Surabaya (ANTARA) - Organisasi kepemudaan Taruna Merah Putih Surabaya menyalakan lilin sebagai ucapan duka cita serta keprihatinan terhadap peristiwa tragedi Kanjuruhan usai pertandingan sepak bola Arema FC melawan Persebaya pada Sabtu (1/10) malam.

"Kami juga menggelar doa bersama untuk mendoakan yang meninggal dunia diterima di sisi Tuhan Yang Maha Esa, dan keluarga diberi kesabaran," ujar Ketua DPC Taruna Merah Putih (TMP) Surabaya Aryo Seno Bagaskoro di sela aksi di Posko Jalan Raya Darmo, Minggu (2/10) malam.

Dalam doa bersama yang dilaksanakan secara langsung dan daring tersebut, para pengurus dan anggota TMP Surabaya tampak khusyuk memanjatkan doa untuk para korban dan keluarga korban.

Seno, sapaan akrabnya, berharap solidaritas pada korban menguat di kalangan anak-anak muda sebagai bentuk bela sungkawa antarsaudara dan sebangsa.

Baca juga: Ratusan penggemar sepak bola di Bali doakan korban tragedi Kanjuruhan

"Peristiwa ini menjadi kepedihan tidak hanya untuk Bangsa Indonesia, tetapi juga untuk dunia. Menjadi panggilan nurani kita semua untuk menggelar doa dan menunjukkan solidaritas dalam berbagai rupa,” ucap dia.

“Di saat sama, negara harus hadir dan mengusut tuntas pihak-pihak yang bertanggung jawab,” kata Seno menambahkan.

Ia mengatakan bahwa situasi pedih ini menuntut anak-anak muda untuk memperkokoh energi persatuan di tengah situasi duka sebagai kekuatan pemersatu dan elemen perekat.

"Anak muda harus berdiri di depan menjadi contoh dan teladan persatuan. Kita harus sepakat menghentikan kekerasan dan hilangnya nyawa di sepak bola dan olahraga. Energi ini harus ditularkan pada seluruh elemen yang ada melalui panjatan doa dan aksi nyata,” tuturnya.

Baca juga: PBNU akan beri santunan bagi keluarga korban kerusuhan di Kanjuruhan

Sementara itu, berdasarkan data terakhir, korban meninggal dunia akibat tragedi di Stadion Kanjuruhan sebanyak 125 orang.

Kericuhan terjadi usai pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya dengan skor akhir 2-3 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu malam.

Kekalahan itu menyebabkan sejumlah suporter turun dan masuk ke dalam area lapangan. Kerusuhan semakin membesar dimana sejumlah flare dilemparkan termasuk benda-benda lainnya.

Petugas pengamanan, kemudian melakukan upaya pencegahan dengan melakukan pengalihan agar para suporter tersebut tidak masuk ke dalam lapangan dan mengejar pemain. Dalam prosesnya, akhirnya petugas melakukan tembakan gas air mata.

Baca juga: Muhammadiyah dorong investigasi secara objektif tragedi Kanjuruhan

Ditembakkannya gas air mata tersebut dikarenakan para pendukung tim berjuluk Singo Edan yang tidak puas dan turun ke lapangan itu telah melakukan tindakan anarkis dan membahayakan keselamatan para pemain dan ofisial.