Mirae Sekuritas prediksi IHSG cenderung tertekan pada Oktober
4 Oktober 2022 20:31 WIB
Ilustrasi - Seorang pengunjung memotret layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang menguat di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/ama/aa. (ANTARAFOTO/PUSPA PERWITASARI)
Jakarta (ANTARA) - Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Martha Christina memprediksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan cenderung tertekan selama Oktober 2022.
Martha juga memproyeksikan IHSG secara teknikal akan melemah dengan support-resistance di level 6.904-7.228.
"Analisis teknikal tersebut juga mempertimbangkan faktor fundamental makroekonomi di mana kekhawatiran akan resesi global sedang masih meningkat, seiring inflasi yang tetap tinggi dan kebijakan pengetatan likuiditas oleh bank sentral. Karena itu, bursa global, termasuk, IHSG relatif akan cenderung tertekan," ujar Martha dalam keterangan di Jakarta, Selasa.
Baca juga: IHSG ditutup menguat seiring aksi beli asing
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Selasa ditutup menguat 62,54 poin atau 0,89 persen ke posisi 7.072,26. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 8,27 poin atau 0,82 persen ke posisi 1.014,65.
Martha menyampaikan, sektor yang direkomendasikan pada Oktober di tengah potensi koreksi teknikal tersebut serta menjelang rilis laporan keuangan kuartal III 2022 adalah sektor perbankan, energi, dan industri.
Sementara itu, untuk mengantisipasi pelemahan IHSG, dia masih merekomendasi dua saham defensif seperti PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM).
Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta menambahkan, kenaikan suku bunga menyikapi kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) diprediksi akan menyebabkan perlambatan aktivitas ekonomi hingga dua kuartal ke depan.
Baca juga: IHSG menguat ikuti pergerakan positif bursa saham global
Meskipun demikian, Nafan optimistis Indonesia tidak akan jatuh ke dalam jurang resesi.
"Indonesia tidak akan terkena resesi karena didukung oleh kinerja ekspor yang solid dan konsumsi rumah tangga yang kuat seiring dengan mobilitas penduduk yang terus membaik. Dengan demikian, mempengaruhi ketahanan IHSG yang masih kuat untuk jangka menengah-panjang," ujar Nafan.
Martha juga memproyeksikan IHSG secara teknikal akan melemah dengan support-resistance di level 6.904-7.228.
"Analisis teknikal tersebut juga mempertimbangkan faktor fundamental makroekonomi di mana kekhawatiran akan resesi global sedang masih meningkat, seiring inflasi yang tetap tinggi dan kebijakan pengetatan likuiditas oleh bank sentral. Karena itu, bursa global, termasuk, IHSG relatif akan cenderung tertekan," ujar Martha dalam keterangan di Jakarta, Selasa.
Baca juga: IHSG ditutup menguat seiring aksi beli asing
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Selasa ditutup menguat 62,54 poin atau 0,89 persen ke posisi 7.072,26. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 8,27 poin atau 0,82 persen ke posisi 1.014,65.
Martha menyampaikan, sektor yang direkomendasikan pada Oktober di tengah potensi koreksi teknikal tersebut serta menjelang rilis laporan keuangan kuartal III 2022 adalah sektor perbankan, energi, dan industri.
Sementara itu, untuk mengantisipasi pelemahan IHSG, dia masih merekomendasi dua saham defensif seperti PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM).
Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta menambahkan, kenaikan suku bunga menyikapi kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) diprediksi akan menyebabkan perlambatan aktivitas ekonomi hingga dua kuartal ke depan.
Baca juga: IHSG menguat ikuti pergerakan positif bursa saham global
Meskipun demikian, Nafan optimistis Indonesia tidak akan jatuh ke dalam jurang resesi.
"Indonesia tidak akan terkena resesi karena didukung oleh kinerja ekspor yang solid dan konsumsi rumah tangga yang kuat seiring dengan mobilitas penduduk yang terus membaik. Dengan demikian, mempengaruhi ketahanan IHSG yang masih kuat untuk jangka menengah-panjang," ujar Nafan.
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2022
Tags: