BRIN: Teknologi "coating" perpanjang umur simpan produk hortikultura
4 Oktober 2022 13:02 WIB
Larutan pelapis (coating) merupakan formulasi dari produk turunan sawit yang diciptakan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk menjadi solusi terhadap masalah pendeknya umur simpan buah. ANTARA/Martha Herlinawati Simanjuntak
Jakarta (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengembangkan teknologi coating (larutan pelapis) untuk memperpanjang umur simpan produk hortikultura terutama buah-buahan sehingga meningkatkan daya saing produk tersebut.
"Hasil riset aplikasi coating berbasis sawit ini bertujuan untuk meningkatkan masa kesegaran produk hortikultura," kata Kepala Organisasi Riset Pertanian dan Pangan BRIN Puji Lestari dalam Webinar Produk Sawit untuk Hortikultura yang diikuti dalam jaringan di Jakarta, Selasa.
Teknologi larutan pelapis bertujuan untuk mempertahankan kesegaran buah dan menjaga susut bobot produk. Bahan utama pembuatan coating adalah turunan sawit dengan 100 persen berbasis bahan lokal.
Puji menuturkan teknologi tersebut merupakan salah satu bentuk komitmen BRIN dalam mendukung ketahanan pangan nasional dalam penyediaan bahan pangan segar melalui pengurangan potensi bahan pangan yang terbuang.
Baca juga: BRIN buat larutan pelapis buah berbahan produk turunan kelapa sawit
Baca juga: Peneliti: Teknologi iradiasi bermanfaat awetkan bahan pangan
Dengan umur simpan produk lebih tahan lama, jangkauan distribusi produk hortikultura juga dapat lebih luas sehingga membantu meningkatkan industri hortikultura di Indonesia.
Produk hortikultura mempunyai nilai tinggi dalam bentuk segar sehingga memerlukan penanganan khusus untuk menjaga kualitas produk sampai ke tangan konsumen.
Namun, rerata kehilangan hasil dari komoditas buah-buahan lebih dari 30 persen karena buah-buahan umumnya memiliki umur simpan yang relatif pendek, khususnya buah-buahan tropis.
Oleh karenanya, teknologi coating menjadi solusi untuk mempertahankan kualitas buah-buahan dalam jangka waktu yang panjang.
Selain itu, pemanfaatan produk turunan sawit sebagai larutan coating juga meningkatkan nilai tambah sawit dan mendukung kemandirian teknologi.
"Jadi kita tidak tergantung impor lagi bahannya karena kita sudah punya sendiri dengan memanfaatkan sawit yang ada di kita," tutur Puji.
Teknologi tersebut dikembangkan dengan dukungan pendanaan dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).
Untuk memperkenalkan teknologi coating berbasis sawit, BRIN bekerja sama dengan BPDPKS melakukan kegiatan sosialisasi ke tiga daerah, yakni Yogyakarta, Malang dan Bandung yang diikuti oleh para pelaku atau pengusaha yang bergerak di bidang hortikultura.
Baca juga: BRIN kembangkan teknologi pengemasan dan diversifikasi produk pangan
Baca juga: BRIN tingkatkan kualitas dan produktivitas riset kesehatan dan pangan
"Hasil riset aplikasi coating berbasis sawit ini bertujuan untuk meningkatkan masa kesegaran produk hortikultura," kata Kepala Organisasi Riset Pertanian dan Pangan BRIN Puji Lestari dalam Webinar Produk Sawit untuk Hortikultura yang diikuti dalam jaringan di Jakarta, Selasa.
Teknologi larutan pelapis bertujuan untuk mempertahankan kesegaran buah dan menjaga susut bobot produk. Bahan utama pembuatan coating adalah turunan sawit dengan 100 persen berbasis bahan lokal.
Puji menuturkan teknologi tersebut merupakan salah satu bentuk komitmen BRIN dalam mendukung ketahanan pangan nasional dalam penyediaan bahan pangan segar melalui pengurangan potensi bahan pangan yang terbuang.
Baca juga: BRIN buat larutan pelapis buah berbahan produk turunan kelapa sawit
Baca juga: Peneliti: Teknologi iradiasi bermanfaat awetkan bahan pangan
Dengan umur simpan produk lebih tahan lama, jangkauan distribusi produk hortikultura juga dapat lebih luas sehingga membantu meningkatkan industri hortikultura di Indonesia.
Produk hortikultura mempunyai nilai tinggi dalam bentuk segar sehingga memerlukan penanganan khusus untuk menjaga kualitas produk sampai ke tangan konsumen.
Namun, rerata kehilangan hasil dari komoditas buah-buahan lebih dari 30 persen karena buah-buahan umumnya memiliki umur simpan yang relatif pendek, khususnya buah-buahan tropis.
Oleh karenanya, teknologi coating menjadi solusi untuk mempertahankan kualitas buah-buahan dalam jangka waktu yang panjang.
Selain itu, pemanfaatan produk turunan sawit sebagai larutan coating juga meningkatkan nilai tambah sawit dan mendukung kemandirian teknologi.
"Jadi kita tidak tergantung impor lagi bahannya karena kita sudah punya sendiri dengan memanfaatkan sawit yang ada di kita," tutur Puji.
Teknologi tersebut dikembangkan dengan dukungan pendanaan dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).
Untuk memperkenalkan teknologi coating berbasis sawit, BRIN bekerja sama dengan BPDPKS melakukan kegiatan sosialisasi ke tiga daerah, yakni Yogyakarta, Malang dan Bandung yang diikuti oleh para pelaku atau pengusaha yang bergerak di bidang hortikultura.
Baca juga: BRIN kembangkan teknologi pengemasan dan diversifikasi produk pangan
Baca juga: BRIN tingkatkan kualitas dan produktivitas riset kesehatan dan pangan
Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022
Tags: