Menlu Selandia Baru: Negara adidaya perlu dengarkan kebutuhan Pasifik
29 September 2022 13:51 WIB
Arsip - Menteri Luar Negeri Selandia Baru Nanaia Mahuta memimpin bersama Pertemuan Tingkat Menteri APEC 2021 di Wellington, Selandia Baru, 10 November 2021. (Jeff Tollan/APEC Selandia Baru/HO via Reuters/as)
Wellington (ANTARA) - Menteri Luar Negeri Selandia Baru Nanaia Mahuta pada Kamis mengatakan bahwa Amerika Serikat dan China harus terlibat dengan Pasifik melalui Forum Kepulauan Pasifik, dan berusaha memenuhi kebutuhan kawasan tersebut.
Mahuta mengatakan pada sidang komite pemilihan Urusan Luar Negeri dan Perdagangan Selandia Baru bahwa dia telah menyampaikan kepada AS tentang pentingnya bagi mereka dan negara adidaya lain untuk terlibat dengan negara-negara di Pasifik dengan menggunakan sistem yang ada.
Dia mengatakan kegagalan Menlu China Wang Yi untuk mengubah hubungan bilateral menjadi kesepakatan multilateral menunjukkan bahwa negara-negara di Pasifik mulai berpikir tentang bagaimana mereka ingin kepentingan keamanan mereka direfleksikan.
"Saya kira tidak semua dari mereka merasa nyaman dengan negara adidaya mana pun," katanya.
Meski AS menganggap Pasifik sebagai halaman belakang maritim mereka sejak Perang Dunia Kedua, pengaruh China telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir.
Beberapa negara di Pasifik mengeluh karena terjebak di antara perang pengaruh negara-negara adidaya.
AS mengadakan pertemuan puncak selama dua hari dengan para pemimpin Pasifik yang berfokus pada isu seperti perubahan iklim dan kesehatan.
Menlu AS Antony Blinken mengatakan bahwa AS dan negara-negara yang hadir menyepakati "deklarasi kemitraan antara AS dan Pasifik".
Mahuta mengaku telah memberi tahu para mitra pertemuan Pasifik Biru bahwa mendengarkan aspirasi negara-negara Pasifik dan kebutuhan mereka merupakan hal penting.
"Saya kira sangat penting bagi kami untuk berkoordinasi dan berkolaborasi di beberapa bidang utama yang dapat membantu Pasifik mencapai prioritas mereka," kata dia.
Sumber: Reuters
Baca juga: Inggris ingin hubungan yang semakin erat dengan kawasan Indo-Pasifik
Baca juga: RI-AS berkomitmen tingkatkan kerja sama di tataran Indo-Pasifik
Mahuta mengatakan pada sidang komite pemilihan Urusan Luar Negeri dan Perdagangan Selandia Baru bahwa dia telah menyampaikan kepada AS tentang pentingnya bagi mereka dan negara adidaya lain untuk terlibat dengan negara-negara di Pasifik dengan menggunakan sistem yang ada.
Dia mengatakan kegagalan Menlu China Wang Yi untuk mengubah hubungan bilateral menjadi kesepakatan multilateral menunjukkan bahwa negara-negara di Pasifik mulai berpikir tentang bagaimana mereka ingin kepentingan keamanan mereka direfleksikan.
"Saya kira tidak semua dari mereka merasa nyaman dengan negara adidaya mana pun," katanya.
Meski AS menganggap Pasifik sebagai halaman belakang maritim mereka sejak Perang Dunia Kedua, pengaruh China telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir.
Beberapa negara di Pasifik mengeluh karena terjebak di antara perang pengaruh negara-negara adidaya.
AS mengadakan pertemuan puncak selama dua hari dengan para pemimpin Pasifik yang berfokus pada isu seperti perubahan iklim dan kesehatan.
Menlu AS Antony Blinken mengatakan bahwa AS dan negara-negara yang hadir menyepakati "deklarasi kemitraan antara AS dan Pasifik".
Mahuta mengaku telah memberi tahu para mitra pertemuan Pasifik Biru bahwa mendengarkan aspirasi negara-negara Pasifik dan kebutuhan mereka merupakan hal penting.
"Saya kira sangat penting bagi kami untuk berkoordinasi dan berkolaborasi di beberapa bidang utama yang dapat membantu Pasifik mencapai prioritas mereka," kata dia.
Sumber: Reuters
Baca juga: Inggris ingin hubungan yang semakin erat dengan kawasan Indo-Pasifik
Baca juga: RI-AS berkomitmen tingkatkan kerja sama di tataran Indo-Pasifik
Penerjemah: Katriana
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2022
Tags: