"Kegiatan ini untuk menekan angka stunting di wilayah Jakarta Barat," kata Asisten Kesejahteraan Rakyat Kota Jakarta Barat, Amien Haji saat ditemui di kantor Wali Kota Jakarta Barat, Rabu.
Dia mengatakan, saat ini ada sembilan kelurahan yang menjadi fokus penanganan tengkes di wilayah Jakarta Barat.
Tangki septik komunal itu nantinya dibangun di beberapa kelurahan yang menjadi fokus utama penanganan tengkes. Di antaranya di Kelurahan Angke di RW 09, Cengkareng Timur di RW 11 dan Kelurahan Tegal Alur di RW 09.
Di RW 09 Kelurahan Angke terdapat enam kepala keluarga (KK) yang tidak memiliki tangki septik. Sedangkan untuk RW 11 Jelurahan Cengkareng Timur ada empat KK dan RW 09 Kelurahan Tegal Alur ada 69 KK.
Dalam waktu dekat, Amien memastikan jajarannya akan memeriksa tiga lokasi tersebut untuk mencari tahu jumlah tangki septik yang dibutuhkan. "Kita pastikan di titik mana, di lahan mana 'septic tank' itu akan dibangun, berapa jumlahnya," kata dia.
Baca juga: Jakut perkuat kolaborasi dengan pihak terkait dalam penanganan tengkes
Selain dengan jajaran pemerintahan, pembuatan tangki septik itu dilakukan dengan pihak swasta termasuk Lions Grup Indonesia melalui Yayasan Lions Grup Indonesia.
"Kita apresiasi Lions karena mau berkolaborasi membuat septic tank komunal," katanya.
Kegiatan itu merupakan Coroprate Social Responsibility (CSR) Lions Grup dalam rangka mengantisipasi stunting atau tengkes di wilayah Jakarta Barat.
Soedarminto dari Lions Club Distrik 307 A1 menjelaskan, dana yang disiapkan untuk membangun tangki septik sebesar Rp 220 juta.
Dana itu merupakan sisa pembangunan fasilitas mandi cuci kakus (MCK) dan masjid di kawasan permukiman Waduk Pluit, Jakarta Utara beberapa waktu lalu.
"Sisa anggaran kita itu 16.000 dolar atau sekitar Rp220 juta. Saya langsung berkomunikasi dengan pak wali terkait rencana pembangunan septic tank ini dan gayung pun bersambut," kata dia.
Dia berharap dengan upaya ini, warga bisa menjalani hidup bersih dan sehat sehingga terhindar dari potensi tengkes.
Baca juga: 70 persen penyebab tengkes di Jakbar bukan faktor kesehatan
Sebelumnya, Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat (Jakbar), Erizon Safari menyebutkan, 70 persen penyebab tengkes pada anak justru bukan karena faktor kesehatan.
"Stunting bukan masalah kesehatan saja, masalah kesehatan hanya 30 persen, 70 persen disumbang faktor non kesehatan," kata Erizon Safari saat ditemui di Kantor Wali Kota Jakarta Barat, Jumat (16/9).
Erizon mengatakan, beberapa faktor non kesehatan yang memicu anak menjadi tengkes adalah infrastruktur, sanitasi air, pendidikan, perekonomian hingga masalah sosial.
Salah satu contohnya terkait sanitasi air, menurut dia, anak akan lebih mudah menjadi tengkes jika minim mendapatkan air bersih.
Kondisi semakin diperparah dengan kebiasaan warga membuang kotoran sembarangan sehingga membuat lingkungan menjadi kotor dan menimbulkan penyakit. "Ternyata jamban komunal yang kurang juga bisa jadi masalah," ujar dia.
Kegiatan itu merupakan Coroprate Social Responsibility (CSR) Lions Grup dalam rangka mengantisipasi stunting atau tengkes di wilayah Jakarta Barat.
Soedarminto dari Lions Club Distrik 307 A1 menjelaskan, dana yang disiapkan untuk membangun tangki septik sebesar Rp 220 juta.
Dana itu merupakan sisa pembangunan fasilitas mandi cuci kakus (MCK) dan masjid di kawasan permukiman Waduk Pluit, Jakarta Utara beberapa waktu lalu.
"Sisa anggaran kita itu 16.000 dolar atau sekitar Rp220 juta. Saya langsung berkomunikasi dengan pak wali terkait rencana pembangunan septic tank ini dan gayung pun bersambut," kata dia.
Dia berharap dengan upaya ini, warga bisa menjalani hidup bersih dan sehat sehingga terhindar dari potensi tengkes.
Baca juga: 70 persen penyebab tengkes di Jakbar bukan faktor kesehatan
Sebelumnya, Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat (Jakbar), Erizon Safari menyebutkan, 70 persen penyebab tengkes pada anak justru bukan karena faktor kesehatan.
"Stunting bukan masalah kesehatan saja, masalah kesehatan hanya 30 persen, 70 persen disumbang faktor non kesehatan," kata Erizon Safari saat ditemui di Kantor Wali Kota Jakarta Barat, Jumat (16/9).
Erizon mengatakan, beberapa faktor non kesehatan yang memicu anak menjadi tengkes adalah infrastruktur, sanitasi air, pendidikan, perekonomian hingga masalah sosial.
Salah satu contohnya terkait sanitasi air, menurut dia, anak akan lebih mudah menjadi tengkes jika minim mendapatkan air bersih.
Kondisi semakin diperparah dengan kebiasaan warga membuang kotoran sembarangan sehingga membuat lingkungan menjadi kotor dan menimbulkan penyakit. "Ternyata jamban komunal yang kurang juga bisa jadi masalah," ujar dia.