Mendag janji akan sederhanakan proses pengajuan subsidi kedelai
30 September 2022 15:27 WIB
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan saat berdiskusi dengan perajin tahu tempe di Bandarlampung, Lampung, Jumat (30/9/2022). ANTARA/Ruth Intan Sozometa Kanafi/aa.
Bandarlampung (ANTARA) - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengatakan akan mencoba menyederhanakan proses pengajuan subsidi kedelai bagi perajin tempe dan tahu.
"Tadi sudah kita dengar masukan dari para perajin tahu tempe di Lampung, kalau pengajuan subsidi cukup rumit karena harus membuat proposal dan lain sebagainya," ujar Mendag Zulkifli Hasan, di Bandarlampung, Jumat.
Ia mengatakan dengan adanya masukan tersebut maka pihaknya akan mencoba mencari cara penyaluran subsidi dengan cara yang lebih sederhana.
"Perajin tempe tahu ini kalau mau dapat subsidi prosesnya panjang harus isi data, punya NIB agak repot. Tapi nanti akan dibenahi akan mencari cara yang sederhana agar tidak sulit," katanya.
Dengan adanya subsidi Rp1.000 per kilogram untuk kedelai impor di pasar yang disalurkan melalui Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Kopti), Mendag mengharapkan hal itu dapat membantu pengusaha tahu dan tempe tradisional.
Baca juga: Kemendag beri subsidi Rp1.000 per kg untuk komoditas kedelai impor
"Diharapkan ini akan membantu perajin tempe tahu agar harga kedelai impor yang sebelumnya Rp13.000 per kilogram menjadi Rp12.000 per kilogram. Jadi pemerintah akan membantu dan memperjuangkan agar harga bisa stabil," tambahnya.
Tanggapan positif atas adanya hal tersebut disampaikan Sekretaris Kopti Lampung M Darja. "Bila memang syarat dan proses pemberian subsidi kepada perajin dapat disederhanakan tentu kami mendukung hal tersebut," katanya.
Ia mengatakan memang banyak perajin yang agak kesulitan dalam pengurusan dan proses mendapatkan subsidi tersebut, sehingga banyak yang berharap dapat segera disederhanakan.
"Harapannya dengan ada subsidi ini perajin tempe tahu dapat terus berproduksi dan mendapatkan harga kedelai yang terjangkau karena sekarang harganya sudah mencapai Rp13.000 per kilogram dengan proses yang mudah pula," kata Darja.
Baca juga: Mendag: Pemerintah segera atur harga acuan tahu dan tempe
Baca juga: Mendag yakin rencana penetapan harga beli akan dorong petani kedelai
"Tadi sudah kita dengar masukan dari para perajin tahu tempe di Lampung, kalau pengajuan subsidi cukup rumit karena harus membuat proposal dan lain sebagainya," ujar Mendag Zulkifli Hasan, di Bandarlampung, Jumat.
Ia mengatakan dengan adanya masukan tersebut maka pihaknya akan mencoba mencari cara penyaluran subsidi dengan cara yang lebih sederhana.
"Perajin tempe tahu ini kalau mau dapat subsidi prosesnya panjang harus isi data, punya NIB agak repot. Tapi nanti akan dibenahi akan mencari cara yang sederhana agar tidak sulit," katanya.
Dengan adanya subsidi Rp1.000 per kilogram untuk kedelai impor di pasar yang disalurkan melalui Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Kopti), Mendag mengharapkan hal itu dapat membantu pengusaha tahu dan tempe tradisional.
Baca juga: Kemendag beri subsidi Rp1.000 per kg untuk komoditas kedelai impor
"Diharapkan ini akan membantu perajin tempe tahu agar harga kedelai impor yang sebelumnya Rp13.000 per kilogram menjadi Rp12.000 per kilogram. Jadi pemerintah akan membantu dan memperjuangkan agar harga bisa stabil," tambahnya.
Tanggapan positif atas adanya hal tersebut disampaikan Sekretaris Kopti Lampung M Darja. "Bila memang syarat dan proses pemberian subsidi kepada perajin dapat disederhanakan tentu kami mendukung hal tersebut," katanya.
Ia mengatakan memang banyak perajin yang agak kesulitan dalam pengurusan dan proses mendapatkan subsidi tersebut, sehingga banyak yang berharap dapat segera disederhanakan.
"Harapannya dengan ada subsidi ini perajin tempe tahu dapat terus berproduksi dan mendapatkan harga kedelai yang terjangkau karena sekarang harganya sudah mencapai Rp13.000 per kilogram dengan proses yang mudah pula," kata Darja.
Baca juga: Mendag: Pemerintah segera atur harga acuan tahu dan tempe
Baca juga: Mendag yakin rencana penetapan harga beli akan dorong petani kedelai
Pewarta: Ruth Intan Sozometa Kanafi
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022
Tags: