Yogyakarta (ANTARA) - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono meminta para peneliti di perguruan tinggi menghasilkan banyak inovasi teknologi teknik rekayasa gempa untuk mendukung konstruksi pembangunan rumah, bangunan, dan infrastruktur tahan gempa.

Saat menyampaikan pidato secara daring dalam Konferensi Internasional tentang Rekayasa Gempa (ICEEDMS) ke-5 di Fakultas Teknik UGM Yogyakarta, Rabu, Basuki menuturkan inovasi diperlukan karena Indonesia merupakan negara yang berada di daerah kawasan bencana terutama gempa bumi.

"Negara ini rentan terkena bencana gempa bumi. Pemerintah menyiasatinya dengan menyiapkan desain bangunan dan infrastruktur yang tahan gempa dengan ukuran sesuai dengan konsep mitigasi bencana," ujar Basuki dikutip dari laman resmi UGM.

Baca juga: Akademisi: Pembangunan infrastruktur harus perhatikan potensi bencana

Basuki menilai desain bangunan dan infrastruktur tahan gempa selalu mengalami perkembangan sehingga perlu sinergi antara pemerintah dengan para peneliti di kampus.

"Saya melihat perlu ada harmoni dan sinergi antara riset teknik rekayasa gempa, pihak industri dan pemerintah untuk mendukung kegiatan mitigasi kegempaan baik di Indonesia dan di negara lainnya," ujar dia.

Untuk mengantisipasi risiko kerusakan akibat gempa bumi, kata dia, selama ini Kementerian PUPR terus melakukan kegiatan mitigasi pada proyek pembangunan perumahan dan proyek pembangunan infrastruktur dengan konsep desain tahan terhadap goncangan gempa bumi.

Baca juga: Peneliti: Penggunaan bahan bangunan ringan lebih tahan gempa

Bahkan, katanya, berbagai proyek bendungan dan jembatan di Tanah Air juga menggunakan konstruksi tahan gempa.

"Dari desain bangunan jembatan, dam hingga konstruksi infrastruktur lepas pantai. Kita selalu melakukan evaluasi kinerja seismik dan menerapkan rehabilitasi struktur bangunan dengan desain tahan gempa," ujar dia.

Dalam kesempatan itu, Prof Jonathan Bray dari Universitas California, Amerika Serikat, menuturkan tingkat kerusakan bangunan saat terjadi gempa dipengaruhi oleh kekakuan material tanah di permukaan, kondisi batuan keras sampai lunak, kedalaman batuan dasar untuk rasio impedansi.

Baca juga: Kemen PUPR kembangkan Permen terkait infrastrukur tahan gempa

"Kekakuan dan redaman material nonlinier berpengaruh pada regangan geser dengan intensitas goncangan," kata Jonathan.