Laporan dari China
Sinopharm-Merck kerja sama, obat COVID bakal diproduksi di China
29 September 2022 09:10 WIB
Pil antivirus COVID-19 eksperimental, molnupiravir, yang sedang dikembangkan oleh Merck & Co Inc dan Ridgeback Biotherapeutics LP terlihat dalam foto tak bertanggal yang dirilis oleh Merck & Co Inc dan diperoleh Reuters pada 26 Oktober 2021. (ANTARA/Merck & Co Inc/HO via Reuters/as)
Beijing (ANTARA) - Produsen vaksin terbesar di China Sinopharm dan perusahaan farmasi terbesar di Amerika Serikat Merck Sharp & Dohme (MSD) menandatangani kesepakatan kerja sama, Rabu (28/9).
Dengan adanya kesepakatan tersebut, Sinopharm akan menjadi diler dan agen eksklusif obat anti-COVID-19 buatan MSD di China.
Kedua pihak juga akan menegosiasikan kelayakan transfer teknologi sehingga obat anti-COVID-19 Molnupiravir nantinya bisa diproduksi dan tersedia di pasaran China daratan, demikian pernyataan Sinopharm dikutip Global Times.
Sinopharm akan secara aktif mendorong produksi secara lokal setelah MSD mentransfer teknologi untuk membantu China memerangi pandemi.
Baca juga: Malaysia perluas penggunaan obat antiviral oral untuk pasien COVID-19
Molnupiravir salah satu obat anti COVID-19 yang banyak digunakan selain Paxlovid yang dibuat oleh Pfizer.
Molnupiravir telah disetujui untuk penggunaan darurat di lebih dari 40 negara, termasuk AS, Uni Eropa, Australia, Jepang, dan Korea Selatan.
Hong Kong dan Taiwan juga menggunakan obat buatan MSD tersebut.
Hingga Agustus 2022, MSD telah mendistribusikan 8,6 juta set Molnupiravir ke 30 pasar di berbagai negara dan digunakan perawatan untuk 1,8 juta pasien.
CEO Sinopharm Liu Jingzhen mengatakan kerja sama dengan MSD merupakan tindakan nyata dalam mengatasi pandemi dan membangun kesehatan masyarakat global.
Ia berharap kedua belah pihak dapat mengeksploitasi keunggulan masing-masing sehingga masyarakat mampu menjangkau akses obat-obatan tersebut.
CEO MSD Rob Davis merasa senang bisa bekerja sama dengan Sinopharm.
"Ini upaya terbesar kami dalam membantu dunia memerangi pandemi dan mendukung perawatan global," ujarnya.
Baca juga: Obat oral COVID-19 Pfizer untuk penggunaan darurat dapat izin BPOM
Baca juga: Obat COVID buatan China mulai dipasarkan seharga Rp659 ribu per botol
Dengan adanya kesepakatan tersebut, Sinopharm akan menjadi diler dan agen eksklusif obat anti-COVID-19 buatan MSD di China.
Kedua pihak juga akan menegosiasikan kelayakan transfer teknologi sehingga obat anti-COVID-19 Molnupiravir nantinya bisa diproduksi dan tersedia di pasaran China daratan, demikian pernyataan Sinopharm dikutip Global Times.
Sinopharm akan secara aktif mendorong produksi secara lokal setelah MSD mentransfer teknologi untuk membantu China memerangi pandemi.
Baca juga: Malaysia perluas penggunaan obat antiviral oral untuk pasien COVID-19
Molnupiravir salah satu obat anti COVID-19 yang banyak digunakan selain Paxlovid yang dibuat oleh Pfizer.
Molnupiravir telah disetujui untuk penggunaan darurat di lebih dari 40 negara, termasuk AS, Uni Eropa, Australia, Jepang, dan Korea Selatan.
Hong Kong dan Taiwan juga menggunakan obat buatan MSD tersebut.
Hingga Agustus 2022, MSD telah mendistribusikan 8,6 juta set Molnupiravir ke 30 pasar di berbagai negara dan digunakan perawatan untuk 1,8 juta pasien.
CEO Sinopharm Liu Jingzhen mengatakan kerja sama dengan MSD merupakan tindakan nyata dalam mengatasi pandemi dan membangun kesehatan masyarakat global.
Ia berharap kedua belah pihak dapat mengeksploitasi keunggulan masing-masing sehingga masyarakat mampu menjangkau akses obat-obatan tersebut.
CEO MSD Rob Davis merasa senang bisa bekerja sama dengan Sinopharm.
"Ini upaya terbesar kami dalam membantu dunia memerangi pandemi dan mendukung perawatan global," ujarnya.
Baca juga: Obat oral COVID-19 Pfizer untuk penggunaan darurat dapat izin BPOM
Baca juga: Obat COVID buatan China mulai dipasarkan seharga Rp659 ribu per botol
Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2022
Tags: