Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua Komisi Uni Afrika (UA) Monique Nsanzabaganwa mengungkap adanya sembilan program kerja sama Afrika-China untuk meningkatkan hubungan bilateral di segala bidang.

Pada pekan sebelumnya, sebuah pertemuan koordinasi sukses digelar untuk mendorong aksi lanjutan dari Konferensi Tingkat Menteri Kedelapan Forum Kerja Sama China-Afrika.

Dalam konferensi tersebut, China mengumumkan sembilan program untuk memperkuat kerja sama China-Afrika di sejumlah bidang seperti pengurangan kemiskinan, pengembangan pertanian, dan inovasi digital.

Sembilan program itu "cukup selaras dengan prioritas Afrika sebagaimana diungkapkan dalam Agenda 2063," yakni rencana pembangunan kontinental 50 tahun UA, ujar Nsanzabaganwa dalam sesi wawancara dengan Xinhua baru-baru ini.

"Kami melihat sembilan program ini dengan harapan tinggi," ujarnya.

Nsanzabaganwa mencontohkan kerja sama di bidang kesehatan masyarakat sebagai salah satu aspek utama yang secara signifikan menguntungkan kedua pihak. "China sangat mendukung Afrika tidak hanya untuk mengatasi pandemi yang merebak sejak beberapa tahun lalu, tetapi juga terus mendukung pembangunan kapasitas Afrika dalam menangani pandemi dan membantu proses industrialisasi produksi obat-obatan, vaksin, serta barang-barang medis lainnya, seperti alat pelindung diri (APD)," katanya.

Wakil ketua Komisi UA ini mengatakan kerja sama China-Afrika dalam pengurangan kemiskinan dan pertanian juga menjadi prioritas lain di antara sembilan program yang dapat melengkapi sejumlah prioritas pembangunan benua Afrika.

Hal itu dapat membantu mewujudkan aspirasi benua Afrika untuk mencapai kemandirian dengan memanfaatkan sumber daya alamnya sendiri, ujar Nsanzabaganwa. "Itu merupakan salah satu area yang sangat terbantu oleh kerja sama antara Afrika dan China, dan kami sangat menantikannya, terutama ketika dunia sedang menghadapi gangguan dalam hal distribusi makanan dan jalur logistik seperti saat ini," katanya.

Dalam hal perdagangan dan investasi, China mendukung pembangunan Kawasan Perdagangan Bebas Benua Afrika untuk membantu meningkatkan aktivitas perdagangan di antara negara-negara Afrika, tutur Nsanzabaganwa.

Perjanjian perdagangan yang mengintegrasikan 1,3 miliar penduduk di benua Afrika untuk perdagangan intra-Afrika, juga akan mendukung pengembangan "program-program perdagangan, investasi, dan industrialisasi antara China dan Afrika," tambahnya.

Selain sembilan program yang ditetapkan di bawah Forum Kerja Sama China-Afrika, Nsanzabaganwa juga menyebut pentingnya kerja sama yang sedang berjalan di bawah Inisiatif Sabuk dan Jalur Sutra (Belt and Road Initiative/BRI).

Nsanzabaganwa mengungkap kembali Nota Kesepahaman yang ditandatangani tahun lalu antara UA dengan Komisi Reformasi dan Pembangunan Nasional China dalam kerangka Rencana Kerja Sama China-UA terkait BRI, yang mencakup sektor-sektor prioritas seperti kesehatan, ketahanan pangan, infrastruktur, dan energi.

"Inisiatif ini akan sangat mendukung penyelesaian (proyek-proyek) unggulan dalam Agenda 2063, khususnya di bidang infrastruktur," katanya.

Mengingat tahun 2022 akan menandai 20 tahun penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Durban yang melahirkan UA, yakni penerus Organisasi Persatuan Afrika (Organization of African Unity), Nsanzabaganwa menekankan perlunya semakin memperkuat hubungan China-Afrika.

UA didedikasikan untuk integrasi Afrika yang membutuhkan investasi dalam jumlah besar, kata Nsanzabaganwa, seraya menambahkan UA ingin mengundang para mitra dan negara-negara sahabat, termasuk China, untuk "datang dan berinvestasi di Afrika serta bekerja sama dengan berbagai cara yang bisa membantu kita melangkah maju."