.
Baca juga: Pakar: Pola pengasuhan yang baik bantu atasi permasalahan stunting
"Peran dai, daiyah, dan penyuluh agama saya kira sangat vital, sebab mereka hadir langsung di tengah komunitas. Khutbah, ceramah, dan tausyiah dapat menjadi media pendidikan yang efektif untuk meneruskan pesan-pesan kebaikan kepada umat, termasuk edukasi bahaya stunting dan cara mencegahnya," kata Wapres.
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2022
Tags: