Jakarta (ANTARA) -
Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri meminta prajurit TNI Angkatan Laut (AL) memahami dan memegang teguh Pancasila serta memiliki cara pandang geopolitik dalam menjalankan tugas dan darma baktinya kepada negara.

"Saya menjelaskan hubungan Pancasila dengan geopolitik, itulah pesan utamanya. Mereka, perwira ini, yang akan menjadi bagian dari bangsa kita, yang akan menjadi bagian pertahanan keamanan Republik ini. Lalu, kalau tidak mengerti sebenarnya sejarah Pancasila dan ilmu geopolitik dalam pelaksanaan sebagai matra di pergolakan dunia ini, saya kurang tahu akan jadi seperti apa," kata Megawati saat memberikan kuliah umum di Sekolah Staf dan Komando TNI Angkatan Laut (Seskoal), Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Selasa.

Menurut dia, memahami Pancasila berarti mengetahui sejarah bangsa dan negara Indonesia, sedangkan memiliki cara pandang geopolitik berarti memahami kondisi dan posisi diri sendiri, serta keadaan sekelilingnya.

Saat sesi kuliah umum, Megawati banyak menjelaskan soal Pancasila, termasuk berbagai cerita tentang sejarah Pancasila dan perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia.

Megawati menyampaikan banyak kisah yang tidak muncul di berbagai literatur serta buku sejarah di sekolah, salah satunya ialah soal Serangan Umum 1 Maret 1949. Megawati berbicara mengenai pengalamannya berdialog dengan almarhum Sultan Hamengkubuwono IX tentang hal itu.

Baca juga: Megawati ingin bangun kantor partai di perbatasan

Dia mengakui sejarah mengenai Pancasila banyak dibelokkan, khususnya di masa pemerintahan Orde Baru, sehingga pelurusan sejarah perlu dilakukan. Oleh karena itu, dia mendorong agar Pancasila benar-benar bisa dipahami sesuai dengan aslinya.

"Sejarah bisa menjadi sebuah proyeksi ke tengah dan ke depan. Dengan demikian, pelurusan sejarah itu perlu, terutama untuk generasi muda," kata Megawati.

Untuk mempertegas pentingnya sejarah yang lurus dan benar, Megawati menceritakan kejadian saat Bung Karno mengunjungi Museum Sejarah Perjuangan Nasional Meksiko di Kota Meksiko.

Saat itu, Bung Karno meminta kepada para rombongan delegasi dari Indonesia untuk memperhatikan kata-kata indah dan bermakna di museum itu, seperti yang dibacakan Megawati.

"Kita meninggalkan museum, tetapi tidak meninggalkan sejarah. Sebab, sejarah terus berjalan maju dalam pergerakan sejarah bangsa menjadi bangsa besar dan hebat," katanya.

Baca juga: Megawati minta kader PDIP bersabar soal capres-cawapres

Dengan pemahaman terhadap Pancasila, lanjutnya, maka pentingnya mengajarkan kepemimpinan Indonesia bagi dunia agar terbebas dari berbagai bentuk penjajahan.

"Agar tujuan tersebut tercapai, maka Indonesia harus membangun kekuatan pertahanannya atas cara pandang geopolitik," kata Megawati.

Dalam cara pandang geopolitik, menurut dia, masyarakat harus memiliki pemahaman konstelasi geografis, budaya, adat istiadat, sejarah, iklim, cara hidup bangsa, maupun tentang cara suatu bangsa bertahan.

Megawati juga mengatakan Pancasila dalam konteks geopolitik perlu dipahami dengan tujuan mewujudkan dunia terbebas dari berbagai belenggu penjajahan. Kondisi geopolitik yang perlu diperhatikan ialah sesuai pernyataan Presiden Joko Widodo bahwa berdasarkan Perserikatan Bangsa-Bangsa akan ada 60-an negara akan failed atau tak berhasil.

Oleh karena itu, dia mendorong agar para perwira yang menimba ilmu di Seskoal benar-benar menempa diri agar memiliki kualitas pemimpin.

"Saya bilang dari pengalaman saya, kepangkatan bisa dicari; yang susah jadi leader, pemimpin. Sulit dicari pemimpin untuk bisa membawa kapal ke arah tujuan. Kalau tujuan ke sana, apa yang akan terjadi, bagaimana kalau ada badai, bagaimana kalau ada musuh. Leader adalah bisa melihat dan membawa bahwa kita harus tiba ke sana ke tujuan kita," ujarnya.

Baca juga: Megawati beri kuliah umum perwira TNI AL di Seskoal