Diangkat dari game, film horor "Pamali" rilis 6 Oktober
30 September 2022 18:34 WIB
Deretan pemain "Pamali" usai jumpa pers penayangan perdana film tersebut di Grand Indonesia, Jakarta, Jumat (30/9/2022) (ANTARA/Maria Cicilia Galuh)
Jakarta (ANTARA) - Berkisah tentang hal yang boleh dan tidak menurut kepercayaan dan tradisi suatu budaya, film horor "Pamali" akan tayang di bioskop mulai 6 Oktober 2022.
Menyusul kesuksesan "DreadOut", film ini merupakan sebuah adaptasi dari game keluaran StoryTale Studio yang berjudul "Pamali: Indonesian Folklore Horror" tahun keluaran tahun 2018.
Sutradara "Pamali" Bobby Prasetyo mengatakan membawa karakter game ke dalam film cukup memberikan tantangan dalam proses produksi.
Baca juga: "Pamali", film horor kolaborasi dengan game
Yang paling dirasakannya adalah bagaimana membuat penonton dapat terhubung dengan kisah-kisah pamali sekaligus tidak meninggalkan ciri dari game-nya.
"Semua karakter yang ada di sini ada di game-nya. Kita kayak cuma main puzzle aja pasang di sana-sini biar tetap kerasa game-nya yang diadaptasi ke film tapi dikasih sesuatu yang menarik," ujar Bobby usai pemutaran perdana film "Pamali" di Jakarta, Jumat.
Cerita "Pamali" dimulai dari sepasang suami istri Rika (Putri Ayudya) dan Jaka (Marthino Lio) yang menginap di rumah tua daerah pinggir kota. Rika beberapa kali melanggar pamali seperti perempuan hamil dilarang menggunting kuku saat malam hari dan menggunting rambut.
Tindakan-tindakan tersebut dipercaya dapat mendatangkan hal-hal buruk bagi diri sendiri. Belum lagi kisah pamali yang dilakukan oleh pemilik rumah terdahulu yang akhirnya meneror Rika dan Jaka.
Film "Pamali" menonjolkan nilai tradisi dan kebiasaan yang barangkali sudah ditinggalkan oleh masyarakat urban. Melalui film ini, penonton diajak untuk lebih menghargai kepercayaan dan larangan atau peringatan dari orang lain agar tidak mengundang petaka yang merugikan diri sendiri.
Putri Ayudya mengatakan bermain dalam film yang diadaptasi dari sebuah game cukuplah menantang. Apalagi pada game tersebut karakter Rika tidak pernah dijelaskan secara detail sifat-sifatnya.
"Karena Rika itu di game hanya suara, makanya saya harus juga mempertimbangkan penggemar game-nya," kata Putri.
Selain Putri Ayudya dan Marthino Lio, film ini juga dibintangi oleh Taskya Namya (Nenden), Lukman Rosadi (Dadang), Unique Priscilla (Lilis) dan Fajar Nugra (Cecep).
Baca juga: Vino Bastian merasa spesial perdana main horor untuk "Qodrat", kenapa?
Baca juga: Mengenal filosofi "Sedulur Papat Limo Pancer" dalam film "Jagat Arwah"
Baca juga: Mitos Rabu Wekasan di balik film horor "Inang"
Menyusul kesuksesan "DreadOut", film ini merupakan sebuah adaptasi dari game keluaran StoryTale Studio yang berjudul "Pamali: Indonesian Folklore Horror" tahun keluaran tahun 2018.
Sutradara "Pamali" Bobby Prasetyo mengatakan membawa karakter game ke dalam film cukup memberikan tantangan dalam proses produksi.
Baca juga: "Pamali", film horor kolaborasi dengan game
Yang paling dirasakannya adalah bagaimana membuat penonton dapat terhubung dengan kisah-kisah pamali sekaligus tidak meninggalkan ciri dari game-nya.
"Semua karakter yang ada di sini ada di game-nya. Kita kayak cuma main puzzle aja pasang di sana-sini biar tetap kerasa game-nya yang diadaptasi ke film tapi dikasih sesuatu yang menarik," ujar Bobby usai pemutaran perdana film "Pamali" di Jakarta, Jumat.
Cerita "Pamali" dimulai dari sepasang suami istri Rika (Putri Ayudya) dan Jaka (Marthino Lio) yang menginap di rumah tua daerah pinggir kota. Rika beberapa kali melanggar pamali seperti perempuan hamil dilarang menggunting kuku saat malam hari dan menggunting rambut.
Tindakan-tindakan tersebut dipercaya dapat mendatangkan hal-hal buruk bagi diri sendiri. Belum lagi kisah pamali yang dilakukan oleh pemilik rumah terdahulu yang akhirnya meneror Rika dan Jaka.
Film "Pamali" menonjolkan nilai tradisi dan kebiasaan yang barangkali sudah ditinggalkan oleh masyarakat urban. Melalui film ini, penonton diajak untuk lebih menghargai kepercayaan dan larangan atau peringatan dari orang lain agar tidak mengundang petaka yang merugikan diri sendiri.
Putri Ayudya mengatakan bermain dalam film yang diadaptasi dari sebuah game cukuplah menantang. Apalagi pada game tersebut karakter Rika tidak pernah dijelaskan secara detail sifat-sifatnya.
"Karena Rika itu di game hanya suara, makanya saya harus juga mempertimbangkan penggemar game-nya," kata Putri.
Selain Putri Ayudya dan Marthino Lio, film ini juga dibintangi oleh Taskya Namya (Nenden), Lukman Rosadi (Dadang), Unique Priscilla (Lilis) dan Fajar Nugra (Cecep).
Baca juga: Vino Bastian merasa spesial perdana main horor untuk "Qodrat", kenapa?
Baca juga: Mengenal filosofi "Sedulur Papat Limo Pancer" dalam film "Jagat Arwah"
Baca juga: Mitos Rabu Wekasan di balik film horor "Inang"
Pewarta: Maria Cicilia Galuh Prayudhia
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2022
Tags: