Kupang (ANTARA) - Seorang anak berusia empat tahun di Kecamatan Riung Barat, Kabupaten Ngada, Provinsi Nusa Tenggara Timur meninggal dunia akibat tidak menerima suntikan vaksin antirabies (VAR) setelah digigit anjing rabies pada 17 Agustus 2022 lalu.

Sekretaris Komite Rabies Flores dan Lembata dr Asep Purnama, Sp.PD saat dikonfirmasi ANTARA dari Kupang, Jumat mengatakan bahwa kejadian seperti ini terjadi berulang kali.

“Jadi korban gigitan anjing rabies itu harus langsung disuntikkan VAR setelah digigit anjing rabies sehingga bisa tertolong,” katanya.

Ia menceritakan anak empat tahun tersebut setelah digigit anjing hanya dirawat begitu saja di Puskesmas Riung di Desa Benteng Tengah, Kecamatan Riung.

Ia menambahkan minimnya pengetahuan dari orang tua dan masih menganggap biasa gigitan anjing bisa berdampak pada kematian korban gigitan anjing.

Dalam beberapa kasus yang terjadi di Pulau Flores, Asep yang juga pemerhati masalah rabies itu mengatakan bahwa kejadian yang dialami bocah empat tahun di Kabupaten Ngada itu juga terjadi di berbagai kabupaten di Pulau Flores.

Selama September 2022 ini saja ada tiga kasus yang terjadi, yakni di Kabupaten Flores Timur, serta di Kabupaten Nagekeo termasuk dengan yang di kabupaten Ngada.

“Hal ini karena bisa jadi pengetahuan keluarga korban soal rabies ini masih minim,” tambah dia.

Dengan banyaknya kasus rabies yang terjadi di pulau Flores dia mengingatkan agar siapapun korban gigitan anjing rabies lainnya, diharapkan mengikuti tata laksana gigitan anjing rabies dengan benar.

Pertama-tama yang dilakukan adalah mencuci luka dengan sabun dengan air mengalir selama 10-15 menit

Kemudian segera ke fasilitas kesehatan terdekat (Rabies Center) untuk mendapatkan VAR dan atau SAR sesuai indikasi, demikian Asep Purnama.

Baca juga: Akibat gigitan anjing rabies, satu anak di Manggarai-NTT meninggal

Baca juga: Anjing di Sikka dieliminasi total

Baca juga: Lima Balita Digigit Anjing Rabies

Baca juga: 500 vial vaksin rabies tambahan diajukan untuk penanganan di Sikka-NTT