G20 Indonesia
Puan ajak anggota P20 atasi persoalan perubahan iklim
5 Oktober 2022 15:53 WIB
Ketua DPR RI Puan Maharani menyampaikan pidato saat mengikuti pembukaan Parliamentary Forum and the 8th G20 Parliamentary Speakers' Summit (P20) di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (5/10/2022). ANTARA FOTO/Galih Pradipta/hp.
Jakarta (ANTARA) - Ketua DPR RI Puan Maharani mengajak parlemen anggota P20 mengatasi persoalan perubahan iklim, karena dampaknya semakin dirasakan masyarakat dunia.
"Dampak perubahan iklim telah dirasakan semakin mengemuka. Cuaca ekstrem, kekeringan, banjir, bencana alam terus terjadi silih berganti dan semakin sering terjadi. Pemanasan global telah mencapai 1,1 derajat celcius,” kata Puan dalam “Parliamentary Forum in The Context of The G20 Parliamentary Speakers’ Summit”, di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu.
Dia mengatakan semua pihak harus memiliki sense of urgency sehingga saat ini adalah waktunya untuk bertindak menurunkan emisi global, mengakselerasi transisi menuju energi terbarukan, dan mengimplementasikan bantuan keuangan dan transfer teknologi bagi negara berkembang.
Menurut dia, dunia perlu membangun mitigasi perubahan iklim yang berpusat pada manusia dan mitigasi yang berpusat pada manusia dimulai dari membangun kesadaran dan komitmen untuk menjaga kelestarian dan daya dukung alam dan lingkungan hidup.
Baca juga: Puan optimistis P20 berdampak positif untuk pariwisata Indonesia
Baca juga: Ketua DPR dorong peningkatan kerja sama parlemen RI dan Inggris
"Pada tahap selanjutnya, dituntut kemauan bersama dalam membangun tata dunia ekosistem industri dan perekonomian yang ramah terhadap lingkungan hidup," ujarnya.
Puan menilai diperlukan perubahan cara berpikir bahwa kita tidak saja mengambil dari alam tetapi harus memulihkan alam kembali kepada ekosistem yang baik.
Menurut dia, diperlukan bentuk kerja sama antarbangsa dan negara yang realistis dan nyata untuk dapat menyentuh permasalahan inti yaitu mengelola persaingan ekonomi global dan industri yang dapat berkontribusi dalam pemulihan lingkungan hidup.
"Industri tidak hanya mengambil dari alam tetapi juga harus dapat mengembalikan pemulihannya; suatu program mitigasi dengan pemulihan yang dilakukan secara sistematis dan masif," tuturnya.
Baca juga: BKSAP DPR RI: P20 jadi momentum kerja sama global
Dia menjelaskan parlemen juga semakin menyadari peran strategis dalam penguatan kerja sama internasional antar-parlemen untuk adaptasi dan mitigasi perubahan iklim.
Menurut dia, DPR RI juga telah mengambil langkah nyata untuk mendukung mitigasi dan adaptasi perubahan iklim dengan memperkuat pembangunan berkelanjutan dan ekonomi hijau.
“Langkah nyata tersebut diwujudkan dengan mengusulkan RUU Energi Baru dan Terbarukan sebagai usul inisiatif DPR RI serta akan mulai menggunakan solar sel untuk memenuhi 25 persen kebutuhan listrik di gedung DPR RI," imbuhnya.
Puan mengatakan dalam pertemuan P20 yang sangat strategis, dapat mengambil komitmen dan langkah-langkah nyata dalam mitigasi serta adaptasi dampak perubahan iklim.
"Dampak perubahan iklim telah dirasakan semakin mengemuka. Cuaca ekstrem, kekeringan, banjir, bencana alam terus terjadi silih berganti dan semakin sering terjadi. Pemanasan global telah mencapai 1,1 derajat celcius,” kata Puan dalam “Parliamentary Forum in The Context of The G20 Parliamentary Speakers’ Summit”, di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu.
Dia mengatakan semua pihak harus memiliki sense of urgency sehingga saat ini adalah waktunya untuk bertindak menurunkan emisi global, mengakselerasi transisi menuju energi terbarukan, dan mengimplementasikan bantuan keuangan dan transfer teknologi bagi negara berkembang.
Menurut dia, dunia perlu membangun mitigasi perubahan iklim yang berpusat pada manusia dan mitigasi yang berpusat pada manusia dimulai dari membangun kesadaran dan komitmen untuk menjaga kelestarian dan daya dukung alam dan lingkungan hidup.
Baca juga: Puan optimistis P20 berdampak positif untuk pariwisata Indonesia
Baca juga: Ketua DPR dorong peningkatan kerja sama parlemen RI dan Inggris
"Pada tahap selanjutnya, dituntut kemauan bersama dalam membangun tata dunia ekosistem industri dan perekonomian yang ramah terhadap lingkungan hidup," ujarnya.
Puan menilai diperlukan perubahan cara berpikir bahwa kita tidak saja mengambil dari alam tetapi harus memulihkan alam kembali kepada ekosistem yang baik.
Menurut dia, diperlukan bentuk kerja sama antarbangsa dan negara yang realistis dan nyata untuk dapat menyentuh permasalahan inti yaitu mengelola persaingan ekonomi global dan industri yang dapat berkontribusi dalam pemulihan lingkungan hidup.
"Industri tidak hanya mengambil dari alam tetapi juga harus dapat mengembalikan pemulihannya; suatu program mitigasi dengan pemulihan yang dilakukan secara sistematis dan masif," tuturnya.
Baca juga: BKSAP DPR RI: P20 jadi momentum kerja sama global
Dia menjelaskan parlemen juga semakin menyadari peran strategis dalam penguatan kerja sama internasional antar-parlemen untuk adaptasi dan mitigasi perubahan iklim.
Menurut dia, DPR RI juga telah mengambil langkah nyata untuk mendukung mitigasi dan adaptasi perubahan iklim dengan memperkuat pembangunan berkelanjutan dan ekonomi hijau.
“Langkah nyata tersebut diwujudkan dengan mengusulkan RUU Energi Baru dan Terbarukan sebagai usul inisiatif DPR RI serta akan mulai menggunakan solar sel untuk memenuhi 25 persen kebutuhan listrik di gedung DPR RI," imbuhnya.
Puan mengatakan dalam pertemuan P20 yang sangat strategis, dapat mengambil komitmen dan langkah-langkah nyata dalam mitigasi serta adaptasi dampak perubahan iklim.
Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2022
Tags: