Jakarta (ANTARA) - Sandiman Muda Direktorat Keamanan Siber dan Sandi Industri Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Ricky Aji menjelaskan saat ini terdapat 115 tim tanggap yang berada di bawah naungan lembaga pemerintah maupun swasta yang bertugas menjaga ruang digital.

"Kami bangun ekosistem tim tanggap insiden siber, saat ini sudah ada 115 tim tanggap insiden siber. Dengan adanya tim tanggap insiden siber baik di pemerintah dan private bisa jadi channel komunikasi positif dalam rangka sinergi dan kolaborasi keamanan siber," kata Ricky dalam diskusi keamanan siber di Jakarta, Kamis.

Ia menjelaskan, posisi BSSN adalah bertanggung jawab memimpin koordinasi di antara tim-tim tanggap darurat itu sehingga bisa saling memberikan masukan untuk mengoptimalkan keamanan siber di Indonesia.

Tim tanggap insiden siber itu saat ini memiliki komposisi yang didominasi dari pihak Pemerintah namun diisi juga oleh para pemangku kepentingan dari pihak swasta dari berbagai sektor misalnya seperti perbankan dan lembaga keuangan lainnya.

Adapun tim tanggap insiden siber itu bergerak di bawah regulasi Peraturan BSSN nomor 10 tahun 2020.

Tim tanggap insiden siber secara global mungkin dikenal dengan nama Computer Security Insident Response Team (CSIRT).

"Kita tahu sendiri bahwa sekarang bad actor saja sudah bekerjasama lewat forum-forum dan dark web melancarkan serangannya. Nah kita sebagai good actor sudah saatnya juga bekerjasama. Dan salah satunya lewat membentuk tim tanggap insiden siber ini dan didaftarkan ke BSSN agar ekosistemnya terkoordinasikan,"ujar Ricky.

Selain membentuk tim tanggap insiden siber sebagai tim yang bertugas menangani masalah-masalah keamanan siber secara reaktif, BSSN juga menyiapkan langkah pre-emptive dengan menyiapkan program-program untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang keamanan siber hingga pengelolaan keamanan.

Baca juga: BSSN sebut terjadi 1,6 miliar serangan siber sepanjang 2021

Baca juga: Indonesia buka peluang kerja sama keamanan siber dengan Rumania

Baca juga: China kecam AS atas serangan siber terhadap universitas China