Kemendag: Cita-cita jadi pusat fesyen muslim dunia bukan impian belaka
4 Oktober 2022 15:29 WIB
Para model menunjukkan busana karya sejumlah perancang antara lain Tuty Adib, NURZAHRA, Hannie Hananto, Dian Pelangi,kami, Kursien Karzai,Barli Asmara , Wignyo, ZM by Zaskia Mecca, L by Laudya Cynthia Bella, Jenna & Kaia, Jenahara, Nada Puspita, KHANAAN, Irna Mutiara, Ayu Dyah Andari, JAWHARA Syari, Dian Risty, NY by Novita Yunus dan Itang Yunasz yang dipamerkan dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (29/8/2022). ANTARA/Lia Wanadriani Santosa/aa.
Jakarta (ANTARA) - Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Didi Sumedi mengatakan cita-cita menjadikan Indonesia sebagai pusat fesyen muslim dunia pada 2024 bukan mimpi belaka karena data menunjukkan peluang tersebut bisa terwujud.
"Ini bukan mimpi belaka karena kami punya data sahih untuk jadikan Indonesia pusat mode, khususnya fesyen muslim dunia," kata Didi dalam konferensi pers daring, Selasa.
Didi mengatakan skor Indonesia berada di peringkat ketiga, berdasarkan data Global Islamic Economy Indicator, sebagai negara yang berpotensi mengembangkan produk fesyen modest setelah Uni Emirat Arab dan Turki. Mengingat populasi Muslim di Indonesia yang besar, penjualan fesyen muslim di dalam negeri harus digenjot agar target menjadi pusat mode muslim dunia bisa tercapai.
Baca juga: Ketersediaan bahan untuk "modest fashion" diharapkan lebih banyak lagi
"Ini salah satu modal kita menjadi trendsetter dunia," kata Didi.
Didi menuturkan perlu ada strategi bersama dalam memperkuat ekosistem fesyen muslim di Indonesia serta menghadapi situasi di mana pertumbuhan ekonomi global diprediksi akan melambat karena terdampak masalah geopolitik antara Ukraina dan Rusia.
Prediksi melambatnya perekonomian global juga disebut Didi akan mempengaruhi Indonesia, juga berdampak ke menurunnya permintaan, dalam hal ini terkait fesyen muslim. Ketika permintaan dunia menurun, maka hal-hal yang terkait dengan gaya hidup menjadi nomor dua karena orang-orang akan mengutamakan kebutuhan primer.
"Kalau kita bisa menembus permasalahan ini, (jika) kita sudah teruji meski market menciut, kita bisa meningkatkan terus ekspor," katanya.
Oleh karena itu, kerjasama dan kolaborasi dibutuhkan dalam mengatasi krisis dunia, terutama permintaan pasar yang diprediksi menurun, agar cita-cita Indonesia jadi pusat mode muslim dunia bisa terwujud.
Acara Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW) akan diselenggarakan pada 20-22 Oktober 2022 yang menyemarakkan Gelaran Trade Expo Indonesia (TEI) ke-37 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD City Tangerang, Banten pada 19-23 Oktober 2022.
Pemerintah meyakini agenda JMFW mampu mengungkit potensi Indonesia sebagai kiblat mode fesyen muslim untuk pasar global.
Baca juga: IFC harap IN2MOTIONFEST promosikan "modest fashion" Indonesia
Baca juga: Koleksi baru DOA by Dewi Sandra terinspirasi dari Andalusia
Baca juga: Wamenparekraf: Saatnya Indonesia jadi "trendsetter" fesyen muslim
"Ini bukan mimpi belaka karena kami punya data sahih untuk jadikan Indonesia pusat mode, khususnya fesyen muslim dunia," kata Didi dalam konferensi pers daring, Selasa.
Didi mengatakan skor Indonesia berada di peringkat ketiga, berdasarkan data Global Islamic Economy Indicator, sebagai negara yang berpotensi mengembangkan produk fesyen modest setelah Uni Emirat Arab dan Turki. Mengingat populasi Muslim di Indonesia yang besar, penjualan fesyen muslim di dalam negeri harus digenjot agar target menjadi pusat mode muslim dunia bisa tercapai.
Baca juga: Ketersediaan bahan untuk "modest fashion" diharapkan lebih banyak lagi
"Ini salah satu modal kita menjadi trendsetter dunia," kata Didi.
Didi menuturkan perlu ada strategi bersama dalam memperkuat ekosistem fesyen muslim di Indonesia serta menghadapi situasi di mana pertumbuhan ekonomi global diprediksi akan melambat karena terdampak masalah geopolitik antara Ukraina dan Rusia.
Prediksi melambatnya perekonomian global juga disebut Didi akan mempengaruhi Indonesia, juga berdampak ke menurunnya permintaan, dalam hal ini terkait fesyen muslim. Ketika permintaan dunia menurun, maka hal-hal yang terkait dengan gaya hidup menjadi nomor dua karena orang-orang akan mengutamakan kebutuhan primer.
"Kalau kita bisa menembus permasalahan ini, (jika) kita sudah teruji meski market menciut, kita bisa meningkatkan terus ekspor," katanya.
Oleh karena itu, kerjasama dan kolaborasi dibutuhkan dalam mengatasi krisis dunia, terutama permintaan pasar yang diprediksi menurun, agar cita-cita Indonesia jadi pusat mode muslim dunia bisa terwujud.
Acara Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW) akan diselenggarakan pada 20-22 Oktober 2022 yang menyemarakkan Gelaran Trade Expo Indonesia (TEI) ke-37 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD City Tangerang, Banten pada 19-23 Oktober 2022.
Pemerintah meyakini agenda JMFW mampu mengungkit potensi Indonesia sebagai kiblat mode fesyen muslim untuk pasar global.
Baca juga: IFC harap IN2MOTIONFEST promosikan "modest fashion" Indonesia
Baca juga: Koleksi baru DOA by Dewi Sandra terinspirasi dari Andalusia
Baca juga: Wamenparekraf: Saatnya Indonesia jadi "trendsetter" fesyen muslim
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2022
Tags: