Baghdad (ANTARA News) - Sedikit-dikitnya enam orang tewas dan tujuh luka pada Sabtu akibat ledakan bom mobil di Musayib, 40 kilometer selatan Baghdad, demikian keterangan pihak keamanan Irak. Ia mengatakan kepada Kantor Berita Jerman (DPA) bahwa mobil dengan pengendara pembom bunuh diri meledak di persilangan jalan Awlad Muslim di kota itu. Sasaran serangan tersebut belum diketahui. Di Rashidiya, 35 kilometer selatan Bagdad, mortir jatuh di dua rumah dan menewaskan dua orang serta melukai lima orang lain, kata saksi. Para saksi menyatakan, tidak dapat mengetahui tempat peluncuran mortir itu, yang menewaskan satu pria dan satu wanita tersebut. Sementara itu, polisi Irak menemukan tujuh mayat di dua tempat terpisah di Karbala, 110 kilometer selatan Bagdad. Empat jasad, yang tampak tewas akibat tembakan, mengenakan seragam tentara Irak dan diborgol serta dibuang ke sungai Hindiya, timur Karbala. Dua dari ketiga jasad lain ditemukan polisi ronda dan dikenali sebagai dua bersaudara, yang diborgol dan ditembak mati di gurun Karbala. Semua jasad itu dibawa ke kamar mayat rumahsakit Hussein di kota tersebut. Sedikit-dikitnya 40 orang tewas dan 45 cedera akibat dua bom bunuh diri saat jemaah meninggalkan masjid Syiah di ibukota Irak seusai salat Jumat, kata petugas keamanan. Ledakan itu terjadi di dalam dan luar masjid Baratha di Bagdad utara, yang imamnya saat itu ialah Sheikh Jalaluddin al-Saghir, anggota parlemen dari Persekutuan Syiah Bersatu Irak, kelompok terbesar di ibukota Irak tersebut. Masjid itu milik SCIRI, kelompok terkuat dalam persekutuan tersebut. Serangan itu terjadi sehari sesudah bom mobil meledak di dekat masjid Syiah di kota Najaf, Irak selatan, yang menewaskan sekurang-kurangnya 13 orang. "Empat yang tewas adalah wanita," kata Issa Mohammed, kepala bagian kamar mayat Najaf, "Beberapa mayat hangus sepenuhnya." Bom di luar meledak di tempat parkir di dekat pintu gerbang pemakaman Wadi Salam (Lembah Perdamaian), kata pejabat keamanan, dengan menambahkan bahwa jam malam segera diberlakukan di kota itu. Ledakan itu terjadi pada hari yang sama ketika ratusan orang Syiah berunjukrasa di Najaf untuk menunjukkan dukungan bagi Perdana Menteri Ibrahim Jaafari. Pawai serupa berlangsung di kota suci Karbala dan di Sadr, kawasan miskin Bagdad. Jaafari, orang Syiah, menolak meninggalkan posnya, meski seruan dari kelompok Kurdi, Arab Suni dan bahkan sejumlah anggota partai Syiah, kubunya, meningkat baginya untuk mundur dari jabatan perdana menteri. Pencalonannya untuk jabatan perdana menteri menjadi salah satu rintangan utama dalam perundingan untuk membentuk pemerintah gabungan lebih dari tiga bulan setelah pemilihan umum. Partai Suni dan Kurdi serta pihak lain di blok dominan Syiah kubu Jaafari mendesaknya mundur, karena gagal mengendalikan kekerasan aliran. Pembentukan pemerintah tetap pertama pasca-Saddam Hussein tertunda akibat perselisihan sengit menyangkut jabatan kementerian utama dan perdana menteri. Sementara itu, satu polisi tewas dan tujuh orang lain cedera akibat dua bom jalanan meledak di Bagdad, Kamis pagi, kata petugas keamanan. (*)