Jakarta (ANTARA) - PT Gunung Raja Paksi, Tbk (GRP) siap mendukung pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) baru dengan pengembangan produk-produk yang ramah lingkungan, sesuai konsep pembangunan IKN.

“Dalam pembangunan IKN yang mengutamakan green environment, kami mengamati bahwa perlu produk-produk yang mempunyai green label. Untuk itu, kami siap dan tetap berkomitmen untuk mendukung pembangunan IKN dengan produk-produk yang ramah lingkungan,” ujar Presiden Direktur GRP Abednedju Giovano Warani Sangkaeng dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.

Menurut dia, selama ini pihaknya fokus dengan produk baja ramah lingkungan, bahkan saat ini pun perusahaan sedang menyusun peta jalan (roadmap) untuk ekonomi berkelanjutan dan mengurangi dampak emisi karbon.

Dalam kaitan itu pula, lanjut Argo, perusahaan fokus pada program Environment Sosial Governance (ESG) dalam mengelola bisnis karena program tersebut akan berpengaruh terhadap cost of capital yang rendah dan valuasi yang tinggi, efisien, serta berkelanjutan.

“Dalam program ESG, faktor lingkungan menjadi perhatian kami. Melalui program ini, produk-produk kami pun mudah diterima semua kalangan, aman, dan terlindungi,” ujarnya.

Argo, panggilan akrab Abednedju Giovano menambahkan, bahwa produk baja perusahaan tersebut telah memperoleh sertifikat Environmental Product Declaration (EPD) yang merupakan Label Lingkungan Tipe III, yakni standard produk baja untuk memenuhi kebutuhan green building.

Sertifikasi EPD, menunjukkan bahwa perusahaan telah berpartisipasi secara transparan dan objektif memberikan informasi dampak terhadap lingkungan atas pengolahan produk baja.

“Raihan sertifikasi internasional bidang lingkungan tersebut, sekaligus membuktikan komitmen keberlanjutan kami dalam memproduksi baja,” katanya.

Dengan sertifikasi EPD, lanjut Argo, perusahaan dapat menyuplai kebutuhan material baja untuk projek pembangunan gedung atau konstruksi hijau,, termasuk di pasar Australia dan New Zealand.

Terkait hal itu Menteri Perdagangan Zulkifili Hasan beberapa waktu lalu mengapresiasi keberhasilan produsen baja nasional tersebut menembus pasar Selandia Baru, karena tak mudah dan dibutuhkan persyaratan yang sangat ketat.

Baca juga: Menakar multiplier effect positif dari pembangunan IKN Nusantara