Rupiah awal pekan ditutup anjlok, tertekan data inflasi September
3 Oktober 2022 15:26 WIB
Ilustrasi - Petugas jasa penukaran valuta asing memeriksa lembaran mata uang rupiah dan dollar AS di Jakarta. ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/kye.
Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal pekan melemah, tertekan data inflasi September 2022.
Rupiah ditutup melemah 76 poin atau 0,5 persen ke posisi Rp15.303 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.227 per dolar AS.
"Pelemahan rupiah lebih ke domestik dimana data menunjukkan inflasi Indonesia bulan September melonjak hampir mencapai 6 persen. Ini akan semakin memberi tekanan pada BI untuk menaikkan suku bunga lebih agresif," kata analis DCFX Futures Lukman Leong saat dihubungi di Jakarta, Senin.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi sebesar 1,17 persen pada September 2022 atau adanya kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 111,57 pada Agustus menjadi 112,87 pada September 2022.
Baca juga: Rupiah Senin pagi melemah 28 poin
Penyumbang inflasi pada September utamanya dari kenaikan harga bensin, tarif angkutan dalam kota, beras, minyak solar, tarif angkutan antarkota, tarif kendaraan daring, dan bahan bakar rumah tangga.
Dengan terjadinya inflasi pada September, maka inflasi tahun kalender September 2022 terhadap Desember 2021 sebesar 4,84 persen dan inflasi tahun ke tahun (yoy) September 2022 terhadap September 2021 sebesar 5,95 persen.
"Ekspektasi suku bunga dan inflasi ke depan yang meningkat membuat investor menghindari obligasi pemerintah," ujar Lukman.
Rupiah pada pagi hari dibuka melemah ke posisi Rp15.245 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp15.243 per dolar AS hingga Rp15.305 per dolar AS.
Sementara itu kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Senin melemah ke posisi Rp15.293 per dolar AS dibandingkan posisi hari sebelumnya Rp15.232 per dolar AS.
Baca juga: Harga minyak melonjak, OPEC+ kaji pangkas produksi terbesar sejak 2020
Baca juga: IHSG awal pekan terkoreksi, pasar nantikan rilis data inflasi domestik
Rupiah ditutup melemah 76 poin atau 0,5 persen ke posisi Rp15.303 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.227 per dolar AS.
"Pelemahan rupiah lebih ke domestik dimana data menunjukkan inflasi Indonesia bulan September melonjak hampir mencapai 6 persen. Ini akan semakin memberi tekanan pada BI untuk menaikkan suku bunga lebih agresif," kata analis DCFX Futures Lukman Leong saat dihubungi di Jakarta, Senin.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi sebesar 1,17 persen pada September 2022 atau adanya kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 111,57 pada Agustus menjadi 112,87 pada September 2022.
Baca juga: Rupiah Senin pagi melemah 28 poin
Penyumbang inflasi pada September utamanya dari kenaikan harga bensin, tarif angkutan dalam kota, beras, minyak solar, tarif angkutan antarkota, tarif kendaraan daring, dan bahan bakar rumah tangga.
Dengan terjadinya inflasi pada September, maka inflasi tahun kalender September 2022 terhadap Desember 2021 sebesar 4,84 persen dan inflasi tahun ke tahun (yoy) September 2022 terhadap September 2021 sebesar 5,95 persen.
"Ekspektasi suku bunga dan inflasi ke depan yang meningkat membuat investor menghindari obligasi pemerintah," ujar Lukman.
Rupiah pada pagi hari dibuka melemah ke posisi Rp15.245 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp15.243 per dolar AS hingga Rp15.305 per dolar AS.
Sementara itu kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Senin melemah ke posisi Rp15.293 per dolar AS dibandingkan posisi hari sebelumnya Rp15.232 per dolar AS.
Baca juga: Harga minyak melonjak, OPEC+ kaji pangkas produksi terbesar sejak 2020
Baca juga: IHSG awal pekan terkoreksi, pasar nantikan rilis data inflasi domestik
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022
Tags: