"Model ini memang paradigma baru karena ada peran masyarakat yang dimulai dari pemilahan sampah, kemudian ada perubahan mekanisme pengangkutan sampah yang sudah terpilah dan terjadwal," kata Anies saat ditemui di Jakarta, Rabu.
Anies mengatakan, pusat daur ulang sampah tersebut bisa mengurangi jumlah sampah yang masuk ke tempat pembuangan akhir (TPA).
Pemilahan sampah di kawasan Pesanggrahan ini dinilai berhasil mereduksi sampah. Karena itu akan diperluas ke seluruh wilayah DKI Jakarta.
"Alhamdulillah sudah berhasil mereduksi sampah sampai sebanyak 60 hingga 70 persen. Keberhasilan ini diperluas ke seluruh Jakarta dengan Pergub Nomor 77 Tahun 2020 tentang Pengelolaan Sampah Lingkup Rukun Warga," katanya.
Baca juga: DKI tuntaskan saringan sampah Kali Ciliwung Segmen TB Simatupang
Baca juga: Sudin SDA Jakarta Timur bangun saringan sampah antisipasi banjir
Lalu diperluas pula dengan Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 55 Tahun 2021 tentang Pengurangan dan Penanganan Sampah serta pelatihan internal dinas di DKI Jakarta.
"Saat ini telah diterapkan di 1.369 RW di Jakarta. Alhamdulillah sejauh ini sudah 13 persen dari rumah tangga yang konsisten melakukan pemilahan sampah," tuturnya.
Harapan Anies, JRC sebagai Pusat Daur Ulang Sampah Terpadu ini bisa mulai beroperasi pada akhir tahun 2022.
Lalu diperluas pula dengan Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 55 Tahun 2021 tentang Pengurangan dan Penanganan Sampah serta pelatihan internal dinas di DKI Jakarta.
"Saat ini telah diterapkan di 1.369 RW di Jakarta. Alhamdulillah sejauh ini sudah 13 persen dari rumah tangga yang konsisten melakukan pemilahan sampah," tuturnya.
Harapan Anies, JRC sebagai Pusat Daur Ulang Sampah Terpadu ini bisa mulai beroperasi pada akhir tahun 2022.
"Harapannya nanti bulan Desember sudah bisa selesai, kondisi yang kita lihat seperti tempat ini nantinya bisa kita saksikan di seluruh Jakarta," katanya.