PJB ubah nama jadi PLN Nusantara Power
4 Oktober 2022 16:48 WIB
PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB) resmi berganti nama menjadi PLN Nusantara Power (PLN) yang menjadikannya sebagai perusahaan pembangkit listrik terbesar se- Asia Tenggara dengan pengelolaan mencapai 23,5 Giga Watt. ANTARA/HO-PLN NP.
Surabaya (ANTARA) - PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB) meresmikan logo dan nama baru perusahaan menjadi PT Perusahaan Listrik Negara Nusantara Power (PLN NP) bertepatan dengan hari ulang tahunnya yang ke-27.
Direktur Utama (Dirut) PLN Nusantara Power Ruly Firmansyah dalam keterangan tertulisnya di Surabaya, Selasa, menjelaskan, perubahan nama dan logo perusahaan ini menindaklanjuti penetapan sebagai subholding PT PLN, dari semula merupakan anak perusahaan, seperti telah diumumkan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir pada 21 September lalu.
"PLN Nusantara Power mengambil peran penting dalam subholding PLN. Dengan adanya holding subholding, maka aset-aset pembangkitan PLN yang tadinya tersebar di seluruh wilayah akan dikonsolidasikan," kata dia.
Menurut dia, PLN Nusantara Power akan mengelola unit pembangkit yang lebih banyak, sesuai dengan core compentency yang telah terbukti.
Rully memaparkan, dalam struktur perusahaan yang baru, konsolidasi aset pembangkitan PLN membentuk dua subholding Generation Company (GenCo), yaitu PLN Nusantara Power dan PLN Indonesia Power.
"Itu akan menjadi Generation Company terbesar se-Asia Tenggara. Khususnya PLN Nusantara Power akan menjadi perusahaan pembangkit listrik terbesar se-Asia Tenggara yang mengelola hingga mencapai 23,5 Giga Watt," ujar dia.
Komisaris Utama PLN Nusantara Power E Haryadi menambahkan, pembentukan holding dan subholding PLN akan berdampak positif bagi upaya Indonesia untuk mengambil bagian pada rantai pasok global di tengah momentum transisi energi saat ini.
"Melalui mekanisme holding dan subholding, PLN dan PLN NP akan fokus pada konsolidasi serta optimalisasi aset yang akan membentuk ekosistem industri hijau yang kuat ke depan," kata dia.
Dengan begitu, lanjut dia, aset-aset pembangkitan PLN yang tadinya tersebar kini akan dikonsolidasikan.
"Proses bisnis pengelolaan pembangkitan disederhanakan. Utilisasi aset yang tadinya belum maksimal akan semakin dioptimalkan," kata dia.
Baca juga: PJB jajaki pengelolaan pembangkit di Laos
Baca juga: PJB bangun 20 titik atap panel surya dukung pelaksanaan G20 di Bali
Baca juga: PJB tingkatkan rasio co-firing biomassa di PLTU Paiton 1 dan 2
Direktur Utama (Dirut) PLN Nusantara Power Ruly Firmansyah dalam keterangan tertulisnya di Surabaya, Selasa, menjelaskan, perubahan nama dan logo perusahaan ini menindaklanjuti penetapan sebagai subholding PT PLN, dari semula merupakan anak perusahaan, seperti telah diumumkan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir pada 21 September lalu.
"PLN Nusantara Power mengambil peran penting dalam subholding PLN. Dengan adanya holding subholding, maka aset-aset pembangkitan PLN yang tadinya tersebar di seluruh wilayah akan dikonsolidasikan," kata dia.
Menurut dia, PLN Nusantara Power akan mengelola unit pembangkit yang lebih banyak, sesuai dengan core compentency yang telah terbukti.
Rully memaparkan, dalam struktur perusahaan yang baru, konsolidasi aset pembangkitan PLN membentuk dua subholding Generation Company (GenCo), yaitu PLN Nusantara Power dan PLN Indonesia Power.
"Itu akan menjadi Generation Company terbesar se-Asia Tenggara. Khususnya PLN Nusantara Power akan menjadi perusahaan pembangkit listrik terbesar se-Asia Tenggara yang mengelola hingga mencapai 23,5 Giga Watt," ujar dia.
Komisaris Utama PLN Nusantara Power E Haryadi menambahkan, pembentukan holding dan subholding PLN akan berdampak positif bagi upaya Indonesia untuk mengambil bagian pada rantai pasok global di tengah momentum transisi energi saat ini.
"Melalui mekanisme holding dan subholding, PLN dan PLN NP akan fokus pada konsolidasi serta optimalisasi aset yang akan membentuk ekosistem industri hijau yang kuat ke depan," kata dia.
Dengan begitu, lanjut dia, aset-aset pembangkitan PLN yang tadinya tersebar kini akan dikonsolidasikan.
"Proses bisnis pengelolaan pembangkitan disederhanakan. Utilisasi aset yang tadinya belum maksimal akan semakin dioptimalkan," kata dia.
Baca juga: PJB jajaki pengelolaan pembangkit di Laos
Baca juga: PJB bangun 20 titik atap panel surya dukung pelaksanaan G20 di Bali
Baca juga: PJB tingkatkan rasio co-firing biomassa di PLTU Paiton 1 dan 2
Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2022
Tags: