"Bisa saja ada anak yang mengulangi, artinya dia meniru perilaku ayahnya, jadi dia agresif," ucap Yulistin saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Senin.
Selain berperilaku agresif, lanjutnya, anak akan mengalami trauma jika melihat langsung kekerasan yang dilakukan orang tuanya.
Baca juga: KPI imbau lembaga penyiaran untuk tidak menampilkan pelaku KDRT
Jika anak adalah perempuan, kata Yulistin, akan timbul trauma ketika ia berkenalan dengan pria, karena memori buruk yang dilakukan oleh ayahnya.Baca juga: KPI imbau lembaga penyiaran untuk tidak menampilkan pelaku KDRT
"Kenal sama laki-laki dia terlalu sensitif, terlalu menjaga dirinya, jadi ada ketakutan, ada kekhawatiran pada dirinya. Timbul juga ketidakpercayaan dari dirinya," ucap Yulistin.
Pendampingan terhadap anak perlu dilakukan orang tua jika anak melihat pertengkaran di rumah dan perlu memberikan rasa aman.
"Dari orang tua misalnya, anak yang melihat orang tuanya bertengkar bisa disampaikan 'kejadian tersebut bukan berarti Mama Papa tidak sayang kamu, Mama Papa tetap sayang padamu dan tidak akan meninggalkan kamu'," paparnya
Trauma tersebut, menurutnya, perlu ditangani dengan cepat oleh ahli yang mengerti agar muncul kembali rasa percaya dirinya dan tidak lagi menutup diri dari lingkungannya.
Baca juga: Pemkot Jakbar dan Polda Metro lakukan sosialisasi pencegahan KDRT
Baca juga: KemenPPPA tekankan peningkatan peran keluarga cegah KDRT
Baca juga: Pemkot Jakbar dan Polda Metro lakukan sosialisasi pencegahan KDRT
Baca juga: KemenPPPA tekankan peningkatan peran keluarga cegah KDRT