Menko Airlangga: Digitalisasi akselerator pertumbuhan ekonomi nasional
2 Oktober 2022 15:16 WIB
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam Millenials and Gen Z Summit 2022, Jumat (30/9/2022). (Humas Kemenko Ekonomi)
Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menuturkan digitalisasi yang tumbuh pesat pada masa pandemi COVID-19 menjadi akselerator pertumbuhan ekonomi nasional.
“Hampir seluruh negara, termasuk Indonesia, menggunakan digitalisasi sebagai akselerator pertumbuhan ekonomi dan menggunakan digitalisasi sebagai tempat untuk penciptaan lapangan pekerjaan,” kata Menko Airlangga Hartarto dalam Millenials and Gen Z Summit 2022 sebagaimana dikutip dalam keterangan resmi, di Jakarta, Minggu.
Lebih lanjut ia menjelaskan ekonomi digital diperkirakan pasarnya meningkat menjadi sekitar 135 hingga 144 miliar dolar AS pada 2025.
Membaca peluang tersebut, lanjutnya, pemerintah terus membangun infrastruktur pendukung digitalisasi melalui kerja sama dengan pemerintah luar negeri untuk menerapkan teknologi Low Earth Orbit Satelite (LEO) agar Indonesia dapat terkoneksi dengan negara lain.
“Transformasi digital terus didorong pemerintah dengan mempersiapkan infrastrukturnya antara lain fiber optik, jaringan 4G menjadi 5G, dan juga sedang disiapkan satelit yang tidak terlalu tinggi atau LEO. LEO Ini sudah diuji coba di Kalimantan Timur. Dengan satelit ini, kalau seluruhnya bisa terpasang, maka seluruh pulau di Indonesia terkoneksi,” jelas Menko Airlangga Hartarto.
Baca juga: Mendag sebut digitalisasi tiket emas pemulihan ekonomi dari pandemi
Selain penyiapan infrastruktur, kata dia, SDM yang memiliki kemampuan di bidang digital merupakan hal yang sangat penting sehingga pemerintah meluncurkan Program Kartu Prakerja pada April 2020 ketika pandemi COVID-19 yang merupakan program semi bansos dengan unsur pendidikan secara online didalamnya.
Program government to people pertama tersebut telah diapresiasi lembaga-lembaga dunia dan akan direplikasi untuk membantu negara-negara berkembang lain.
“Program Kartu Prakerja ini sudah dilakukan dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote. Ini menunjukkan bahwa readiness masyarakat Indonesia di sektor digital sudah siap,” ujar Menko Airlangga.
Saat ini Indonesia menjadi pemilik start-up terbanyak di ASEAN, dimana mayoritas perusahaan rintisan tersebut didirikan oleh generasi muda.
"Oleh karena itu, ini momentum emas. Jangan sia-siakan momentum ini. Saya apresiasi pertemuan ini yang menjadi tempat para generasi muda untuk berkumpul, mendapatkan info, melakukan networking, mendengarkan dari narasumber berpengalaman,” kata Menko Airlangga Hartarto.
Baca juga: BI tekankan digitalisasi sebagai kunci ekonomi Indonesia pascapandemi
Baca juga: Menko Airlangga: Ada 3 tantangan untuk perkuat fondasi ekonomi digital
“Hampir seluruh negara, termasuk Indonesia, menggunakan digitalisasi sebagai akselerator pertumbuhan ekonomi dan menggunakan digitalisasi sebagai tempat untuk penciptaan lapangan pekerjaan,” kata Menko Airlangga Hartarto dalam Millenials and Gen Z Summit 2022 sebagaimana dikutip dalam keterangan resmi, di Jakarta, Minggu.
Lebih lanjut ia menjelaskan ekonomi digital diperkirakan pasarnya meningkat menjadi sekitar 135 hingga 144 miliar dolar AS pada 2025.
Membaca peluang tersebut, lanjutnya, pemerintah terus membangun infrastruktur pendukung digitalisasi melalui kerja sama dengan pemerintah luar negeri untuk menerapkan teknologi Low Earth Orbit Satelite (LEO) agar Indonesia dapat terkoneksi dengan negara lain.
“Transformasi digital terus didorong pemerintah dengan mempersiapkan infrastrukturnya antara lain fiber optik, jaringan 4G menjadi 5G, dan juga sedang disiapkan satelit yang tidak terlalu tinggi atau LEO. LEO Ini sudah diuji coba di Kalimantan Timur. Dengan satelit ini, kalau seluruhnya bisa terpasang, maka seluruh pulau di Indonesia terkoneksi,” jelas Menko Airlangga Hartarto.
Baca juga: Mendag sebut digitalisasi tiket emas pemulihan ekonomi dari pandemi
Selain penyiapan infrastruktur, kata dia, SDM yang memiliki kemampuan di bidang digital merupakan hal yang sangat penting sehingga pemerintah meluncurkan Program Kartu Prakerja pada April 2020 ketika pandemi COVID-19 yang merupakan program semi bansos dengan unsur pendidikan secara online didalamnya.
Program government to people pertama tersebut telah diapresiasi lembaga-lembaga dunia dan akan direplikasi untuk membantu negara-negara berkembang lain.
“Program Kartu Prakerja ini sudah dilakukan dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote. Ini menunjukkan bahwa readiness masyarakat Indonesia di sektor digital sudah siap,” ujar Menko Airlangga.
Saat ini Indonesia menjadi pemilik start-up terbanyak di ASEAN, dimana mayoritas perusahaan rintisan tersebut didirikan oleh generasi muda.
"Oleh karena itu, ini momentum emas. Jangan sia-siakan momentum ini. Saya apresiasi pertemuan ini yang menjadi tempat para generasi muda untuk berkumpul, mendapatkan info, melakukan networking, mendengarkan dari narasumber berpengalaman,” kata Menko Airlangga Hartarto.
Baca juga: BI tekankan digitalisasi sebagai kunci ekonomi Indonesia pascapandemi
Baca juga: Menko Airlangga: Ada 3 tantangan untuk perkuat fondasi ekonomi digital
Pewarta: Sanya Dinda Susanti
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022
Tags: