Sepak Bola Dunia
Maroko tuntut Adidas tarik kostum Aljazair karena pencurian budaya
30 September 2022 08:24 WIB
Skuad timnas Aljazair berpose sebelum laga kualifikasi Piala Dunia antara Aljazair dan Kamerun di Stadion Omnisport de Douala di Douala, Kamerun, 25 Maret 2022. (AFP/DANIEL BELOUMOU OLOMO)
Jakarta (ANTARA) - Maroko meminta perusahaan raksasa perlengkapan olahraga Jerman, Adidas, agar membatalkan desain kostum sepak bola timnas Aljazair karena dituding mencuri "warisan budaya Maroko".
Seperti disiarkan AFP, Jumat, pengacara Maroko Mourad Elajouti, atas nama kementerian kebudayaan negara ini, menyebut pola desain geometris yang dikenal sebagai "zellige" dan umum dalam mosaik keramik multiwarna Maroko, muncul di bagian atas kostum timnas Aljazair.
Dalam sebuah surat yang dikirimkan kepada CEO Adidas Kasper Rorsted, Elajouti menuntut penarikan kostum itu dalam waktu dua pekan karena diklaim "terinspirasi oleh seni" zellige Maroko.
Baca juga: Piala Dunia 2022 dan indikasi perubahan lanskap sepak bola global
Dalam salinan surat yang dilihat AFP itu, pengacara Maroko mencela "perampasan budaya dan upaya untuk mencuri warisan budaya Maroko".
Pada 23 September, Adidas merilis di Twitter foto jersey baru timnas Aljazair untuk musim 2022-2023 yang dikatakan "terinspirasi oleh budaya dan sejarah".
Desainnya, menurut Adidas, terilhami Istana Mechouar di Tlemcen di barat laut Aljazair.
Maroko dan Aljazair sejak lama berselisih mengenai wilayah Sahara Barat yang disengketakan kedua negara yang menjadi tempat Front Polisario dukungan Aljazair menuntut merdeka dari Maroko.
Aljazair memutuskan hubungan diplomatik pada Agustus 2021 seraya menuduh Rabat melancarkan "tindakan bermusuhan" yang menurut Maroko "sama sekali tidak dapat dibenarkan".
Baca juga: Timnas sepak bola amputasi Indonesia awali Piala Dunia lawan Argentina
"Kementerian Kebudayaan Maroko berhak menggunakan semua upaya hukum yang bisa dilakukan di hadapan pengadilan Jerman dan internasional," tambah pengacara itu dalam surat tersebut.
Dia juga mengancam akan membawa kasus itu "ke hadapan organisasi-organisasi yang berkaitan dengan perlindungan warisan dan hak cipta", termasuk Organisasi Kekayaan Intelektual Dunia (WIPO).
Wartawan dan pembawa acara TV Abdellah Tourabi termasuk di antara beberapa media sosial Maroko yang mengolok-olok langkah tersebut.
"Kita sedang mendalami hal absurd!" kata dia, seraya melontarkan sinisme bahwa apakah "Spanyol juga akan menggugat Maroko atas sebagian besar kuliner kita yang diambil dari Arab setelah mengambilnya dari Persia dan Turki yang dari siapa kita meminjam Kaftan dan simbol-simbol lainnya."
Baca juga: Survei: Dua dari tiga orang Indonesia akan menonton Piala Dunia
Seperti disiarkan AFP, Jumat, pengacara Maroko Mourad Elajouti, atas nama kementerian kebudayaan negara ini, menyebut pola desain geometris yang dikenal sebagai "zellige" dan umum dalam mosaik keramik multiwarna Maroko, muncul di bagian atas kostum timnas Aljazair.
Dalam sebuah surat yang dikirimkan kepada CEO Adidas Kasper Rorsted, Elajouti menuntut penarikan kostum itu dalam waktu dua pekan karena diklaim "terinspirasi oleh seni" zellige Maroko.
Baca juga: Piala Dunia 2022 dan indikasi perubahan lanskap sepak bola global
Dalam salinan surat yang dilihat AFP itu, pengacara Maroko mencela "perampasan budaya dan upaya untuk mencuri warisan budaya Maroko".
Pada 23 September, Adidas merilis di Twitter foto jersey baru timnas Aljazair untuk musim 2022-2023 yang dikatakan "terinspirasi oleh budaya dan sejarah".
Desainnya, menurut Adidas, terilhami Istana Mechouar di Tlemcen di barat laut Aljazair.
Maroko dan Aljazair sejak lama berselisih mengenai wilayah Sahara Barat yang disengketakan kedua negara yang menjadi tempat Front Polisario dukungan Aljazair menuntut merdeka dari Maroko.
Aljazair memutuskan hubungan diplomatik pada Agustus 2021 seraya menuduh Rabat melancarkan "tindakan bermusuhan" yang menurut Maroko "sama sekali tidak dapat dibenarkan".
Baca juga: Timnas sepak bola amputasi Indonesia awali Piala Dunia lawan Argentina
"Kementerian Kebudayaan Maroko berhak menggunakan semua upaya hukum yang bisa dilakukan di hadapan pengadilan Jerman dan internasional," tambah pengacara itu dalam surat tersebut.
Dia juga mengancam akan membawa kasus itu "ke hadapan organisasi-organisasi yang berkaitan dengan perlindungan warisan dan hak cipta", termasuk Organisasi Kekayaan Intelektual Dunia (WIPO).
Wartawan dan pembawa acara TV Abdellah Tourabi termasuk di antara beberapa media sosial Maroko yang mengolok-olok langkah tersebut.
"Kita sedang mendalami hal absurd!" kata dia, seraya melontarkan sinisme bahwa apakah "Spanyol juga akan menggugat Maroko atas sebagian besar kuliner kita yang diambil dari Arab setelah mengambilnya dari Persia dan Turki yang dari siapa kita meminjam Kaftan dan simbol-simbol lainnya."
Baca juga: Survei: Dua dari tiga orang Indonesia akan menonton Piala Dunia
Pewarta: Jafar M Sidik
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2022
Tags: